23

77.8K 7.3K 305
                                    

Vote, komen, ramein kuy!
Jangan lupa, rekomendasiin cerita ini!
--
Quote of the day:
Teruntuk Readers ku, yang kucinTai, kusayangi, ter lope lope.
-Udah virtual, dighosting lagi. Sabar yak, orang sabar pantatnya lebar.g cnd hiks-
---

Audrey terbangun dari tidurnya, ternyata hanya dia yang berada dikasur. Mungkin Arsen, sudah bangun terlebih dahulu. Ah, bangun pagi bukannya cuci muka, mandi, malah memikirkan Arsen. Ada-ada saja.

Audrey menurunkan kaki jenjangnya dari kasur, dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

SKIP...

Audrey sudah melaksanakan ritual mandinya. Sudah siap mengenakan pakaian seragamnya.

Gadis itu berdiri menghadap cermin. "Aih, cantik banget," puji Audrey seraya merapihkan rambutnya.

Lalu, gadis itu menyambar tas nya dan melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga.

Saat menuruni anak tangga ke 2, ia terdiam.
Tunggu! Indra penciumannya sedang tidak bermasalah kan? Tapi, kenapa ia mencium bau gosong?

Bergegas ia turun dengan cepat, dan langsung menuju dapur.

Benar saja, terlihat dapur sudah seperti kapal pecah. Sangat kotor. Siapa pelaku tersebut? Tentu saja Arsen.

Audrey melangkahkan kakinya mendekati Arsen.

"Ekhem." Audrey berdehem dari belakang Arsen.

Terlihat Arsen tersentak kaget, dan buru-buru mematikan kompor. Lalu, berbalik menghadap Audrey.

Audrey mengangkat satu alisnya, seolah meminta penjelasan.

"Apa?" tanya Arsen.

Audrey mendengus. "Bau gosong."

"Iya, saya masak. Ternyata gosong," jelas Arsen.

Audrey menatap sekeliling, dan berjalan menuju meja pantry. Gadis itu meletakan tasnya disana.

Setelah itu, Audrey melangkahkan kakinya menuju kompor. Lihatlah! Nasi berhamburan kemana-mana.

"Kenapa?" tanya Arsen mendekati Audrey.

Audrey hanya menghela nafas. "Duduk aja Pak, biar saya yang beresin."

Arsen tampak menimang-nimang, hingga akhirnya ia mengangguk. "Oke."

Arsen berjalan menuju ruang tamu, dan duduk disofa. Menyisakan Audrey yang terdiam.

"Pagi-pagi ada aja yang bikin kesel," gerutu Audrey. Bola matanya memutar kearah jam, dilihatnya pukul 05:10 wib.

Masih ada waktu untuk membereskan ini semua, dan membuat sarapan.

Audrey mulai membereskan dengan telaten. Seusai membereskan, dia mulai memasak nasi goreng, ditambah udang goreng.

SKIP...

Pasutri itu sedang makan, hanya ada keheningan menyelimuti mereka.

"Ekhem." Arsen berdehem. "Ko kamu masak udang?" tanyanya.

Audrey menelan nasi gorengnya, kemudian dia membalas. "Emang kenapa? Gaboleh?"

Tatapan Arsen berubah menjadi datar.

"Oiya pak, saya izin ikutan silat ya," ucap Audrey.

"Silat?" beonya.

Audrey mengangguk.

Arsen mengangguk mengiyakan. "Boleh-boleh aja, kalo kamu ga cape. Asal ga lupa sekolah sama belajar," jelas Arsen dihadiahi anggukan oleh Audrey.

"Oke."

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang