03

129K 13.2K 1.2K
                                    

Hay Gays!

Stay Safe and happy reading❤️

°°°

"Anjir rame, kantin berasa cosplay jadi pasar." Audrey celingak-celinguk mencari tempat duduk yang ditempati ketiga sahabatnya.

"Mana si," gerutu Audrey.

"Eh itu dia! Aud!!" Seru Ara melambaikan tangannya.

"Woy!" Audrey dan berjalan menuju meja ketiga sahabatnya.

"Sini Aud duduk deket Ara." Audrey pun duduk disamping Ara.

"Gila rame banget," decak Audrey melihat orang-orang dikantin.

"Iyalah, orang yang masuk sekolah ini ga cuma satu orang," sahut Hanin.

"Kantin yang diatas juga penuh" ucap Kia.

Ara mengangguk. "Saking penuhnya ya, Ara disenggol-senggol, galiat apa. Dikira Ara semut kali," Gerutu Ara.

Kia tertawa kecil. "Lu kan kecil Ra, pantesan aja orang ngira lu anak SMP," celetuk Kia membuat Ara memberenggut kesal.

"Eh btw, udah pesen?" tanya Audrey.

"Belom, kan nungguin lo Drey," jawab Kia.

"Uh sosweet, muah," kata Audrey sambil memonyongkan bibirnya seolah-olah ingin mengecup, membuat mereka bertiga menatap ngeri.

"Idih, najong," ucap Kia.

"Siapa yang pesen?" tanya Hanin.

"Ara aja." Ara berdiri dari duduknya dan ditahan oleh Audrey.

"Hati-hati lo kesenggol lagi," peringat Audrey, diangguki oleh Ara.

"Gabakal, Ara udah gede bye!" Ara pun berjalan, untuk memesan makanan.

"Lah bocah nyelonong aja, dia kan gatau apa yang kita pesen? Anjir." Kia heboh sendiri.

"Palingan juga bentar lagi puter balik tu anak," ucap Hanin.

"Tuhkan, baru aja diomongin," tunjuk Kia.

Ara mendekat. "Eh Ara lupa nanya, kalian pesen apa?" tanya Ara cengengesan.

"Mie ayam," pesan Audrey.

"Samain kek Audrey," timpal Kia.

"Samain juga kek Kia sama Audrey," final Hanin.

Ara mengangguk. "Minumnya es teh manis semua ya, jangan nego," kata Ara lalu melenggang pergi.

"Padahal gua mau pesen es jeruk, anjir," gerutu Kia.

"Ehh, itu apa rame-rame," tunjuk Kia kearah depan.

"Kebakaran kali," cetus Audrey tanpa mengalihkan atensinya dari hp yang digenggamnya.

"Samperin sono!" Titah Hanin.

"Dih, biarin aja," ucap Kia, santai.

Audrey mengangguk setuju.
"Nah, biarin aja."

Ada satu siswi yang datang ke bangku mereka.

"K-kak, itu temennya," kata siswi itu, gugup.

"Hah? Siapa? Perasaan gua ga punya temen," ceplos Audrey dan mendapat tatapan tajam dari Hanin.

"Ara maksudnya?" tebak Hanin.

"I-iya kak," jawab siswi itu dan seketika mereka bertiga berlari menerobos kerumunan.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang