"Lepasin cewek gue!" titah Brandon kasar.
"Wooooo! Jadi ini pacarnya Abi! Yang katanya si Tukang Berkelahi itu, ya?" sahutnya songong.
"Lepasin enggak?" ancam Brandon dengan suara mengintimidasi.
"Lepasin!" pintanya kepada kedua orang temannya.
Kedua orang itu pun melepaskan Abigeal dan sama-sama menatap ke arah Brandon. Sambil menyingsingkan lengan bajunya dan juga tersenyum devil. Brandon menatap mereka satu persatu dengan tajam, berani sekali mereka menyentuh Abigeal. Jangankan orang lain, temannya saja seperti Hesky langsung dimusuhinya. Apalagi orang lain yang dengan santainya menyentuh Abigeal.
"Mau apa seka---"
Belum sempat ucapannya selesai, pukulan dari Brandon sudah membuatnya berhenti berkata. Di situ mulailah mereka berkelahi satu lawan tiga.
Abigeal yang melihat hal itu merasa bingung karena rok yang dipakainya membuat pergerakannya terbatas. Abigeal menoleh sekeliling semua orang hanya melihatnya tanpa ada yang mau melerai.
'Waduh! Gawat, kalau guru sampai tau, bisa-bisa Brandon di skorsing nih. Baru aja beberapa hari lalu bikin anak orang ompong, sekarang ini. Masak gara-gara gue lagi, sih?' kesal Abigeal dalam hati, 'Ah! Bodoh amat sama rok!'
Abigeal maju dan membantu Brandon, dia tidak peduli dengan roknya. Sebisa mungkin Abigeal memusatkan serangannya pada tangan untuk memukul. Karena tidak memungkinkannya untuk menendang. Sekarang pertarungan menjadi dua lawan satu. Cukup seimbang. Namun, masih kurang, tapi itu tidak masalah bagi mereka berdua.
Saat ketiga orang itu berhasil dibuat tersungkur bersamaan. Abigeal membawa Brandon lari dari sana. Bukannya takut, hanya saja dia tidak mau ada guru yang lewat dan mengharuskan mereka untuk masuk ruang BK. Sebisa mungkin Abigeal membawa Brandon berlari agar tidak ditemukan oleh ketiga orang itu.
"Kita ngapain lari? Gue bisa kok, jlawan mereka!" ujar Brandon dan masih tetap berlari.
Abigeal tak peduli dan terus menarik Brandon masuk ke kelasnya. "Lo mau kita masuk ruang BK?" tanya Abigeal ngos-ngosan sambil menutup pintu
"Enggak, sih," jawab Brandon yang juga ngos-ngosan.
"Makanya lari! Biar enggak ketahuan!"
Adrian, Ranggel, dan Dion menatap ke arah mereka bergantian. "Habis dikejar setan apa?" tanya Ranggel heran.
"Kakek cangkul!" jawab Brandon judes.
"Lah! Itu 'kan daddy kamu!" sindir Abigeal lalu terkekeh.
"Mmm ... mulai!" jawab Brandon sambil berkacak pinggang dan sedikit membungkukkan wajahnya dihadapan Abigeal agar sama tinggi.
"Enggak! Becanda!" sahut Abigeal sambil mendorong wajah Brandon yang terlalu dekat dengannya.
"Enak ya, kalian pacaran di depan kita! Lama-lama gue cekek juga kalian!" ucap Adrian yang melihat tampang Dion yang melesuh menatap dua orang itu.
"Hehehe ...!" jawab Abigeal kikuk.
Bel pun berbunyi yang mengharuskan Brandon untuk kembali kekelasnya. Sebelum itu, Brandon juga menggusar rambut Abigeal yang tergerai dengan cukup kasar. Lalu, barulah Brandon berlari kekelasnya dengan segera.
Abigeal yang mendapat perlakuan dari Brandon merasa kesal dan hendak mengejarnya. Namun, lebih dahulu guru mata pelajaran menampakkan diri di sudut yang agak jauh dari tempat Abigeal berdiri. Hal itu mengharuskan Abigeal untuk tetap di kelas.
Abigeal pun berlari ke mejanya agar tidak ditegur guru itu. Abigeal segera duduk di samping Dion yang sedari tadi menatapnya. Dion meraih jepit rambut Abigeal yang hampir saja terjatuh gara-gara ulah Brandon. Dion tampak memasangkan kembali jepit rambut Abigeal dan merapikan sedikit rambutnya yang kusut.
![](https://img.wattpad.com/cover/252871586-288-k647401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Direction (End✅)
JugendliteraturGenre : Comedy romance Follow sebelum baca! Tidak ada yang spesial di sini. Hanya cerita gaje tentang pasangan gila dan persahabatan yang juga gila. Start : 28 Desember 2020 Finish : 11 Maret 2021