30. Materi Cinta

219 46 2
                                    

Happy reading, and hope u enjoy!


***

SUDAH berulang kali Liana terus-menerus memperhatikan sebuah benda yang tersemat elegan di jari manisnya.

Dengan posisi tubuh yang sedang rebahan di ranjang-kedua tangannya bergerak mengambang ke udara. Diusapnya lembut cincin pembawa kebahagiaannya sekaligus kekhawatiran-pada sebelumnya-dimalam ini.

"Akh! Ini aku nggak lagi mimpi kan?" Gadis itu mencubit kuat lengannya. Tepat bersamaan saat jarinya mencubit lengan kananya-gadis itu terpekik kesakitan. "Ternyata aku nggak mimpi, hehe," kekehnya.

Gadis itu menengok ke samping, di mana ponselnya berada. Diambilnya, dan dia membuka aplikasi WhatsApp guna untuk memberikan kabar bahagianya pada sahabatnya.

Cekatan gadis itu mengetik di layar ponselnya.

Rania💙🐽
Online

Nia!
Oi!
Halo human🐽
Read

Apaan dah?
Heboh amat nih bocah, udeh malem jg.

Ehehe:v
Kmu tidur di rumahku ya?
Mau nggak?
Ada yang mau aku ceritain ke kmu
Jdi kalo mau tau ceritanya, kmu harus tidur di sini
Read

_________________________

Liana keluar dari room chat dan langsung melempar ponselnya ke sembarang arah-tetapi masih tetap di atas ranjang-lalu menenggelamkan wajahnya di bantal empuknya. Dia tahu pasti sahabatnya yang kepo itu akan datang ke rumahnya.

Sedangkan di tempat lain. Gadis yang mendapatkan WhatsApp dari sahabatnya benar-benar membuat Nia mengacak rambutnya gregetan.

Masalahnya kini sudah jam sebelas malam, tapi dengan enaknya sahabatnya itu menyuruhnya datang ke rumahnya dengan embel-embel punya cerita yang membuat Nia jadi penasaran.

Sahabatnya itu tahu betul bagaimana membuat dirinya jadi mati penasaran, seperti saat ini.

Dia beranjak dari ranjangnya, tak lupa menyambar kunci motor yang terletak di atas nakas.

Mengambil sweeter rajut yang-ukurannya lebih besar dari tubuhnya-menggantung di balik pintu kamarnya dan segera ia mengenakannya dengan rasa malas, lalu setelahnya ia ke luar kamar yang tak bergairah sedikit pun.

Sesungguhnya dia malas sekali untuk keluar saat malam minggu begini, apalagi jika sudah menuju tengah malam. Hal yang membuatnya malas itu adalah macet yang panjang, lantaran banyak orang pacaran yang sedang berkencan.

Pernah satu postingan meme di Instragram lewat di berandanya. Dibacanya isinya, bahwa sebenarnya yang membuat macet adalah para kaum jomlo yang ikutan keluar di malam minggu. Padahal mah bagi Nia yang membuat macet itu, ya, yang pacaran. Kenapa malah jadi kaum jomlo yang dinistakan?

Ch, dunia ini tak adil, pikirnya.

Sampai di garasi, ia mengeluarkan motornya. Motor Scoopy kesayangannya yang selalu setia menemaninya ke mana pun dan kapan pun.

Memang jika diakui gadis itu ke mana-mana selalu menggunakan motornya. Tidak kebanyakan seperti di novel yang pernah dia baca-secara diam-diam-milik sahabatnya.

Sempat sekali dia pernah meminta dibelikan mobil pada orang tuanya. Namun sayangnya, papanya itu melarangnya karena alasan dirinya yang masih SMA. Ya, benar juga, sih, kalau dipikir-pikir.

Takdir Yang Tertulis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang