64

44.4K 6.7K 3.3K
                                    

hai pren

Ini aku up lagi, cepet banget kan🤌🏻☺️

Jangan jadi siders ya, nanti kepala nya digenjreng sampe bunyi jonjeng-jonjeng 😠😠

hppy reading
-
-
-
___________________

Sudah terhitung 1 minggu sejak kematian Radit, sikap Audrey ada yang berubah. Sering kali Arsen memergoki Audrey sedang melamun, akhir-akhir ini pun gadis itu menyibukkan diri.

Arsen juga belakangan ini uring-uringan karna tidak bisa bermanja-manja, Audrey sibuk belajar.

Mereka berdua sudah tidak menginap lagi, karna Bunda menyuruh agar pulang saja. Bunda memahami jika mereka butuh privasi. Awalnya Audrey protes, karna ia takut Bunda kesepian. Namun Bunda menjawab,"Gapapa, kan ada Aska sama Satria."

Hari ini akan diadakan ujian semester 1. Audrey akan berusaha untuk mendapatkan nilai terbesar.

Audrey menggendong tasnya, ia berbalik mendapati Arsen yang sedang berdiri dengan baju yang tidak dikancingkan.

Arsen menyengir dengan wajah tanpa dosa. "Sayang."

Audrey mengangkat satu alisnya. "Kenapa? Aku kira dari tadi udah beres."

Arsen mengerucutkan bibirnya. "Ih kamu mah. Kancingin atuh. Udah seminggu aku ga manja-manjaan sama kamu. Kamu tega sama kamu? Aku udah kek suami terlantar ga diurus sama istrinya." Arsen mengoceh.

Audrey terkekeh lalu mengancingkan baju Arsen. Setelah selesai ia merapikan rambut Arsen. "Udah, ayo berangkat," ajak Audrey.

Arsen mengangguk lalu bergegas menyambar kunci mobilnya, setelah itu ia menggenggam tangan Audrey.

"Eh, bentar." Arsen tiba-tiba menghentikan langkahnya, otomatis Audrey pun ikut terhenti.

"Apa?"

Arsen mengecup pipi Audrey bertubi-tubi, lalu kembali berjalan menuruni tangga.

🌸🌸🌸

"Wah anjir, mumet banget." Kia mengipas-ngipasi wajahnya menggunakan lengan.

"Iya ih! Susah banget!" gerutu Ara.

Audrey menyunggingkan senyumnya, bagi dia pelajaran tidak terlalu susah. Tidak sia-sia ia belajar.

"Lebay lo pada," celetuk Hanin.

Kia mendelik. "Bukannya lebay, tapi emang susah." Kia beralih menatap Audrey. "Iyakan Drey?"

Audrey menggeleng. "Biasa aja," jawabnya.

Kia sempat terdiam sejenak, lalu memegang kedua pipi Audrey. "Omo?! Lo bilang apa tadi? Biasa aja? Omo-omo! Ini lo? Anjir." Kia heboh sendiri.

"Audrey belajar, ga kek lo rebahan terus," damprat Hanin.

Kia yang merasa tersindir pun lantas menatap Hanin dengan sinis. Yang ditatap balik menatap sinis. "Apa?!" tanya Hanin sewot.

Kia menggeleng lalu kembali duduk seperti semula, ia memegang dagunya. "Hem ..."

"Lagu ya?" tanya Ara menatap Kia.

"Bukan!" sungut Kia.

Ara mengerucutkan bibirnya, "Padahal cuma nanya."

"Serius lo, Drey? Biasa aja? Ga susah?" tanya Kia memastikan.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang