Part 1

6.1K 446 34
                                    

Hari sudah sedikit sore. Seorang gadis berkuncir asal tampak sedang asyik memandikan motor kesayangannya. Sambil bersiul-siul kecil dia terus menggosok tubuh motornya agar semakin mengkilat. Abigeal Morgan namanya, gadis yang baru berumur 17 tahun itu bersekolah di SMA Negeri 1 Jagat Raya, dia sekarang duduk di kelas sebelas IPA-1. Gadis yang periang, keras kepala, dan juga tomboy.

"Bigeal." teriak seseorang dari arah dalam rumah kediamannya.

"Iya, Ma!" jawabnya tak kalah berteriak.

"Sini bentar!" titahnya yang membuat Abigeal menghentikan kegiatan mencuci motor.

Abigeal berlari kecil ke arah suara mamanya. "Ada apa?" tanya Abigeal dengan raut sedikit kesal.

"Kamu ke pasar bentar, ya! Beli ikan setengah kilo," titahnya sambil menyodorkan beberapa lembaran uang kepada Abigeal. Laras namanya, wanita berparas cantik dan terlihat masih muda itu sebenarnya sudah cukup berumur. Hanya saja dia masih terlalu cantik untuk seseorang yang sudah berumur 45 tahun.

"Tapi, Ma ... aku lagi cuci motor nih," tolak Abigeal kesal.

"Ya, udah. Kalau begitu nanti malam enggak usah makan aja sekalian," ancam Laras yang membuat Abigeal langsung mengambil uang di tangan Laras.

"Setengah kilo 'kan, Ma?" tanya Abigeal pura-pura memastikan, lalu tersenyum paksa.

"Iya," sahut Laras.

"Ya, udah, aku pergi dulu!" ucap Abigeal dan langsung berlari.

Terlebih dahulu Abigeal mengambil kunci motornya di atas nakas dekat meja TV. Abigeal bergegas ke luar agar bisa cepat-cepat menyelesaikan tugas yang diberikan Laras kepadanya.

Di depan body motornya Abigeal berhenti. "Lah? Motor gue 'kan belum selesai gue cuci! Arrggg!" monolog Abigeal yang merasa bodoh dengan dirinya sendiri.

Abigeal kembali masuk ke dalam rumah, dengan sedikit kesal Abigeal menaruh kembali kunci motor di samping TV. Abigeal lalu berjalan ke arah dapur mencari Laras dan meminta uang tambahan untuk ojek nanti. Mobilnya memang ada dua, hanya saja yang satu dibawa Morgan papanya Abigeal dan yang satunya lagi sedang berada di bengkel.

"Ma, tambahin uangnya dong! Motornya 'kan masih dicuci, jadi aku perginya naik ojek aja," ujar Abigeal dengan nada kesal.

Laras merogoh sakunya dan menyerahkan lagi selembar uang kepada Abigeal. Abigeal langsung menerimanya dengan wajah sedikit manyun. Kemudian Abigeal segera pergi supaya tidak kelamaan mencari tukang ojek.

Baru saja Abigeal keluar dari pekarangan rumah, keberuntungan berpihak padanya. Tukang ojek melintas didepannya seolah tau kalau Abigeal sedang membutuhkan. Abigeal langsung menghentikan tukang ojek tersebut dengan melambai-lambaikan tangannya.

"Ke pasar!" titah Abigeal dan langsung naik ke atas motor tukang ojek yang belum benar-benar berhenti.

"Siip!" balas tukang ojek dan melajukan motornya ke arah pasar.

Sesampainya di pasar, Abigeal melihat orang-orang sudah agak berkurang. Mungkin karena sudah sore. Abigeal kemudian bergegas mencari penjual ikan. Saat yang dicari ditemukan, tanpa pikir panjang lagi Abigeal langsung membelinya karena dia tidak tahan dengan bau pasar.

Beberapa saat kemudian, Abigeal keluar dari kerumunan pasar dengan sudah menenteng kantong kresek berisi ikan. Meskipun Abigeal terlahir dari keluarga kaya, tapi Abigeal tidak akan segan-segan untuk belanja di pasar.

Kali ini, keberuntungan justru berpaling darinya. Beberapa tukang ojek yang ditemui sudah diberhentikan terlebih dahulu oleh orang lain dan juga hari sudah semakin sore. Mau bagaimana lagi, Abigeal memilih untuk jalan kaki saja, menelusuri pinggir jalan yang agak basah karena habis hujan deras.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang