54

62.7K 8K 2.2K
                                    

hai pren

vote+komen

share cerita ini ke sosial media yg kalian punya💘

hppy reading
-
-
-
_____________


Pagi haripun tiba, kini Audrey tengah bersiap-siap untuk sekolah. Lain hal dengan Arsen, pria itu sibuk bernyanyi tak jelas di kamar mandi.

"Mandinya udah belom?" Tanya Audrey sedikit berteriak.

"Aku belom gosok gigi, belom pake sabun," jawab Arsen berteriak.

Alis Audrey terangkat satu. "Lah? Trus dari tadi ngapain?"

"Mainin shampoo," sahutnya. "Aku bikin gelembung, kamu mau liat?"

Audrey membelalakkan matanya, kaki jenjangnya berjalan kemudian berhenti tepat didepan pintu kamar mandi. "Pantesan aja shampoo selalu cepet abisnya!"

"Tapi aku sambil keramas kok," sahut Arsen dari dalam.

Audrey berdecak. "Iya, tapi gausah dimainin juga."

"Tapi aku bikin gelembung, lucu. Kamu mau liat ngga?"

"Ngga!" Sahut Audrey. "Cepetan mandinya! Gausah mainin shampoo lagi!" Audrey seperti ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Iya sayang."

Audrey mencebikkan bibirnya, kemudian menyiapkan baju Arsen. Setelah itu, ia duduk ditepi kasur sembari memainkan handphone nya.

Tak berselang lama, pintu terbuka menampilkan Arsen dengan handuk sebatas pinggang.

"Aku udah beres mandinya," adu Arsen. "Keringin rambut aku."

"Pake baju dulu," sahut Audrey tanpa menengok kebelakang.

"Oke sayang."

Tak membutuhkan waktu lama, Arsen sudah rapi mengenakan bajunya. Ia menghampiri Audrey sembari membawa handuk kecil ditangannya.

Audrey mendongak, menatap suaminya. Gadis itu meletakan handphone nya disamping, kemudian mengambil handuk kecil tadi, dengan cepat Arsen duduk dibawah Audrey.

Ia dengan telaten mengusap rambut basah Arsen, menggunakan handuk tadi.

"Nanti disekolah jangan kemana-mana, disekitar sekolah aja," peringat Arsen.

"Iya Pak Arsen," sahut Audrey diiringi kekehan kecil.

"Nanti juga, kalo ke kantin jangan makan pedes," peringatnya lagi.

"Iya sayang."

Arsen terdiam, kemudian menengadahkan wajahnya. Audrey menunduk, lalu mencium hidung mancung Arsen. Setelah itu, ia kembali mengusap rambut Arsen.

"Perut aku ada kupu-kupunya," adu Arsen.

Audrey menahan tawanya, kemudian berdehem. "Panen kupu-kupu ya?"

Arsen mengangguk polos. "Gara-gara kamu, perut aku ada kupu-kupunya."

Audrey terkekeh kecil, kemudian menyimpan handuk kecil tadi disamping dirinya. Setelah itu, ia meraih sisir dan mulai menyisir rambut Arsen.

"Udah beres." Audrey meletakkan kembali sisir diatas nakas. "Ayo sekolah."

Arsen berdiri diikuti Audrey, pria itu sedikit menunduk. Ia sedikit memiringkan wajahnya. Tentu, hal itu membuat Audrey bingung.

"Apa?"

"Cium."

Audrey mendatarkan wajahnya, Arsen menatap Audrey. Ia menampilkan wajah melas andalannya. "Atuuhhh. Ayo cium pipi aku, atau mau bibir juga boleh."

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang