27

69.2K 6.6K 636
                                    

Ada yang nungguin cerita ini up? gada? yasudah, isoke. . .

Vote, Komen, Ramein!

_______________

*********
'Tunggu besok! Bakal ada kejutan besar buat lo! Siapin mental!'

"Aelah ada apa lagi si? Segala siapin mental, emang mo tempur?" tanyanya sedikit bercanda,jauh dalam lubuk hatinya, gadis itu takut. Takut terjadi yang tidak-tidak, ntah pada dirinya, atau pada orang terdekatnya. Semoga saja tidak.

Audrey berdecak kesal, pasalnya isi dari paket tersebut hanya sebuah tulisan peringatan. Ntah maksud dan tujuan apa.

Ia mondar-mandir sembari memegang secarik kertas berisi tulisan tadi, pantas saja isi paket tersebut ringan.

"Ini siapa si? Maksud dia apa? Kejutan besar? Mo apa? Pesta?" Audrey menatap Arsen yang tidur membelakangi nya. Bisa-bisanya Arsen tak menemani dirinya membuka isi dus tersebut.

Bola mata Audrey memutar, melihat jam dinding. Terlihat, pukul 00.10 wib.

Audrey menghembuskan nafasnya, lalu menyimpan secarik kertas tersebut pada nakas.

Lalu, duduk dan bersandar pada sandaran kasur. Kemudian, gadis itu mengambil HP nya, dan membuka aplikasi berwarna hijau.

Membuka grup, dan mengetikkan sesuatu.

Jandah kembang

Anda:

oy
dh pda molor yeu
gue dh buka isi dus itu
nih gue potoin

you send a picture.

besok gue cerita dah ya
papayyyy

Audrey kembali menyimpan HP nya dinakas, dan menarik selimutnya sebatas dada. Lalu, memejamkan matanya menuju ke alam mimpi.

*********

Suara dentingan sendok beradu dengan piring terdengar,di dalam rumah yang berisi 2 orang.

"Oiya, Bi Inah ko engga kesini?" tanya Audrey disela mengunyah makanannya.

"Anaknya sakit, tadi udah izin sama saya," jawab Arsen. Audrey mengangguk-anggukan kepalanya, tanda paham.

"Nanti kamu kerumah Bunda atau Mama aja, saya nanti ga ada dirumah," kata Arsen.

"Mo kemana?"

"RS Cianjur,ketemu sahabat saya," balas Arsen, lalu meneguk segelas air putih.

Audrey mengangkat satu alisnya. "Ngapain? Ko ketemuannya di RS si? Di cafe atau dimana kek yang lebih aesthetic."

"Cuma ketemu sebentar," balas Arsen.

"Ih! Ikut atuh!" Pinta Audrey dengan semangat.

"Ngapain? Kek yang engga pernah ke Cianjur aja."

Audrey menggeleng. "Ga pernah, maka dari itu saya mau ikut."

"Gak," tolak nya dengan tegas.

"Ih pak! Ikut dong! Yaudah, kalo gamau izinin. Saya berangkat sendiri aja," finalnya.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang