Akhir pekan telah tiba. Hari ini Audrey dan Arsen akan Fitting baju dibutik milik Bunda Audrey.
Didalam mobil menuju butik, hanya ada keheningan. Audrey yang memainkan Hp dan Arsen yang sedang menyetir. Tapi, Arsen sesekali mencuri pandangan terhadap Audrey, namun tidak digubris oleh gadis itu.
Arsen berdehem untuk menetralkan suasana. Lalu ia berucap "Audrey?"
"Iya?" balas gadis itu.
"Ga jadi," sahut Arsen,cepat. Audrey mengerutkan keningnya.
"Gaje," celetuk gadis itu pelan, lalu kembali memainkan HP.
Bukan, bukan ini yang diinginkan Arsen. Ia ingin menanyakan apakah sudah sembuh? Tapi, rasanya susah sekali untuk mengucapkan kalimat itu. Ntah susah, atau memang gengsi.
Setelah sekian lama menahan untuk tidak bertanya,karna gengsi. Akhirnya ia memaksakan untuk bertanya, persetan dengan gengsinya. "I-itu, luka kamu udah sembuh?"
Audrey menoleh. "Udah ko, tinggal bekasnya aja dikit lagi."
Arsen mengangguk tanpa menjawab.
Lalu, keheningan kembali melanda.Skip~
Tidak dirasa mereka sudah sampai dibutik, Audrey melepas seatbelt-nya lalu turun dari mobil. Berjalan beriringan bersama Arsen masuk kedalam butik dan disambut ramah oleh pegawai yang ada disana.
Ada seorang wanita mendekati mereka berdua lalu tersenyum hangat. "Ini anak Ibu Nia ya?" tanya wanita itu.
Audrey mengangguk.
"Ohh perkenalkan saya Jesslyn asistennya Bu Nia," ucap Jesslyn dan menjabat tangan Audrey, dan juga Arsen.
"Saya disuruh Bu Nia untuk menunjukan baju pengantin. Mari," ajaknya lalu berjalan diikuti Arsen dan Audrey.
Terhitung jari Audrey ketempat ini. Karena ia sibuk sekolah, dan tidak ada waktu. Jangan lupa, mager juga.
"Saya akan menunjukan baju pengantin wanita terlebih dahulu," ucap Jesslyn mendapat anggukan dari Audrey.
Audrey menyenggol pelan tangan Arsen,membuat sang empu menoleh pertanda 'ada apa?'
"Bapak duduk aja disana," pinta Audrey berbisik,menunjuk sebuah sofa yang terletak diruangan itu.
Tak membantah, Arsen duduk. Dan Audrey mengikuti Jesslyn masuk kedalam ruangan khusus baju pengantin wanita.
Saat didalam ruangan Audrey berdecak kagum, melihat isi ruangan tersebut.
"Kata Bu Nia ini cocok untuk mba Audrey," ucap Jesslyn menunjukan baju pengantin berwarna putih.
"Ini adat sunda kan?" tanya Audrey sembari memegang baju tersebut.
Jesslyn mengangguk.
"Bagus," puji Audrey.
"Mau dicoba?" tanya Jesslyn mendapat anggukan dari Audrey.
Audrey mencoba baju tersebut. Pas, cocok, indah, itu yang terdapat di hati Audrey setelah mencoba baju pengantin itu.
"Gimana mbak?" tanya Jesslyn.
"Baguss!" seru Audrey dengan binar dimatanya.
Jesslyn mengangguk. "Saya mau ngambil Jas juga buat calon suami mbak. Sambil nunggu saya, mbak lihatin baju itu. Pasti calon suaminya makin cinta," canda Jesslyn diakhiri dengan kekehan dan kedipan mata, menggoda. Audrey terkekeh,geli. Jesslyn berjalan keluar dari ruangan tersebut untuk mengambil Jas.
Sementara itu, Audrey keluar melihat Arsen sedang sibuk dengan Handphone nya. Audrey berjalan mendekat.
"Pak," panggil Audrey, Arsen mendongak menatap gadis yang ada didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]
Romance[Follow sebelum membaca] Sudah terbit. Novel MMTMH bisa kamu temukan di toko buku online (cek part OPEN PRE ORDER) disana ada list TBO-TBO. "I like math, and I love you." -Arsen "Hati gue udah di embat guru matematika, anjir." -Audrey Mungkin di m...