[Geal, lagi di mana?] Tanya Brandon lewat pesan.
[Di rumah kok, kenapa emang?] balas Abigeal kepada Brandon.
[Oh! Kirain di hati gue. Eakkk!] balas Brandon disertai emoticon ngakak.
[Di situ juga ada.] Disertai emoticon senyum.
[Jalan yuk!] ajak Brandon membuat Abigeal yang semula baring mengubah posisinya menjadi duduk.
[Kemana?] tanya Abigeal singkat.
'Gini aja gue udah baper, gimana kalau nanti diajak nikah? Ya, elah, mikirnya kejauhan.'
Dua puluh menit berlalu, tapi Brandon belum juga membalasnya. Sedangkan Abigeal masih setia menunggu balasan dari Brandon. Boro-boro mau balas pesan orang lain, notif diponselnya saja cuma beberapa pesan dari grup kelas saja. Dari pada nimbrung di sana, lebih baik Abigeal menunggu balasan dari Brandon sambil stand-by di room chat-nya dengan Brandon.
Seketika, Abigeal kembali fokus menunggu balasan Brandon, di mana di sana tertulis mengetik.
[Aku di depan nih, buruan!] Pesan yang dikirim Brandon mampu membuat Abigeal membulatkan mata tak percaya.
Abigeal berjalan ke arah jendala sambil melongokan kepalanya keluar. Benar saja, Brandon tampak duduk dimotornya di luar pagar rumah Abigeal, dengan helm yang masih terpasang dikepala. Brandon memakai baju kemeja kotak-kotak hitam dan celana jeans panjang yang juga berwarna hitam.
[Siap-siap dulu, ya!] Abigeal langsung mengirim pesan dan bersiap.
Sama halnya dengan Brandon. Abigeal memilih memakai baju kaos berwarna hitam dan juga jeans berwarna hitam. Itu pun bukan niatannya untuk menyamakannya dengan Brandon. Hanya saja baju dan celana yang dimiliki Abigeal hampir seluruhnya berwarna hitam.
Setelah siap, Abigeal langsung bergegas keluar rumah. Tak lupa juga dengan ikat rambut dan jepit rambu yang sudah rapi terpasang dikepala. Abigeal juga memakai sepatu berwarna hitam dengan tali berwarna putih.
"Lama amat, sih! Dari tadi ngapain aja?" cetus Brandon saat Abigeal baru saja sampai di dekatnya berdiri.
"Nungguin balasan chat dari lo, lah! Ngapain enggak bilang dari tadi kalau lo udah mau OTW ke rumah!" ujar Abigeal menyalahkan Brandon.
"Berarti lo enggak mandi dong?" tanya Brandon lebih lanjut.
"Udah kok, kemaren!" jawab Abigeal santai.
Mengerutkan dahi tidak percaya, Brandon kembali bertanya. "Serius?"
"Iya, serius! Kenapa emang? Enggak bau, 'kan?" Balik tanya Abigeal sambil mengendus tubuhnya.
Awalnya Brandon ingin heran, tapi diurungnya. Karena ini Abigeal, hal itu masih terbilang normal. Dari gayanya saja sudah jelas dia cukup pemalas dalam urusan kecantikan tubuh.
"Ya, udah deh. Yuk naik!" titah Brandon sambil menghidupkan kembali mesin motornya.
Tanpa basa-basi lagi, Abigeal naik di belakang Brandon. Sambil menikmati wanginya parfum Brandon yang tercium sangat beda dari biasa. Abigeal sampai menempelkan wajahnya di punggung Brandon. Cukup suka dengan wangi parfumnya.
"Ganti parfum, ya?" tanya Abigeal kemudian.
"Iya," jawabnya singkat.
"Kenapa?" tanya Abigeal lagi.
"Yang kemaren dibeliin Gelin, malas aja make barang dia." terang Brandon.
"Oh! Tapi, sekarang kita mau ke mana, nih?"
"Liat aja 'ntar!" jawab Brandon pelan.
"Hah? Qatar? Seriusan dong!" ujar Abigeal yang kurang jelas mendengarkan jawaban Brandon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Direction (End✅)
Fiksi RemajaGenre : Comedy romance Follow sebelum baca! Tidak ada yang spesial di sini. Hanya cerita gaje tentang pasangan gila dan persahabatan yang juga gila. Start : 28 Desember 2020 Finish : 11 Maret 2021