16

90K 9.8K 2.9K
                                    

eyyoww

Wihh, udh 3,2K aja😭, perkiraan aku 2K bulan depan,tapi kalian luar biasaaaa💗

Alhamdulillah,Makasih banyak yaa kaliann💗

Kawal trus SenDrey smpe jdi bucin wkwk😣💗

Biar kek org², Arsen×Audrey= SenDrey, setuju ga? Pastilah😭
Atau ada saran?

Seharusny up 3 hari lg, atau 4 hri lagi, tpiii Spesial buat klian, aku up lagi!!🦋

Yo, Happy Reading!

***
        Audrey sudah pulang,sekarang dia berada diluar rumah, bersama Hanin,Kia,Ara. Karna mereka ber 3 sudah mengantar Audrey. Kenapa tidak bareng dengan Arsen? karna Arsen sedang rapat disekolah.

"Makasih banyak ya, eh kalian mampir dulu dong, plis," pinta Audrey, merengek.

Hanin berdecak sebal, lain hal dengan Ara dan Kia yang menunjukan wajah binarnya.

"Engg-"

"Ayo Nin,Ra!" sahut Kia, menyela ucapan Hanin, dan menarik tangan mereka berdua menuju rumah, bernuansa putih, milik Audrey dan Arsen.

Audrey mengangguk senang, lalu ikut berjalan mengikuti ketiga temannya.

Nanti, ia akan memperkenalkan ketiga temannya kepada Ucup, Denok dan Umi Icih.

"Duduk dulu, gue bikinin minum," suruh Audrey saat keempatnya masuk kedalam rumah. "Mau minum apa?" tanya Audrey.

"Jus Jam-"

"Air putih dingin aja." Hanin menyela ucapan Kia. Kia mengerucutkan bibirnya, sebal.

"Ara mau jus jambu!" sahut Ara,berteriak.

"Okey, Kia sama Ara mau jus jambu. Lo Hanin? jangan air putih dingin dong, apa kek, jus lemon misalnya," tawar Audrey.

Hanin mengangguk. "Jus lemon aja."

"Anjir, apa ga asem tuh," kata Audrey lalu, melenggang pergi menuju dapur.

Setelah Audrey pergi menuju dapur, Kia dan Ara mengambil cemilan yang terletak dimeja.

"Kalian, malu-maluin aja," geram Hanin, melihat tingkah mereka berdua.

"Yeu, gapapa Nin. Anggap rumah-"

"Ara aja." Ara menyela ucapan Kia.

Kia mencebikkan bibirnya kesal, dan Hanin menatap datar mereka berdua.

"Rumahnya gede, tapi sepi ya," ucap Kia menelisik setiap penjuru rumah.

Hanin mengangguk, mengiyakan.

"Cuma diisi berdua lagi," sahut Ara.

Kia menoleh kepada Ara yang duduk disofa single, dengan cemilan kentang dipangkuannya.

"Tumbenan bener," balas Kia.

Ara mengangguk. "Benerkan, cuma mereka berdua."

"Iya si. Mungkin, Audrey sama Pak Arsen belajar mandiri," jelas Hanin diangguki mereka berdua.

"Tapi ya, diliat-liat, Bu Jessica kek nempel sama Pak Arsen. Pak Arsennya apa gak risih tuh?" tanya Kia, penasaran.

"Pasti risih lah, mungkin keliatan ga risih, karna ngejaga imagenya. Yakali, pas dideketin Bu Jessica didepan umum, dibentak-bentak, diusir, didorong, ngilangin citranya sebagai pewaris sekolah dong," jelas Hanin, panjang lebar dihadiahi anggukan setuju oleh Kia.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang