25

77.8K 7.2K 749
                                    

Vote, Komen, Ramein>3
-
Pas baca komenan dri klian, ada yg nebak, minta next, sneng banget wkwk🥰💗
Mood pkony😭💗
Sering² komen ok:>
-
***

Audrey bergerak kesana-kemari, mencari kenyamanan. Gadis itu juga mengantuk, tapi kejadian tadi sore terus saja menghantui pikirannya.

Arsen yang terganggu pun membuka matanya, melihat sang istri terlihat misah-misuh tak jelas. "Kenapa si?" tanyanya dengan suara serak.

Audrey berbalik menatap Arsen. "Gabisa tidur," jawabnya. "Argh, nambah beban pikiran aja," lanjut Audrey.

"Udah, gausah dipikirin," balas Arsen.

Audrey menghembuskan nafasnya, memang benar,tidak perlu dipikirkan, nanti dirinya akan sakit.

"Takut Pak, padahal kalo mau maen sama saya tinggal bilang. Gausah segala pake tanggal,serem." celetuknya terkekeh,berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Malah ngelawak," cibir Arsen.

Audrey menggeleng. "Saya lagi gak, stand up komedi btw."

"Ck, terserah. Tidur! ganggu aja," suruh Arsen, dan kembali menutup matanya.

Audrey pun menutup matanya, berusaha untuk tertidur. Tapi nihil, tetap saja tulisan berwarna merah itu, terbayang-bayang dibenaknya.

"Bismillah, bisa yok bisa!" Ucap Audrey dalam hati.

Tetap sama, tidak bisa. Kemudian, ia membuka matanya lagi. "Pak, gabisa tidur ih," adunya.

Tapi tidak dijawab oleh Arsen.

Audrey mendengus kesal, lalu berbalik memunggungi Arsen.

"Drey," panggil Arsen, pelan.

"Apa? Katanya mau tidur," jawab Audrey.

Arsen berdehem. "Balik sini," titahnya.

Audrey pun berbalik, kini dia menghadap Arsen. Tiba-tiba Audrey didekap hangat oleh Arsen.

"Eh," pekik Audrey, tertahan.

"Udah, diem. Tidur aja," tegas Arsen, diangguki oleh Audrey.

Arsen pun mengelus punggung Audrey, memberikan ketenangan dan kenyamanan.

Audrey memejamkan matanya, tak lama kemudian gadis itu sudah berada di alam bawah sadar.

***

Pagi hari pun tiba, Audrey dan Arsen sedang sarapan dengan tenang. Apalagi, ini akhir pekan.

"Pak," panggilnya.

"Hm."

"Anter ke Gramedia yu," ajak Audrey,disela makannya.

"Ngapain?"

"Beli novel," jawab Audrey.

Arsen mengangkat satu alisnya. "Kan novel kamu banyak."

"Udah dibaca semua," sahutnya.

"Giliran novel aja, dibaca. Buku pelajaran boro-boro," sindir Arsen ditanggapi cengiran oleh Audrey.

"Hehe. Yaudah, kalo gamau. Saya sama temen-temen saya aja, ke Gramedia nya." Setelah mengucapkan itu, Audrey bangkit dari duduknya, dan berlari kecil menuju keatas.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang