43

68.3K 7.2K 742
                                    

hai pren

ku tebak, kelen msi jomblo y. ysdh sbr y, sm kok

Seperti biasa, tinggalkan jejak❤️

happy reading
-
-
-
______________

Andai aku tak mengenalmu, tak mencari tau segala sesuatu tentangmu. Mungkin, tidak akan tercipta luka begitu dalam di relung hatiku.

—Fauzan ramadhan.
________________

"SADAR ZAN! LO ITU CUMA OBSESI!"

Fauzan mencerna ucapan Audrey, apakah benar dirinya itu hanya obsesi?

"Tapi gue cinta sama lo Drey!" sentak Fauzan.

Untung saja keadaan taman sepi. Tadi, saat Audrey akan menyusul ketiga sahabatnya, karna dirinya ke toilet terlebih dahulu. Fauzan menarik paksa tangannya, lalu membawanya ke taman.

Audrey memegang kedua bahu Fauzan, lalu mengguncangkan nya seraya berkata,"LO ITU OBSESI FAUZAN! LO GA CINTA SAMA GUE! TAPI OBSESI!"

"Lo juga tau, gue udah ada yang punya," lirih Audrey kemudian berjongkok.

Ia lelah karna perilaku Fauzan seperti ini. Harus berapa kali Audrey bilang, jika dia sudah ada yang punya.

"Cara biar gue ikhlasin lo gimana Drey? Gabisa," cicit Fauzan.

Audrey berdiri, lalu tersenyum hangat. "Lo bisa Zan, gue yakin."

"G-gue gabisa Drey," lirih Fauzan.

Audrey menggeleng. "Asal lo usaha buat lupain gue. Lo bakal bisa."

"Caranya?"

"Jauhin gue."

Fauzan menatap permohonan pada Audrey. "Tapi, gue gamau jauhin lo."

"Gimana lo mau lupain rasa cinta lo ke gue. Sedangkan lo gamau jauhin gue. Itu satu-satunya cara, Zan," jelas Audrey.

Fauzan diam, berusaha meyakinkan diri bahwa ia memang harus menjauhi Audrey. Ya meskipun hatinya jadi korban. Ia juga sadar, bahwa Audrey sudah ada yang punya.

"Iya. Gue bakal jauhin lo," putus Fauzan.

Audrey menghela nafas lega. Tapi, yang ia takutkan setelahnya adalah Fauzan membenci dirinya.

"T-tapi Zan, lo ga benci gue kan?" tanya Audrey, ragu.

Fauzan tersenyum getir. "Mana mungkin gue benci sama orang yang gue cintai."

"Makasih Zan," ucap Audrey.

Fauzan mengangguk. "Maaf juga, soal kemarin. Gue sadar, selama ini gue cuma obsesi. Seharusnya, kalo emang gue cinta. Gue relain lo sama siapapun," tutur Fauzan.

"Kalo dipikir-pikir gue bego banget ya. Kemaren-kemaren gue maksa lo buat jadi milik gue. Secara ga langsung, gue nurunin harga diri. Ternyata bener, cinta membutakan segalanya," lanjut Fauzan.

"Cinta itu ga membutakan, yang membutakan adalah keinginan untuk memiliki," sahut Audrey.

Fauzan mengangguk, lalu tersenyum mengiyakan ucapan Audrey.

"Gue boleh peluk lo? Untuk terakhir kalinya? Anggap aja ini perpisahan, sebelum gue jauhin lo. Jujur Drey, rasanya gue ga sanggup. Tapi gue bakal berusaha," ucap Fauzan.

Audrey meneguk salivanya kasar. Bagaimana jika ada yang melihat nya, dan terjadi kesalahpahaman? Ah, tapi mana mungkin taman sangat sepi.

Tanpa menunggu jawaban Audrey, Fauzan memeluk gadis itu.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang