20

90.1K 9K 790
                                    

Vote yu, hargai karya orang lain hihihi:)

°°°

"Umur Ayah udah ngga lama lagi. Ayah harap, kalian mempertahankan bahtera rumah tangga kalian ya, jangan ada kata perceraian, kalo ada masalah diomongin baik-baik." Ayah mengelus tangan Audrey yang berada digenggaman nya.

"Buat Arsen, jaga Audrey jangan sakiti dia. Cintai dia, seperti kamu mencintai ibu kamu. Ya meskipun, kalian dipertemukan dan disatukan karna perjodohan. Ayah harap, seiring berjalannya waktu, kalian saling mencintai," pesan Ayah dengan lirih dibalas anggukan mantap oleh Arsen.

"Buat Audrey juga, hormati Arsen sebagai suami kamu ya nak. Jangan ngeyel, nurut, trus kasih cucu ya," kata Ayah dengan terkekeh kecil.

Audrey mengangguk, lemah. "Ayah bakalan sembuh pokonya."

Ayah menggeleng, semakin membuat Audrey terisak.

Diruangan hanya ada Ayah, Arsen dan Audrey. Karna Satria sedang menemani Bunda dan Aska membeli makanan.

Ayah menatap Arsen. "Nak Arsen, tolong jaga Audrey ya."

Arsen mengangguk. "Itu sudah kewajiban Arsen Yah, untuk ngejaga Audrey."

Ayah tersenyum simpul.

SKIP...

Hari sudah menjelang malam, Arsen dan Audrey diperjalanan menuju pulang. Tadi, sewaktu dirumah sakit ada Thomas dan juga Mila menjenguk sampai sore.

Dirumah sakit yang menjaga Ayah tentu saja Satria dan mang Parman. Awalnya Arsen dan Audrey yang akan menjaga Ayah, tapi mengingat besok mereka harus pergi kesekolah.

"Drey," panggil Arsen memecahkan keheningan.

Audrey yang sedang memainkan HP nya menoleh. "Apa?"

"Makan dulu yuk," ajak Arsen dibalas anggukan kecil oleh Audrey.

"Udah jangan sedih." Arsen menggenggam tangan mungil Audrey dan mengecupnya.

Audrey mendengus, kesal. "Yakali, ga sedih. Aneh."

Arsen terkekeh, kecil. Dia berusaha menghibur Audrey, agar tidak sedih.

"Bapak ih! pegang-pegang tangan saya mulu!" gerutu Audrey.

"Suka-suka saya dong," sahut Arsen.

"Siki-siki siyi ding," ejek Audrey.

Audrey menghembus kan nafasnya pelan, lalu ia beralih menatap jalanan Kota Bandung. Sangat indah. Ia membuka kaca mobil, lalu menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Eh tunggu, siapa itu yang berjalan keluar hotel bersama Om-om? Audrey sepertinya kenal. Ia condongkan sedikit badannya, berusaha menebak apa yang ia pikirkan.

Tidak mau suudzon, tapi perawakan nya mirip seperti, Angel.

Audrey menggelengkan kepalanya, lalu kembali menutup kaca mobil.

"Kenapa?" tanya Arsen dibalas gelengan oleh Audrey.

🦋🦋🦋

Sesampainya di restoran, mereka duduk dan memesan.

Sambil menunggu makanan mereka datang, Audrey memilih membuka HPnya.

"Drey," panggil Arsen dibalas deheman oleh Audrey.

"Drey ih," panggil Arsen sekali lagi.

Audrey menatap Arsen. "Kenapa?" tanyanya malas.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang