hai pren
vote+komen
Share cerita ini ke sosial media yang kalian punya 💘
hppy reading
-
-
-
________________"Ayah ..." isak Audrey melihat Ayahnya yang sudah terbujur kaku, kain kafan telah menutupi tubuh cinta pertamanya.
Bendera kuning terpampang diluar rumah, warga datang untuk melayat. Jenazah Radit sudah dimandikan, tinggal dikebumikan.
Arsen mengusap bahu istrinya, sesekali ia menciumi pucuk kepala Audrey.
Ketiga sahabat Audrey datang, Arsen pun beringsut memberi ruang untuk mereka. Kia mendekati Audrey, lalu memeluk sahabatnya erat.
Kia mengelus punggung Audrey seraya berkata,"Sabar ya Drey, Ayah lo udah tenang."
Audrey diam, tidak menjawab. Ia semakin terisak.
Mereka turut sedih atas kepergian Ayah Audrey. Ketiganya kompak tidak sekolah mengingat Audrey tengah berduka.
Kini giliran Ara, gadis itu memeluk Audrey sembari menangis. "A-aud yang sabar ya. A-ara juga s-sedih," ucap Ara tersendat-sendat.
Hanin, gadis itu turut memeluk Audrey. Hanya sekilas, setelah itu ia mengaji surat Yassin.
Ara melepas pelukan lalu beralih memeluk Nia yang kini tengah menangis. "Bunda Aud yang sabar ya, Ara juga sedih."
Nia mengangguk seraya mengelus bahu Ara.
"B-bunda Ara nanti kesini, soalnya Bunda Ara tadi ke kantor," ucap Ara.
"Iya Ara. Ara jangan nangis." Nia melerai pelukan lalu mengusap Air mata yang keluar dari mata indah Ara.
🌙🌙🌙
Satria mengumandangkan azan diliang lahat Radit. Cowok itu sekuat tenaga menahan air matanya yang hendak mengalir keluar.
Setelah mengumandangkan Azan, ia naik dari liang lahat, lalu berdiri disamping Arsen yang kini tengah memeluk Audrey.
Audrey melihat Ayahnya yang ditimbun oleh tanah, lantas menggeleng keras. Tentu, hal itu membuat Arsen bingung.
"Kenapa sayang?"
"Ayah ..." Mata Audrey memanas. "Itu Ayah Audrey ada dibawah, jangan dikasih tanah!" teriak gadis itu.
Para warga menatap prihatin pada Audrey. "Ayah!" teriak Audrey sebelum kehilangan kesadarannya.
"Audrey!" Arsen menepuk pipi istrinya.
Kia melebarkan bola matanya saat melihat Audrey pingsan. Saat hendak melangkahkan kakinya untuk mendekati Audrey, Hanin menahan lengan gadis itu.
"Udah ada Pak Arsen," kata Hanin.
Kia mengangguk kecil, lalu kembali ke posisi semula. Ara menggaet lengan Hanin, lalu kepalanya ia sandarkan dibahu gadis itu.
"Sedih banget." Ara murung.
"Doain yang terbaik aja," sahut Hanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]
Romance[Follow sebelum membaca] Sudah terbit. Novel MMTMH bisa kamu temukan di toko buku online (cek part OPEN PRE ORDER) disana ada list TBO-TBO. "I like math, and I love you." -Arsen "Hati gue udah di embat guru matematika, anjir." -Audrey Mungkin di m...