Part 59

302 53 0
                                    

Setelah memakan waktu cukup lama di lintasan. Akhirnya mereka sampai di pesta yang digelar mewah. Abigeal sendiri bahkan takjub dengan dekorasinya yang indah. Namun, tidak tertutup kemungkinan kalau keluarganya bisa membuat acara pesta yang lebih menawan dan menakjubkan dari ini.

Saat Laras turun, Abigeal berbisik. "Ma, bawain Abigeal makanan ke sini ya, Ma. Laper, nih!" bisiknya.

"Makanya, ikut ke dalam!" sahut Laras.

"Enggak, ah. Mama masuk gih, sana!" kesal Abigeal dan menidurkan kepalanya di sandaran mobil.

Abigeal mengotak-atik ponselnya dan melihat Brandon mengunggah sebuah story di-whatsapp-nya. Di mana ada foto seorang perempuan yang diambil dari samping. Terlihat di foto, perempuan itu sedang mengorek telinga memakai jari kelingking. Dengan caption 'Gadisku' dan disertai dengan emoticon peluk. Siapa lagi kalau bukan Abigeal sendiri.

"Hah? Ini gue? Aaa, malu deng! Mana fotonya begini lagi! Argghh! Ngeselin nih, anak." Boro-boro Abigeal membalasnya.

[Hapus, Don! Malu, ih!] Abigeal mengirimnya dan disertai emoticon kesal dan marah.

[Lucu tau!] Brandon membalas cepat.

"Lucu, lucu jidatmu, udah jelas-jelas jelek begini. Galeri gue aja enggak ada foto gue karena apa coba? Ya, karena burik lah!" monolog Abigeal.

[Hapus, Don! Kalau enggak mau, gue ngambek!]

[Ehehe, udah kok!]

Abigeal mengecek kembali story-nya dan benar saja sudah dihapus oleh Brandon. Abigeal pun mengembuskan napas lega. Entah kapan Brandon mengambil fotonya yang sedemikian rupa. Bahkan, Abigeal sendiri tidak ingat pernah mengorek kuping di depan Brandon.

Pintu mobil Abigeal diketuk seseorang, Abigeal tidak jadi membalas pesan Brandon dan membuka kaca mobilnya. Dia melihal Laras membawakan sepiring makanan dengan seorang gadis yang memakai dress biru lembut. Tampak cantik dan modis yang membuat Abigeal terperangah, tapi bukan karena kecantikannya. Melainkan karena gadis itu adalah Gelin.

"Eh, ada si Galon! Di undang juga, ya?" sapa Abigeal sambil mengambil makanan di tangan Laras.

Gelin menatapnya tajam, seketika aura kecantikannya tertelan tatapan horornya. Ingin marah, tapi dia jaga image di depan Laras. Dia hanya menatap tanpa menjawab ejekan Abigeal.

Laras yang mendengar ucapan Abigeal menatap mereka satu persatu. Aura tidak bersahabat terpancar di wajah mereka masing-masing.

"Kalian udah kenal ya, rupanya!" sahut Laras mencoba membuat suasana sesantai mungkin.

"Iya, Ma. Ini tuh, namanya Galon, Ma. Apalagi pakai baju biru, semakin tergambar kegalonannya!" kekeh Abigeal sambil terus memakan makanannya.

"Bigeal, jangan ngomong gitu, dia ini anak teman mama!" pelotot Laras.

"Saya pergi dulu, soalnya anak tante ini enggak suka sama saya!" Gelin melangkah menjauh.

Laras tampak kebingungan menanggapi dua gadis itu. "Aduh!" dengkus Laras sambil melihat Abigeal dan Gelin satu-persatu.

"Bukannya elo yang enggak suka sama gue?" teriak Abigeal.

"Udah, Geal. kamu ini, ya! Kalian kenapa enggak akur, hah?" tanya Laras.

"Karena laper, Ma. Makanya Bigeal makan!" jawab Abigeal tanpa tau kemana arah pembicaraan Laras, dia hanya sibuk makan.

"Aaah! Udah cepat! Mama mau ngambil piringnya!" Laras merebut piring yang dipegang Abigeal lalu kembali masuk ke tempat pesta.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang