*****
Disebuah rumah tepatnya ditaman, dua keluarga sedang bercengkrama.
"Haha, jadi gimana nih Dit?" tanya seorang lelaki yang bernama Thomas itu.
"Setuju-setuju aja sih, kayak nya anak gue juga akrab tuh sama anak lo," tunjuk silawan bicara yang bernama Raditya. Mereka berempat menatap seorang anak gadis dan anak lelaki yang sedang bermain dengan anteng.
Thomas mengangguk. "Sekarang Audrey udah umur 6 tahun. Padahal ngomongin ini pas dia umur 1 tahun ya, haha."
"Iya, ga kerasa. Bentar lagi kita besanan nih," kekeh Radit.
"Iyalah pasti," jawab Thomas.
Mereka berbincang-bincang hangat, sesekali tertawa karna candaan.
Ditempat yang sama juga, seorang gadis kecil berumur 6 tahun,dan anak lelaki berumur 11 tahun,tengah bermain.
"Nih, kamu masukin daunnya kesana," titah anak lelaki itu.
Gadis kecil itu mengangguk. "Aku panggil kamu kakak aja boleh?" tanya gadis kecil itu.
Anak lelaki itu mengangguk. "Boleh. Eh tapi, kenapa abang kamu ga ikut?"
Gadis kecil itupun menggeleng. "Engga tau," jawabnya sembari mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa hayo? lagi marahan ya?" tanyanya.
Gadis itupun mengangguk. "Iya, abisnya sebel. Abang Satria misahin tubuh Barbie milik Audrey."
Anak lelaki itupun terkekeh, gemas. "Sekarang kamu umur berapa si?"
"Emm, 6 tahun!" serunya dengan semangat, sembari menunjukan 7 jari.
Anak lelaki itu membenarkan, menjadi 6 jari. "Ini baru 6."
"Emang tadi berapa?" tanyanya polos.
"Tadi itu 7," jelasnya diangguki gadis kecil itu.
"Kakak kok pinter berhitung si?" tanyanya.
"Kan Kakak udah sekolah jadi, tau," jawab anak lelaki itu.
Gadis kecil itu mengangguk. "Audrey juga mau sekolah ah, biar pinter berhitung kaya kakak! Tapi, Audrey belum sekolah, ajarin Audrey dong biar pas masuk sekolah, jadi murid pinter," pintanya.
Anak lelaki itu mengangguk. "Sini kakak ajarin."
Gadis kecil yang bernama Audrey itupun mengangguk semangat.
"Kalo ini berapa?" tanya Audrey, menampilkan 8 jari.
"Itu 8."
"Ohh, kirain sembilan." Audrey mengangguk-anggukan kepalanya, tanda paham. "Kalo 2 tambah 2 berapa?"
Anak lelaki itu dengan telaten membuka satu persatu jari tersebut, menjadi 4 jari. "Coba kamu itung, itu ada berapa?"
"Satu..."
"Dua..."
"Tiga..."
"Empat..."
"Wah! Hasilnya jadi empat! Kakak pinter deh! Nanti ajarin Audrey lagi ya Kak!" serunya dengan semangat.
Anak lelaki itupun mengangguk. "Nanti kalo udah gede aku mau jadi guru matematika, kalo kamu jadi apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]
Romance[Follow sebelum membaca] Sudah terbit. Novel MMTMH bisa kamu temukan di toko buku online (cek part OPEN PRE ORDER) disana ada list TBO-TBO. "I like math, and I love you." -Arsen "Hati gue udah di embat guru matematika, anjir." -Audrey Mungkin di m...