Buru-buru Ires mencari kontak Brandon dan mengirimkan fotonya. Ya, foto itu adalah foto Abigeal dan Dion saat berciuman di gudang sekolah. Ires waktu itu mendapat tugas dari kepala sekolah untuk mengambil beberapa foto barang-barang yang rusak untuk diganti. Dengan tidak sengaja Ires memergoki mereka dan dengan perasaan takut Ires mengambil foto mereka, selagi kamera ponselnya menyala. Dion dan Abigeal waktu itu juga benar-benar tidak menyadari kalau ada orang lain di sana.
Setelah foto itu dikirimkan oleh Ires, Brandon langsung berlari keluar kelas. Tujuannya saat ini adalah Abigeal. Napasnya kembali memburuh saat melihat Abigeal dan ketiga temannya tampak duduk santai di dalam kelas. Terlebih lagi Abigeal terlihat senang dengan ucapan Dion yang tidak terdengar jelas oleh Brandon.
"Ikut gue!" teriak Brandon dan menarik Abigeal begitu saja dari bangkunya.
Abigeal sedikit tersentak dan bangkit dari duduknya. Tarikan kasar dari Brandon membuatnya merasa bingung dan bertanya-tanya soal apa yang terjadi. Walau bingung, tapi Abigeal tetap mengikuti keinginan Brandon yang sudah membara. Ketiga sahabatnya juga tak kalah bingung. Mau bertanya, tapi takut saat melihat amarah Brandon sudah seperti singa yang siap menerkam mangsa.
Di sisi lain, Ires malah mendapat pojokan dari Gelin dan teman-temannya. Saat melihat ekspresi Brandon ketika Ires menunjukkan sesuatu diponselnya, membuat Gelin penasaran setengah mati. Dengan kebiasaannya yang suka mengintimidasi gadis-gadis lemah dan cupu, Gelin mencoba menguras informasi dari Ires.
"Tadi lo nunjukin apa sama Brandon?" tanyanya pelan. Namun, penuh intimidasi.
"Bukan ... apa-apa!" elak Ires.
"Ya, ampun, tinggal kasih tau doang malah belagu!" Widya ikut maksa Ires untuk memberi tahu mereka.
"Kasih tau kita, dong!" pinta Revi sambil mencekal bahu kiri Ires.
"Iya, tinggal kasih tau doang apa susahnya, sih?" ucap Gelin dan juga mencekal bahu kanan Ires.
"Maaf, aku ... enggak bisa beri tau ... tolong lepasin!" rengek Ires merasa sangat takut dengan mereka.
"Lin, udah deh, jangan digituin lagi, kasihan!" lerai Difa yang merasa kasihan kedapa Ires yang ketakutan karena mereka.
"Kasih tau eggak?" ancam Gelin tanpa peduli dengan ucapan Difa.
Ires mulai menangis karena takut dengan Gelin. Dia benar-benar takut saat ini. Dia juga tidak mau memberi tahu Gelin karena takut Gelin akan memberi tahu orang lain juga soal itu. Jika itu terjadi, dia jadi akan merasa bersalah kepada Abigeal dan itu lebih menakutkan baginya daripada ancaman Gelin saat ini. Membayangkannya saja dia sudah merinding mengingat siapa Abigeal. Entah keberanian apa yang membuatnya berani memberitahu Brandon soal foto yang dimilikinya. Mungkin karena dia bingung harus apa dengan foto itu. Mungkin juga karena dia yakin kalau Brandon tidak akan mengatakan kepada Abigeal, kalau dirinyalah yang memberikan foto itu pada Brandon.
"Heh! Main ancam-ancam aja lo semua!" Dinda yang melihat hal itu tidak tinggal diam dan menarik tangan Gelin yang masih mencekal bahu Ires.
"Din, lo apaan, sih? Eggak usah ikut campur, deh!" omel Gelin.
"Enggak usah sok jagoan lo!" tambah Revi.
"Dasar, Cewek Sinting!" tambah Widya juga.
Difa hanya diam, bingung harus berkata apa saat ini. Dinda memang perempuan satu-satunya yang pernah melabrak mereka berempat di kelas itu. Tak hanya itu, Dinda bahkan pernah mendorong Widya di depan banyak orang tanpa rasa segan, hingga Widya tersungkur. Itu disebabkan karena Widya terlalu kepo tentang hubungan Dinda dengan Joy, sewaktu Joy dan Dinda belum pacaran.
"Apa? Lo semua ngapain bully Ires?" tantang Dinda.
"Ih, nyebelin banget sih, nih orang. Cabut aja yuk!" elak Gelin dan mengajak teman-temannya untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Direction (End✅)
Teen FictionGenre : Comedy romance Follow sebelum baca! Tidak ada yang spesial di sini. Hanya cerita gaje tentang pasangan gila dan persahabatan yang juga gila. Start : 28 Desember 2020 Finish : 11 Maret 2021