45

80.5K 8K 3.5K
                                    

hai pren

Tq for 250K+ readers.. semoga makin banyak yg ngenal SenDrey, makin byk yg baca.. Aamiin!!!💜

Oiya, share cerita ini ya!!💜

ramein perbarisnya okiss!!

vote ya pren

hppy reading
-
-
-
_____________

"Sayang, kamu lagi haid?"

Audrey yang sedang memainkan handphone nya pun, lantas menatap Arsen yang sedang memeluknya.

"Engga, kenapa emang?"

Arsen tersenyum lebar. "Kamu mau dapet pahala ngga? Ini malam Jum'at loh."

Seketika dahi Audrey mengerenyit, maksud Arsen apa? Ia menyimpan handphone dinakas, lalu beralih menatap Arsen. "Kenapa emang?"

"Ish, kamu masa ga paham si. Ayo, kita lakuin biar dapet pahala," desak Arsen.

Audrey langsung konek. Ia menatap ragu pada Arsen. "T-tapikan aku belom lulus. Kamu juga paham kan?"

Arsen langsung bangun, melepas pelukannya. Ia menatap aneh pada Audrey, seraya berkata,"Lah, emang kalo yasinan harus nunggu kamu lulus dulu?"

•🗿🗿🗿•

Audrey kini sedang menonton televisi, duduk disofa yang berada dikamar. Sebenernya, ia hanya menyalakan televisi, tidak ditonton.

Pikirannya masih mengingat kejadian memalukan tadi. Dia sangat malu!

Ia dan Arsen sudah ngaji Yassin. Saat beres mengaji pun, Audrey tidak berbicara. Hanya menjawab, saat Arsen berbicara padanya.

Ia menoleh sekilas, pada Arsen yang datang. Audrey kembali memfokuskan dirinya pada televisi.

Sedangkan Arsen, ia membawa dua gelas susu putih. Lalu, menyimpannya dimeja dan duduk disamping Audrey.

"Aku bawain susu tuh, diminum," kata Arsen.

Audrey mengangguk, tanpa mengalihkan atensinya. Arsen menatap heran pada Audrey, ada apa dengan istrinya ini?

"Kamu kenapa?" tanya Arsen.

Audrey hanya menggeleng.

Lagi-lagi Arsen dibuat bingung oleh Audrey. Ia menghela nafas, mungkin istrinya ini masih kesal dengan kejadian tempo hari.

"Aku ada bikin salah ya?" tanya Arsen, lagi.

Lagi-lagi Audrey hanya menggeleng. Audrey tak marah, atau apapun itu. Ia hanya malu. Ntahlah, mungkin kalian berpikir biasa saja. Tapi, Audrey sangat malu.

Arsen yang mendapat respon sedemikian pun, hatinya mencelos. Ia tidak suka istrinya mendiamkan seperti itu.

"Kamu marah ya sama aku?" tanyanya, lagi.

Audrey kembali menggeleng.

"Ngomong dong, dikit aja."

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang