Set pertama sudah selesai, permainan dinyatakan seri. Abigeal sudah dari tadi memegangi botol Aq*a untuk membalas perbuatan Brandon yang pertama kali membuatnya jengkel. Ini saatnya Abigeal balas dendam dengan meneguk air juga di depan Brandon yang sudah kelelahan karena bermain.
Abigeal melangkahkan kakinya ke arah peristirahatan sebelas IPA-3. Di sana sudah ada Gelin yang mengelap keringat Brandon dengan handuk kecil. Abigeal sampai menggertakkan giginya karena cemburu.
"Oppa, tunggu di sini ya, aku beliin minuman buat kalian dulu," ujar Gelin dan berlari menuju kantin.
Abigeal yan tidak mau kalah dengan Gelin mencoba mengesampingkan egonya dengan menyerahkan air Aq*a yang dimilikinya kepada Brandon. Yang rencananya akan dibuatnya untuk balas dendam kepada Brandon. Daripada Brandon meminum air yang dibelikan Gelin, lebih baik Brandon meminum air yang diberikannya.
"Nih!" Abigeal menyodorkan botol Aq*a itu kepada Brandon.
Karena sudah sangat kehausan, Brandon mengambilnya tanpa menunggu Gelin yang sudah bela-belaan ke kantin untuk membelikan dia dan teman-temannya minuman. Brandon meneguknya hampir habis dan menyerahkan kembali botol itu kepada Abigeal.
"Duduk!" titah Brandon menyuruh Abigeal untuk duduk disampingnya.
Abigeal menurut, dia juga merasa lelah karena dari tadi hanya berdiri di pinggir lapangan. Abigeal pun meneguk air yang masih tertinggal sedikit di botol Aq*a itu karena agak grogi duduk di samping Brandon. Dia tidak sadar kalau air itu sudah diminum oleh Brandon terlebih dahulu.
"Lo minum?" tanya Brandon, "Itu ciuman secara tidak langsung, loh!" ujarnya santai.
Abigeal yang masih menahan air dalam mulutnya spontan menyemburkannya dan membelalakkan mata. Dia benar-benar tidak sadar sudah melakukannya. Wajahnya seketika memerah karena ucapan Brandon barusan.
"Kenapa?" tanya Brandon kaget dengan aksi Abigeal, "Biasa aja kali, tapi lo harus tau ini pertama kalinya gue minum satu botol sama cewek," ujarnya lagi.
"Bukan gitu! Gue takut rabies" ujar Abigeal jelas meledek dan untuk menghilangkan rasa malunya.
"Rabies? Lo kira gue apaan? Binatang?" tanya Brandon risih. Brandon merasa tersindir dengan ucapan Abigeal. Dia mengangkat tangannnya dan merangkul kepala Abigeal ke dalam dekapan.
"Ahaha! Lo bau tau! Gue enggak bilang gitu!" ucap Abigeal meralat ucapannya.
"Makan tuh, ketek gue," ujar Brandon mempererat dekapannya, "katanya enggak boleh samain orang dengan binatang? Dasar!" cerocos Brandon kesal.
"Ah, Brandon bau ... ampun woi." teriak Abigeal dan menutup hidungnya dramatis.
"Rasain." Brandon tidak mendengarkan teriakan Abigeal.
Dari kejauhan Gelin datang dengan membawa kantong kresek yang berisi minuman untuk Brandon dan teman-teman. Gelin pun melempar kresek itu di samping Brandon yang masih becanda dengan Abigeal. Sontak Brandon melepaskan Abigeal dan mencoba menenangkan Gelin yang sudah mulai berembun.
Teman-teman Brandon yang lain agak kaget mendapati Gelin yang melemparkan kresek berisi air minuman itu. Mereka tidak ada yang berani berbicara satu orang pun. Bukan karena takut melihat kemarahan Gelin, tapi takutnya terjadi pertempuran yang tidak diinginkan antar Abigeal, Brandon, dan Gelin. Yang mengharuskan mereka terlibat nantinya.
Gelin membalikkan badannya untuk menjauh dari sana, Brandon pun ingin menahan Gelin saat itu. Belum sempat dia menghentikannya, peluit tanda set kedua sudah ditiup yang membuatnya mau tidak mau harus kembali masuk kelapangan.
Teman-teman Brandon yang belum sempat minum segera berebutan mengambil air minum yang dibawakan Gelin tadi. Lalu, mereka pun berlari menuju lapangan agar tidak dimarahi wasit. Abigeal yang dari tadi hanya diam, sekarang tengah tertawa kecil karena merasa menang dari Gelin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Direction (End✅)
Teen FictionGenre : Comedy romance Follow sebelum baca! Tidak ada yang spesial di sini. Hanya cerita gaje tentang pasangan gila dan persahabatan yang juga gila. Start : 28 Desember 2020 Finish : 11 Maret 2021