47

75K 7.6K 1.3K
                                    

hai pren

vote+komen

baca teliti, jangan cm baca dialognya aja. biar paham.

•🗿🗿🗿•

Kini Audrey sedang mengompres bahu Satria. Cowok itu menjerit kesakitan, karna aliran listrik dari raket nyamuk itu mengenai bahunya.

Selain tersetrum, bahu Satria juga sedikit membiru. Karna, Audrey memukul kecoa tersebut.

Berakhir, hewan itu tergeletak tak berdaya diatas ubin.

"Gue aduin Bunda, awas aja," ancam Satria.

Audrey menekan bahu Satria, dibalas ringisan oleh cowok itu. Dasar aduan.

"Nyeuri ish," kata Satria pada Audrey.
(Sakit ish.)

"Cicing matakna," balas Audrey, kesal.
(Diem makanya.)

Sedangkan Arsen, lelaki itu hanya menyimak. Diantara kasian dan juga lucu. Perkara kecoa, sampai harus seperti itu.

"Udah, sana tidur," suruh Audrey sembari menaruh kompres-an diatas meja.

Satria meringis memegang bahunya. "Lo si, malah maen pukul aja. Mana kesetrum lagi. Kena mental gue, nginep disini."

Arsen memberikan dua jempolnya pada Satria, cowok itu melotot pada Arsen. "Dzolim lo Sen!"

"Itu akibatnya, sering ngeledekin gue," kata Arsen.

Satria menatap Audrey. "Suami lo nyebelin."

"Lo juga nyebelin, bang," balas Audrey.

Arsen menahan tawanya, sedangkan Satria mendengus sebal. Ia berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju kasur.

"Dah, lo pada tidur, besok mulung." Satria merebahkan tubuhnya, lalu menarik selimut sebatas dada.

"Dih! Sama-sama!" Semprot Audrey kemudian berdiri, meraih tangan Arsen dan berjalan keluar kamar Satria. Menyisakan, Satria yang terkikik geli.

Audrey dan Arsen memasuki kamar. Keduanya menaiki kasur, lalu sama-sama merebahkan tubuhnya.

Arsen memeluk tubuh Audrey, menyembunyikan kepalanya didada istrinya. Audrey langsung mengusap lembut kepala Arsen.

Arsen mendongakkan kepalanya. "Sayang."

"Apa?"

"Love you." Arsen kembali menyembunyikan wajahnya, memeluk erat-erat Audrey. Sedangkan gadis itu malah terkikik geli, akan tingkah laku Arsen.

Arsen kembali mendongak. "Sayang."

"Apa?"

"Love you."

Audrey kembali terkekeh geli, dan Arsen tersenyum lebar, seraya kembali memeluk erat Audrey. Ia menghirup dalam-dalam aroma harum yang dimiliki oleh istrinya itu.

"Tidur," titah Audrey mengusap rambut Arsen.

Suaminya menurut, selang beberapa menit Arsen sudah berada di alam mimpi.

Dirasa Arsen sudah tertidur lelap, Audrey mengurai pelukannya. Dirinya menatap lekat-lekat wajah Arsen, ia usap pipi suaminya.

"Ganteng," ucapnya tanpa suara.

Saat Audrey akan memejamkan matanya, sebuah suara dari luar mengejutkan dirinya.

Seperti sesuatu yang mengenai kaca balkon. Audrey menelan salivanya kasar, diantara takut dan juga penasaran.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang