41

65.4K 7.6K 2K
                                    

Yang baca setiap part nya 1K lebih, tapi yg vote 200-an, sesusah itu nge vote ya?
pdhal tinggal pencet, udah. Ga sampe ngabisin 1 GB😅😂

"Masih mending segitu, bersyukur," tapi mksdnya kan... ah sodalah😂

Oiya, hppy 100K readers<3💕
moga makin byk yg baca, Aamiin!!

Oke, jangan lupa vote

Ramein chap ini sm komen kalian!!
Share cerita ini, ke sosial media yg kalian punyaaa<3

[BUDAYAKAN BACA DENGAN TELITI, RESAPI. BIAR DAPET FEEL NYA🤗]

Happy reading
-
-
-
____________________

Kata orang, cinta itu ga harus memiliki? Tapi ga berlaku buat gue!
-Fauzan
______________________

Hanin berjalan keluar kelas, menuju toilet. Sendiri, karna ia tidak mau diantar.

Ia berjalan dikoridor, dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku. Tak lupa tatapan dingin nan datar.

Kemudian ia sampai di toilet. Selang beberapa menit, ia pun keluar. Namun, saat akan melangkah kan kakinya menuju kelas kembali, perasaannya tidak enak.

Tiba-tiba ia memikirkan Audrey. Ditambah, Audrey bersama Fauzan. Ia was-was, takut terjadi apa-apa dengan Audrey. Ia berpikir, takut jika Fauzan melakukan hal yang tidak-tidak pada Audrey.

Ia juga tau, jika taman yang dimaksud Fauzan itu sepi. Jarang sekali orang kesana. Ah pikirannya ini.

"Kenapa ya?" gumam Hanin memegang dadanya.

"Gue harus susulin Audrey!"

Setelah mengucapkan itu, ia berbalik lalu berjalan cepat. Tak sedikit bahu siswa maupun siswi yang ia tabrak.

Ia sampai ditaman. Jarak dirinya berada dan Audrey lumayan agak jauh. Dirinya tidak berniat mendekat, hanya memperhatikan. Dilihat, mereka berbicara cukup serius.

Suara mereka tidak terdengar jelas, ketelinganya. Hanin melipat kedua tangannya di dada, menatap interaksi yang ada didepan sana.

Saat melihat pipi Audrey dicengkram oleh Fauzan, ia berlari kemudian berteriak,"Don't touch her!"

BUGH!

Fauzan tersungkur karna mendapat bogeman mentah, yang dilayangkan oleh Hanin.

Audrey kaget, tangannya bergetar. "H-hanin."

Nafas Hanin memburu, kemudian berbalik menatap Audrey. "Ga ada yang luka sama lo, kan?"

Audrey menggeleng. Lalu, Hanin kembali berbalik menatap Fauzan yang berada dibawah nya.

Fauzan yang mendapat serangan itupun, tentunya kaget. Pipinya terasa ngilu karna mendapat bogeman mentah dari Hanin.

Hanin menarik kerah baju Fauzan, menatap nyalang pada cowok itu. "Lo jangan ganggu sahabat gue!" desisnya.

"Nyentuh dia, berurusan sama gue! Kalo sampe gue liat lo deketin dia lagi, apalagi sampe nyentuh, jangan harap bisa nafas!" ancam Hanin kemudian melepaskan tarikannya, dengan cara mendorong dada Fauzan.

Fauzan menelan salivanya kasar, baru kali ini ia melihat seorang Hanin marah, ganas.

Hanin menarik sudut bibirnya. Dengan cepat, Fauzan beringsut meninggalkan mereka berdua.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang