Mulmed: Rakha
Happy reading, and hope u enjoy!
***
KINI sepasang insan tengah berada di belakang halaman rumah Liana. Memandang kebingungan dinding tinggi sebagai pembatas rumah bertingkat dua itu.
Sebelumnya selama sesi makan siang tadi Rakha mengatakan pada gadis di sampingnya ini ingin pulang ke rumah guna mengambil pakaian dan beberapa barang yang sekiranya wajib dibawa. Walhasil di sinilah mereka akhirnya, dan bukan tanpa alasan Liana ikut pria itu, pasalnya Rakha tadi juga mengajak gadis itu ikut bersamanya agar keluarga mereka bisa mengenal siapa yang akan menjadi calon istrinya.
Liana menoleh ke samping di mana ada Rakha yang tengah berpikir keras bagaimana caranya agar mereka bisa berpindah dunia. “Kita ngapain di sini? Ke rumah kamu mau naik apa? Apa perlu aku bilang sama pak Rino buat nganterin kita?” kata gadis itu naif.
Perkara yang membuat Rakha kebingungan dan menggaruk-garuk kepala karena dunia mereka sangatlah berbeda. Rakha tidak tahu lebih jelasnya mengenai dunia mereka, tetapi dirinya tahu pasti bahwa mereka hidup tidaklah di dunia yang sama.
Rakha bergeming cukup lama, mengingat-ingat apakah ayahnya pernah memberinya sebuah pesan. Dalam kesunyian Rakha pun akhirnya ingat kalau ia memiliki kekuatan yang bisa digunakan untuk berpindah tempat.
Rakha mencoba memutar kembali memorinya tentang ayahnya yang sedang memperagakan gerakan untuk membuka portal yang sesungguhnya tidak ia mengerti. Lelaki itu mengambil ancang-ancang membuka lebar kakinya sebagai bentuk kuda-kuda menghadap dinding tinggi di depannya. Memfokuskan pikirannya, dan mulai membentuk pola lingkaran besar di udara.
Berulang kali Rakha menggerakkan kedua tangannya membentuk lingkaran sehingga membuat Liana memperhatikan lelaki itu dengan raut heran dan bertanya-tanya. Bahkan dahinya berkerut dalam yang membuat garis-garis lurus menghiasi keningnya. Mulutnya pun kian melebar tatkala pemandangan di depannya yang dia lihat kini adalah sebuah cahaya berbentuk lingkaran putih layaknya hulahop.
“Omo, daebak!” Gadis itu segera menutup mulutnya sebelum sebuah pekikan lebih keras lolos dari mulutnya.
Selepas selesai membentuk portal yang cukup mencengangkan keduanya, Rakha melirik Liana yang sedang menampilkan wajah antara bingung dan takjub secara bersamaan. Senyum tipis pria itu terbit tanpa dia sadari. Sebelum gadis itu benar-benar tersadar dengan keadaan, tanpa meminta izin dari Liana, tiba-tiba Rakha main tarik saja tangan gadis itu untuk masuk ke portal cahaya itu. Tentu saja tindakan mendadak itu membuat Liana kaget dan sedikit takut. Belum sempat protes dalam hitungan detik mereka sudah berada di tempat lain.
Kedua manusia itu sedikit menyembul terlonjak dari belakang. Kedua netra Liana dan Rakha langsung diberi pemandangan amat indah yang dipenuhi dengan tumbuhan bunga matahari yang tumbuh subur.
Tempat ini tidak cukup asing menurut Rakha. Ah ... jadi di sini taman bunga matahari yang selalu jadi perbincangan ayahnya dengan sang bunda.
Lagi-lagi Liana dibuat takjub dengan pemandangan yang baru dia lihat ini. Tanpa memedulikan Rakha, gadis itu melepas cekalan tangan Rakha lalu berlari cepat mendekati bunga matahari dan menghirup harum bunga-bunga yang dia datangi. Satu hal lagi yang baru dia ketahui bahwa ternyata bunga matahari tak memiliki bau yang harum. Dia pikir awalnya—karena belum pernah bertemu langsung dengan bunga matahari—bunga itu wangi seperti kebanyakan bunga yang pernah ia hidu.
![](https://img.wattpad.com/cover/231754481-288-k254259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Tertulis [End]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca, tidak akan membuatmu berubah menjadi Iron Man] Bagaimana reaksi kamu ketika ada seorang pria asing yang membangunkanmu di kamar milikmu sendiri? Kaget? Takut? Pastinya. Baik, mari kita naik level. Apa yang akan kamu lakukan...