02

137K 15.1K 2.2K
                                    

Hayy gayss?

apa kabar? bagaimana harimu?

Stay Safe and Happy Reading❤️

°°°

Upacara pun dimulai. Hari dimana penerimaan siswa dan siswi baru di SMA Aksara Bangsa. Murid-murid disini tak sedikit yang bergelimang harta. Sekolah unggulan di Bandung, memiliki murid-murid yang cerdas.

Hari ini M.O.S untuk siswa/siswi baru dimulai, jadi upacara akan lama. Semakin lama semakin panas.

"Dedek lelah bang." Ara mengelap keringat yang mengucur didahinya.

"Berisik bocah," sahut Hanin tanpa menoleh kebelakang.

Audrey yang berada disamping Hanin pun berbisik.

"Tau ga?" tanya Audrey.

"Apa?" Hanin menoleh.

"Banyak cogan anjir," balas Audrey, lalu kembali keposisi semula.

"Anj-" belum sempat Hanin menjawab, Ara memotong dan sedikit memajukan kepalanya ketempat.

"Hah? Apa-apa? Kalian bisik-bisik tetangga ya, apa ih kepo," tanya Ara, heboh.

"Syut, brisik," sinis Kia.

Ara mencebikkan bibirnya. "Ih Kia mah, Ara kan kepo."

Audrey, Hanin, Ara, dan Kia sudah bersahabat semenjak Audrey menetap di Bandung, lebih tepatnya di Komplek Cemara. Rumah mereka tidak jauh palingan terhalang beberapa rumah.

Beruntung, mereka di Kelas 12 sekelas.

Tanpa mereka sadari, upacara telah selesai.

"TANPA PENGHORMATAN, BALIK KANAN BUBAR JALAN!" Perintah Pemimpin upacara.

Murid-murid berhamburan, ada yang ke kelas, ada yang ke kantin dan ada juga yang dihukum karena bolos, atau telat.

•••

Kelas 12 Ips 2.

Audrey, Hanin, Ara, dan Kia masuk Ke Kelas. Audrey sebangku dengan Hanin, dan Ara dengan Kia.

"Ga nyangka banget kita bakal sekelas," seru Ara senang.

"Iya euy, ini yang paling gue tunggu. Bisa sekelas sama kalian, males banget pas kelas 11, sekelas sama mantan. Auto galmup gue," ucap Kia mengerucutkan bibirnya. Mereka tertawa.

Satu sekolah sudah kenal dengan keempat sejoli ini. Dulu, meskipun mereka tidak sekelas tapi jika kekantin selalu bareng.

"Woy woy, Pak Iman dateng woy!" teriak Asep dari luar. Semuanya pun bersiap-siap duduk rapi.

Pak Iman datang, keadaan kelas menjadi hening.

"Assalamualaikum," Ucap Pak Iman dan duduk dikursi guru.

"Waalaikumsallam."

Tegang. Itulah yang dirasakan semua murid dikelas. Pak Iman dengan tatapan tajamnya, menelisik satu persatu murid.

"Oke, bapak udah ga asing lagi sama muka kalian," canda Pak Iman. Yang awalnya tegang, menjadi biasa saja karena candaan Pak Iman. Pak Iman memang sering bercanda, tapi ada juga waktu seriusnya.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang