38

68.7K 7.7K 2.3K
                                    

Sebelum baca, usahakan vote dulu.
Ramein chap ini sama komen kalian.

Share cerita ini, ke sosial media yang kalian punya.

Happy reading
-
-
-
_______________

"Drey, gue anterin. Oke?"

Audrey menggeleng, menahan kesal. Pasalnya, sedari tadi Fauzan trus memohon, ingin mengantar kan Audrey pulang.

Seraya membereskan buku, Audrey berusaha menghiraukan Fauzan. Meskipun, sudah dilarang oleh Kia dan Hanin tapi yang nama Fauzan ya Fauzan. Keras kepala.

"Audrey nya gamau! Sono lo, sama sohib lo! Si Titis sama si Asep!" sentak Kia, dibalas dengusan kesal oleh Fauzan.

"Riweh lo! Mereka udah gue suruh pulang duluan, gue mau berduaan sama Audrey," balas Fauzan.

Kia menatap jijik, Fauzan. "Dih."

"Sana Zan, Audrey gue yang anterin," usir Hanin, dengan wajah dingin.

Fauzan menghela nafas. "Drey? Lo ga ada niatan buka hati buat gue?"

Audrey berbalik, sembari menyampirkan tas nya dibahu. Gadis itu berdehem, suasana mendadak hening.

"Lo tau kan, kalo hati gue udah ada yang isi. Ya, otomatis ga ada peluang buat lo masuk." Audrey bersuara.

Kia menyenggol lengan Hanin, lalu berbisik. "Ni cowok, batu banget si."

Fauzan tertawa miris, seolah tak percaya apa yang diucapkan oleh Audrey.

"Dari pada lo sakit hati, mending mundur deh Zan," timpal Kia.

"Sapa lo, nyuruh-nyuruh gue mundur? Yakali, gue mundur. Gue ga sepengecut itu," jawab Fauzan.

"Batu banget si lo!" bentak Kia.

Fauzan tak menghiraukan Kia, atensinya beralih pada Audrey.

"Lo, jawab gitu mungkin belom suka sama gue. Lo bohong kan? Gue liat-liat ko, lo ga ada rumor deket sama siapapun? Gue bakalan tetep perjuangin lo." Setelah mengucapkan itu, Fauzan pun pergi meninggalkan kelas.

Audrey mengembuskan nafas kasar, lalu menatap ketiga temannya. Untung saja keadaan kelas sepi, hanya mereka berempat.

"Gila, nekat banget tu bocah," kata Kia.

"Keras kepala banget," sahut Audrey berdecak, frustasi.

"Padahal Aud udah ada suami, tapi kok Fauzan nekat deketin si?" tanya Ara, sembari mengemut permen kaki.

"Kan Fauzan ga tau kalo, Audrey udah ada suami," jawab Kia, pelan. Takut-takut diluar, ada yang menguping kan.

"Ohh, kasih tau aja. Gampang," ucap Ara enteng.

"Ra, lo ini bego atau gimana si?" tanya Kia, geram.

Ara mengerejapkan matanya polos, lalu terdiam sejenak berusaha mengingat-ingat. Kemudian, gadis itu mengangguk. "Ohh iya, Ara lupa!" katanya sembari cengengesan.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang