46. Menemukanmu, Gadisku

198 48 12
                                    

Happy reading, and hope u enjoy!

***

     PERPINDAHAN kali ini berbeda dengan seperti yang biasa Rakha lakukan ketika berpindah tempat, yang biasanya hanya memakan waktu beberapa detik, tapi kini butuh waktu lima menitan untuk sampai ke tempat Liana.

Rakha dan Ricky sedikit mengambul saat mereka keluar dari portal bertepatan dengan lokasi yang sudah berbeda dengan sebelumnya. Sebuah bangunan berlantai dua tidak terurus itu menyambut penglihatan mereka. Sontak mereka menyapu pandangan ke sekitar.

Tidak ada rumah lain maupun segelintir orang yang melintas. Jika dilihat dari lingkungannya yang dikelilingi dengan semak belukar, sepertinya bangunan itu berada di tempat yang terpencil. Rakha curiga kalau lokasi itu sebenarnya sarang agen rahasia yang menjual organ dalam manusia.

Rakha tidak tahu mereka dipindahkan ke mana oleh portal bunga itu. Penglihatannya mengitari ke sekitar tanah tepat ia berdiri, sampai pada akhirnya atensinya tertarik ke selembar brosur di dekat sebatang pohon. Ia berjalan menghampiri dengan rasa penasaran. Mungkin saja brosur itu bisa memberitahunya di mana ia berada sekarang, pikirnya.

Air muka Rakha berubah, ia membelalakkan matanya seketika kala melihat tulisan di brosur itu. Mengabaikan wanita berpose seksi memakai bikini renang yang jadi produk dipromosikan di kertas selembar itu.

Masih dengan mata yang membola, Rakha berseru, "Woi, Rick! Sini lu."

Sang empunya nama yang dipanggil pun mendatangi Rakha sambil menyahut, "Apaan?"

"Lu lihat, nih." Rakha menyodorkan brosur itu pada Ricky.

Berbeda dengan reaksi Rakha, pemuda itu justru terkekeh hambar. "Apaan, sih, lu? Ogah gue sama cewek yang berbikini gini."

Mengetahui Ricky yang salah paham, refleks Rakha mengeplak kepala belakang pria itu kuat hingga kepalanya memantul. "Lu fokusnya ke mana bego?! Bukan itu yang gue maksud. Lu lihat, noh, tulisan di brosurnya pakai bahasa Thailand. Itu berarti sekarang kita lagi ada di Thailand," terang Rakha agar pria itu tidak salah paham lagi dengan apa yang dia maksud.

"Kita di Thailand?! Kok bisa?" ceplos Ricky terpekik kaget.

"Bisa aja, karena Liana disekap di sini makanya kita dibawa ke Thailand sama portal itu. Tunggu apa lagi? Langsung aja kita terobos dan bawa Liana pulang."

Rakha melangkahkan kakinya memasuki arena rumah tingkat dua itu penuh waswas. Tak lupa ia mengeluarkan isi ranselnya untuk mengambil satu pistol berserta beberapa cadangan peluru yang dimasukkan dalam saku celananya.

Sementara Ricky dengan isi kepala penuh bertanya-tanya, ia tetap mengikuti langkah pria itu sambil mengambil senjata yang sama dengan Rakha dari tasnya.

Menoleh ke kanan dan ke kiri penuh kewaspadaan. Mengawasi sekitar mereka dengan memanfaatkan mata sehat yang masih tajam. Kedua pria itu berjalan berdampingan dengan kedua tangan yang teracung siap untuk melesatkan peluru pada musuh yang mencoba menjadi penghalang mereka.

Tepat saat kaki Rakha hendak menapaki ubin koridor, dua pria asli orang Thailand tiba-tiba keluar dari pintu sambil sibuk berbincang menggunakan bahasa mereka yang tidak bisa dipahami oleh Rakha dan Ricky.

Postur badan orang itu tidak terlalu besar dan berotot seperti preman pada umumnya. Lelaki yang satu memiliki tinggi lebih dari Rakha dan yang satunya tingginya dapat Rakha prediksikan sepadan dengan Ricky.

Sebelum orang itu mengetahui keberadaan mereka, dengan sigap Rakha bersembunyi di balik tiang yang hanya mampu menutupi dirinya, sementara Ricky mengambil kesempatan saat kedua orang itu saling menatap dan dia segera berlari bersembunyi di balik tembok persimpangan lorong-yang tidak terlalu jauh dengan tempat persembunyian Rakha.

Takdir Yang Tertulis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang