Part 15

695 113 22
                                    

Di samping itu, Adrian juga sudah terkapar di jalan karena terlalu banyak yang menghadang. Wajahnya sudah semakin babak belur dan sudut bibirnya mengucurkan darah. Dia sudah tidak berani dan tidak kuat lagi melawan mereka. Untungnya mereka tidak membuat Adrian sampai pingsang. Mereka semua yang tersisa kini menghadap ke arah Ranggel karena tujuan utama mereka ada pada Ranggel. Yaitu, uang hadiah yang berada dalam tas Abigeal yang digendong Ranggel.

"Siniin uangnya, Anjing!" umpat Hanzo kembali memukuli wajah Ranggel yang sudah dibuat berlutut olehnya.

"Belum ... hosh ... hosh ... selesai." elak Ranggel dan kemudian berteriak kencang, "Kuramaaaa!" pekik Ranggel layaknya Naruto memanggil biju ekor sembilan.

Jelas-jelas nyawanya hampir melayang di tangan Hanzo, dia justru membuat Hanzo tambah marah karena teriakannya. Hanzo merasa sangat dipermainkan oleh Ranggel. Hanzo pun mengepalkan tangannya dan mulai menggerakkan pukulannya ke arah Ranggel. Ranggel seketika menutup kedua bola matanya karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia hanya bisa bersiap menerima pukulan selanjutnya dari Hanzo.

Sepersekian detik pukulan Hanzo tidak juga sampai kewajahnya yang membuat Ranggel membuka bola matanya perlahan. Terlihat sebuah tangan kekar mengehentikan pergerakan Hanzo dan mencekalnya dengan kuat. Ranggel mengedip-ngedipkan matanya melihat siapa yang tengah membantunya kali ini. Orang yang menyandang sebuah tas yang cukup besar dipunggungnya, memakai kacamata bulat, dan juga memakai seragam sekolah yang sama dengannya. Siapa lagi kalau bukan Reiga Dion Pratama.

"Busyettt, dah! Dipanggil Kurama, yang datang malah Kura-kura Ninja," kekeh Ranggel saat melihat Dion menghempaskan tangan Hanzo dengan sangat kasar. Dion memang terlihat seperti kura-kura ninja di mata Ranggel karena memakai tas besar yang tampak seperti cangkang.

"Brengsek mana lagi, nih?" pekik Hanzo membuat teman-temannya menghadap ke arah Dion bersamaan.

Tanpa aba-aba Dion melayangkan pukulan yang cukup keras ke arah Hanzo. Karena melihat Abigeal yang sudah tidak sadarkan diri, membuatnya semakin brutal memukuli Hanzo. Emosinya sudah sangat memuncak saat itu. Dion sampai membuat Hanzo juga tidak sadarkan diri. Hal itu terjadi sebelum teman-temannya bisa membantu Hanzo melawan Dion.

Kini Dion menghadap ke arah teman-teman Hanzo. Mata tajam di balik kacamata itu memburu mereka satu persatu. Dion mulai mengeratkan kepalan tangannya dan bersiap menunggu serangan dari empat orang yang tersisa. Pukulan dan kakinya yang ringan tentunya membuat Dion leluasa dan mudah melawan empat orang yang sudah sedikit lemah karena pertarungan mereka sebelumnya.

Mereka berempat akhirnya memohon ampunan kepada Dion agar Dion tiak membuat mereka lebih parah lagi dari itu. Mereka tidak ingin bernasib sama seperti yang dialami Hanzo. Namun, tidak satu pun dari mereka yang diampuni Dion. Tanpa rasa belaskasihan sedikit pun, Dion memukuli, menendang, dan menjambak mereka satu-persatu. Bagaimana Dion tidak sebrutal itu kepada mereka, mereka saja tega membuat Abigeal tak sadarkan diri. Padahal dia seorang perempuan yang yang tanpa rasa belaskasihan mereka buat sampai pingsan. Tentunya itu sangat memancing amarah seorang Dion.

"Dion, udah! Kita harus segera bawa Bos Abigeal ke rumah sakit! Jangan buang waktu lagi," ujar Adrian menghentikan aksi Dion.

Benar juga kata Adrian, Abigeal harus segera di bawa ke rumah sakit sekarang. Akhirnya Dion melepaskan mereka yang sudah dibuat gemetaran dan kesakitan oleh Dion. Tidak ada yang berani menatap mata Dion kala itu. Amarah Dion yang seakan membunuh mereka membuat mereka sulit mengatur napas dan pandangan mereka. Getaran pada tubuh mereka juga menunjukkan betapa menakutkannya Dion di mata mereka.

Dion segera berlari ke arah Abigeal dan segera mengangkat tubuh Abigeal yang sudah terkapar dijalanan dari tadi. Raut kecemasan mulai menghiasi wajah polos Dion yang sudah keringatan saat melihat perempuan dalam gendongannya kini lemah tidak berdaya. Dengan luka lebam yang cukup banyak diwajahnya.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang