52. Dua Pilihan

157 46 2
                                    

Happy reading, and hope u enjoy!

***

     SETELAH fitting baju, mereka memutuskan mampir terlebih dahulu ke rumah makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.

Meja mereka sudah dipenuhi oleh makanan yang dipesan. Namun, sebelum melakukan sesi makan, Liana tadi izin sebentar pada Rakha untuk ke kamar mandi.

Rakha yang menunggu Liana kembali pun mengambil kesempatan untuk memfokuskan pikirannya pada dua pilihan yang harus dia tentukan hari ini juga. Rakha merenung di hadapan makanan dengan dagu yang disokong kedua telapak tangan. Pandangannya menatap lurus seakan menerawang sesuatu, dan isi kepalanya pun mulai rumit dipenuhi oleh perkiraan-perkiraan apa yang akan terjadi jikalau dia memilih satu keputusan.

Lelaki itu terus mengurung pikirannya sampai dia lupa dengan lingkungan dan tidak mendengar seruan Liana yang memanggil-manggil namanya.

“Mas!” Liana sampai mengeluarkan intonasi tinggi lantaran Rakha yang masih diam mematung seperti orang dirasuki.

Akhirnya bentakan gadis di hadapannya itu pun berhasil membuat Rakha sadar sampai terperanjat kaget.

Liana duduk di kursi yang berhadapan dengan pria itu dengan ekspresi bingung terhadap sikap Rakha. “Mas ada masalah apa? Kayaknya dari tadi melamun terus. Nggak cuma ini doang lho, tadi waktu aku lagi nyobain gaun, mas juga melamun sampe aku manggilnya pun bentak kayak tadi,” semprot Liana pada Rakha yang juga bingung dengan dirinya sendiri.

Rakha hanya menanggapi celotehan Liana dengan sunggingan senyum kikuk. Meneguk air putih yang ada di meja untuk menghilangkan kegugupannya sebelum menjawab. “Ah, nggak apa-apa. Kamu tadi udah cerita sampai mana? Aku lupa.”

Kening Liana berkerut keheranan. “Hah? Cerita? Cerita apa? Aku belum ada cerita apa-apa. Baru juga duduk.”

Sontak alis Rakha tersentak naik bersama-sama, ia tertegun kicep. Astaga, Rakha. Lu kenapa, sih? Matanya berkedip-kedip menyadari kebodohannya lalu berucap, “Oh, belum, ya?”

“Tuh, kan! Mas Rakha aneh! Pasti mas lagi ada masalah. Ada apa, sih, Mas? Cerita aja samaku, ya? Biar masalah kamu agak ringanan sedikit.”

Ceritakan? Apa masalah ini harus dia beritahukan pada Liana? Bagaimana jika gadisnya itu justru malah semakin memperumit masalah?

Memperumit di sini maksudnya seperti yang sudah-sudah dia pikirkan. Ia takut, Liana akan lebih mengalah dan membuat dirinya semakin merasa bersalah.

Tapi, jika dia enggan untuk memberitahu masalah ini pada Liana, sekarang jawaban apa yang harus ia katakan pada gadis itu? Salah berbicara sedikit pasti akan membuat Liana semakin curiga.

Rakha menggeleng sambil tersenyum—pura-pura—tenang. “Aku cuma kepikiran, nanti kita kira-kira bisa punya anak berapa, ya?” tutur Rakha ngawur yang mampu membuat Liana tercengang, namun itu berlangsung hanya sekedar dan kemudian gadis itu terbahak.

“Ahahaha, belum juga nikah Mas, tapi bisa-bisanya mas udah kepikiran sampai ke sana aja. Lagipula, aku masih bingung, nih, gimana kabar sekolahku. Aku baru ikut tiga hari ujian. Gimana, ya, Mas? Apa namaku udah terhapus di sekolah?”

Mengingat urusan sekolahnya yang belum jelas membuat suasana hati Liana jadi kalut memikirkan sekolah. “Mana tiga hari lagi mereka bakal bagi rapot. Ahh! Aku bingung!” Gadis itu menjedotkan pelan keningnya di meja. Mengetahui fakta tentang bagi rapot yang akan dilaksanakan tiga hari lagi sukses membuatnya semakin frustrasi saja.

Rakha yang melihat kegundahan yang dialami Liana pun jadi ikut gelisah. Dia sedikit merasa bersalah dengan ucapannya barusan yang bisa merujuk sampai ke perihal ini. Serta-merta tidak ingin gadisnya itu membenturkan kepala lebih keras ke meja, lantas dia mengulurkan kedua tangannya guna mengangkat wajah Liana menjauhi meja. Menatap lekat tepat di netra Liana dengan tatapan berbinar. “Eyy~ kamu jangan gitu dong. Coba kamu nanti tanyain sama ayah bagaimana urusan sekolah. Mungkin aja kan ayah kamu udah izin ke kepsek dan ngasih tahu bagaimana keadaan kamu.” Rakha mencoba menenangkan Liana yang sedang di ambang kebingungan.

Takdir Yang Tertulis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang