Abigeal tersenyum dan mengikuti langkah Brandon. Walau agak kesulitan berjalan memakai hak tinggi, dia tetap berjalan sesantai mungkin. Meskipun kakinya terasa bergetar menahan agar tidak terjatuh. Malu pastinya jika itu sampai terjadi, apalagi di depan orang yang disayangi.
Tanpa mereka sadari, seroang yang dari tadi mengikuti mereka memungut jepit rambut yang tertinggal di bangku taman. Lebih tepatnya lagi, Brandon sengaja meninggalkannya karena merasa Abigeal tidak masalah dengan hal itu. Sedangkan Abigeal sendiri malah tidak sadar kalau Brandon meninggalkan jepitannya.
Diperjalanan. Abigeal kembali bertanya, "Eh, ngomong-ngomong ini mobil siapa?" tanya Abigeal yang baru kali ini melihat mobil yang di bawa Brandon.
"Bang Eros, mahar pernikahannya. Udah gue pinjam kok, sama Bang Eros dan Kak Irene," terang Brandon.
"Wah! Gila! Maharnya wow juga, ya!" ujar Abigeal takjub.
"Iya, gila! Gue aja pas dia pulang cuma dikasih permen, buat istrinya aja mobil, masih ada emas beberapa karat juga!" kesal Brandon.
"Ya, wajarlah. Kalau mau minta izin sama orang tuanya buat minang anaknya ya, harus terlihat tulus agar orang tuanya enggak keberatan nyerahin anaknya. Kita kalau besok nikahan lo kasih gue pesawat ya, biar gue bisa pulang pergi ke Jepang sesuka gue," tutur Abigeal sedikit berangan-angan ketinggian.
"Gila, pesawat? Kalau pesawat kertas bisa dibicarakanlah, ya!" jawab Brandon.
"Ih! Pesawat kertas? Tapi, boleh juga sih, buat pesawat kertasnya pake cek yang berisi uang, buat beli pesawat benaran, ya! Haha!" sahut Abigeal kemudian tertawa.
"Mmm!" jawab Brandon singkat, malas membahas kehaluan Abigeal yang terlalu tinggi.
"Eh, BTW, Kak Irene itu cantik enggak, sih?" tanya Abigeal.
"Ya, cantik lah, mana ada cewek ganteng," jawab Brandon santai.
"Iya deh, iya," sahut Abigeal sedikit kesal, "Terus orangnya asik enggak, sih?" tanya Abigeal lagi.
"Entah," jawab Brandon sambil angkat bahu.
"Ih, kok entah?"
"Iya, mau gimana lagi. Ngobrol sama dia aja enggak pernah!"
"Haaa? Aneh! Sama Kakak Ipar masak enggak pernah ngobrol? Lo kali yang enggak asik, makanya dia enggak mau ngobrol sama lo," cibir Abigeal.
"Bukan gitu! Dia ngomongnya pake Bahasa Inggris, gue aja kagak ngerti," ujar Brandon.
"Oh! Bahasa Inggris toh, jadi ingat nilai Bahasa Inggris lo yang remedial," ejek Abigeal kemudian.
"Ejek teruusss!" ujar Brandon kesal.
Abigeal hanya tertawa melihat ekspresi kesal Brandon. Bukannya terlihat menjengkelkan, tapi Brandon malah terlihat lebih menggemaskan. Saking gemasnya Abigeal sampai mencubit pipi Brandon berkali-kali, yang membuat Brandon ikutan tertawa geli.
Sesampainya di tempat pesta. Mata Abigeal langsung tertuju pada pelaminan di mana Eros dan Irene bersanding dan mendapat beberapa salaman dari para tamu. Wanita yang disandingkan dengan Eros itu tampak sangat cantik dan anggun. Benar-benar membuat Abigeal merasa takjub. Seketika rasa laparnya tertunda.
Di sana juga sudah ada Adrian dan Ranggel yang kelihatannya sedang menunggu kedatangan Abigeal. Adrian melambaikan tangannya ke arah Abigeal memberi isyarat kalau mereka sudah di sana. Abigeal pun mengajak Brandon untuk menghampiri mereka.
"Wah! Senang ya, jadi tamu spesial. Enggak perlu bawa apa-apa," ujar Ranggel kepada Adrian.
"Iya, ya. Padahal cewek, biasanya kalau cewek yang diundang itu 'kan bawa bingkisan atau apa gitu ya, enggak?" tambah Adrian jelas mengejek Abigeal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Direction (End✅)
Ficção AdolescenteGenre : Comedy romance Follow sebelum baca! Tidak ada yang spesial di sini. Hanya cerita gaje tentang pasangan gila dan persahabatan yang juga gila. Start : 28 Desember 2020 Finish : 11 Maret 2021