46

73.8K 7.6K 1.5K
                                    

hai pren

vote ya bunda
komen juga

happy reading
-
-
-
_____________

Kini mereka bertiga sedang makan malam, Satria begitu lahap memakannya. Seperti tak makan satu hari.

"Oh iya, gue lupa nanya. Bang Sat, lo kok bisa masuk rumah si?" tanya Audrey disela mengunyahnya.

"Satria goib sayang, jadi bisa nembus tembok," timpal Arsen.

Satria melotot pada Arsen, lalu menelan makanannya. "Enak aja lo Sen! Pintunya kaga dikunci, yaudah gue masuk. Untung yang masuk gue, bukan maling."

Audrey terkikik geli. "Ya kan elo, malingnya bang." Arsen mengangguk, menyetujui ucapan Audrey.

Satria mendelik, lalu saat akan mengambil ayam goreng milik Arsen. Lelaki itu, menepis tangan Satria. "Tuhkan, maling."

Satria mencebikkan bibirnya. "By, minta atuh ih!"

Audrey tertawa mendengar Satria yang menggoda Arsen. Sedangkan Arsen, dia hanya mendengus kesal.

"Jijik Sat!"

"Kesel sama kamu! Cuekin aku trus! Aku juga butuh peluk-peluk, cium-cium." Satria, lagi-lagi memperagakan ucapan Arsen.

"Diem Sat!" Kesal Arsen.

Audrey hanya tertawa geli, hancur sudah image Arsen.

"Sayanggg," rengek Arsen menatap Audrey.

"Peluk cium, peluk cium," ejek Satria sembari menyuap nasi.

Arsen mendelik, lalu melemparkan ayam goreng miliknya. Satria dengan sigap menangkap ayam goreng tersebut. "Astagfirullah, tidak boleh begitu Mamang! Ini Makanan, jangan mubadzir."

Satria langsung melahap ayam goreng tersebut. Sedangkan Arsen, melongo dibuatnya. Mengapa ia melemparkan ayam goreng miliknya? Mana cuma satu lagi.

Audrey menumpu kepalanya menggunakan tangan, menyaksikan drama yang terjadi. Abangnya dan Suaminya ini, bagai Tom dan Jerry. Selalu tidak akur.

"Sat!" Arsen menatap tajam Satria.

Satria mengerutkan keningnya. "Ada apa bujang? Manggil mulu."

"Ish," kesal Arsen lalu beralih menatap Audrey. "Satria ngeselin, sayang."

"Adu-an lo. Kek emak sama anak," cibir Satria.

"Bilang aja lo iri," sahut Audrey.

Arsen mengangguk. "Emang jomblo selalu iri, huu."

Satria mendengus kesal, ternistakan lagi. "Liat aja nanti, gue uwu-uwuan."

"Emang ada yang mau sama lo?" tanya Audrey.

Satria menyengir. "Ga ada si."

"Arsen, maen PS ayo," ajak Satria lalu berdiri.

Arsen menatap Satria, seraya menggeleng. "Ga punya PS."

"Gue bawa, ayo maen," ujarnya.

Arsen menatap Audrey, dengan niat meminta izin. Sedangkan yang ditatap menaikan satu alisnya.

My Math Teacher, My Husband [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang