29

64.7K 7K 733
                                    

ada yg nungguin ? :')

Oke lah, hppy reading
Vote, Komen , Ramein!

_______________


"Ngebut Nin ngebut!"

"Dikira arena balapan!"

"Cepetan dong Nin!"

"Iya, sabar."

Perdebatan kecil itu terjadi, didalam mobil Hanin. Mereka berempat, yaitu Ara, Kia, Hanin dan Audrey sedang menuju Rumah sakit.

Setelah mendengar bahwa Arsen kecelakaan, mereka semua bergegas menuju rumah sakit. Jarak Villa dengan rumah sakit lumayan jauh.

Perasaan Audrey saat ini tak karuan, saat mendengar Arsen kecelakaan.

"Jangan ngebut-ngebut anjir!" tegur Kia, yang merasa mual.

"Harus ngebut dong!" sahut Audrey, kesal.

"Gue malah mual, anjir!" Kia membekap mulutnya sendiri.

"Kia kaya orang hamil aja," celetuk Ara.

Tak dirasa, mereka semua sudah sampai dirumah sakit. Mereka pun masuk kedalam rumah sakit.

Audrey pun menanyakan dimana kamar inap yang ditempati Arsen,pada resepsionis. Setelah mendapat jawaban, mereka semua berlari menuju tempat yang dituju.

Disana sudah ada mertuanya yang sedang mengobrol ntah dengan siapa. Tapi, Audrey menebak itu warga sekitar yang menolong.

Mereka berempat pun mendekat dan  Kelima warga itu pun pergi.

"Gimana Pa?" tanya Audrey.

"Cuma luka ringan kok," jawab Thomas.

Audrey menghela nafas lega, untung tidak parah. "Huft, kenapa bilang kecelakaan? Audrey kira, parah. Tau ga Pa? Jantung Audrey berasa, mo copot dari tempatnya."

Thomas terkekeh, mendengar ucapan menantu nya. Bisa dilihat, gadis itu sangat mengkhawatirkan putranya. Ia berucap sukur dalam hati.

"Papa juga kaget, dikira kecelakaan parah,yang nelpon warga sekitar," jawab Thomas. "Yaudah, kamu sana masuk."

Audrey mengangguk, lalu menatap ketiga sahabatnya yang ntah kapan sudah duduk manis.

"Ikut ga?" tanya Audrey.

Mereka bertiga dengan kompak, menggeleng.

"Oke, gue ke dalem ya."

Saat hendak memegang knop pintu. Pintu tersebut, sudah terbuka. Menampilkan sosok mertuanya, atau Mama dari Arsen.

"Eh, Ma."

"Audrey. . . udah sampe, yang lain masih dijalan ya?" tanya Mila.

Audrey mengangguk. "Kaya nya iya si."

Mila ber-oh-ria. "Yaudah, kamu masuk aja."

"Iya Ma."

Audrey pun masuk, tak lupa menutup pintu. Mendekat kearah brankar, yang ditempati Arsen. Terlihat, Arsen pun menatap dirinya.

"Hehe,Pak," sapa Audrey basa-basi.

"Hm," balas Arsen.

Audrey menatap Arsen dalam, dilihat tangannya yang diperban, kepalanya yang diberi sebuah kapas.

Netra Audrey tak sengaja menangkap sebuah bingkisan. Audrey tebak, itu pasti oleh-oleh yang dimintanya pada Arsen.

Arsen mengikuti arah pandang Audrey. Seolah tau, Arsen bersuara. "Pas saya udah beli oleh-oleh buat kamu, trus mau nyebrang. Ada yang nyerempet saya."

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang