26|• luka tanpa obat

102 24 0
                                    

Assalamu'alaikum selamat membaca semoga suka ✨




Luka tanpa obat itu adalah kecewa dan tak harapan untuk sembuh sekali lagi

_Olivana Zafhara_










Sinar matahari pagi masuk ke kamar Oliv melalui jendela. Oliv terbangun dari tidurnya yang melelahkan. Ia masih terlihat lusuh dan matanya yang sedikit menyipit karena tak henti hentinya menangis. Rasa pusing masih ia rasakan saat ini. Oliv melihat keadaan kamarnya yang sedikit berantakan, tak ada yang menyapanya dan tak ada senyuman dari Alya. Biasanya Alya lah yang menyapanya ketika ia sudah bangun, baru kali ini ia tak merasakan itu. Ia sudah membuat keputusan yang salah. Oliv menyesali keputusannya, keputusan pedih itu membuat oliv sendirian.

Oliv berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena badannya lengket. Hari ini ia tak begitu semangat hidup. Ia berjalan seperti zombie kelaparan. Setelah ia selesai mandi, Oliv pergi ke dapur untuk mengisi perutnya entah apa yang tersedia di dapur ia makan. Ternyata di meja maka sudah ada masakan Alya yang sudah disiapkan untuk Oliv. Hari ini mereka harus mandiri karena bi Ning pulang kampung.

"Ternyata bener tanpa bantuan orang lain gue gak bisa apa apa, gue cuma bisa tidur doang, dasar gak guna" ia mengebrak meja.

"Kalau aja gue gak egois semua ini gak akan terjadi, hiks hiks" Oliv menangis lagi.

"Gue kecewa sama Lo ven,

*****

Alya merenung sambil memandangi buket bunga buatan Oliv yang dibuat untuk Aven sebelum kecewa melandanya. Kelas Alya masih sepi tak ada siapapun ia memang sengaja datang awal untuk memberi bunga itu tanpa sepengetahuan siapapun. Langkah kaki seseorang membuat Alya sedikit gugup.

"Alya" panggil Aven dengan tiba-tiba.

"Ven gue mau ngomong sama Lo"  Alya menarik tangan Aven menuju taman belakang sekolah.

Aven juga heran dan bingung dengan sikap Alya. Untuk apa Alya mengajaknya ke tempat sepi?.

"Ven ini buat Lo dari Oliv" Alya memberikan buket bunga itu pada Aven dengan mata berkaca-kaca.

"Oliv? Dia di mana sekarang?" Aven menerima buket itu lalu membaca surat kecil yang terselip di buket itu.

"Dia gak enak badan sejak tadi malam Ven, dia cuma titip buket itu ke elo" mereka pun duduk di kursi panjang taman itu sambil termenung bingung.

Untuk Arnold my honey

Maaf gak sebagus yang kamu inginkan Ar, tapi pokoknya aku sayang kamu!!

Flashback on

Sepasang kekasih sedang berjalan-jalan sore hari ini. Mereka ingin melihat sunset di pinggir danau yang tak jauh dari tempat tinggal Arnold. "Ar kenapa matahari harus tenggelam?" Tanya oliv sambil menatap wajah kekasihnya itu.

"Matahari juga punya rasa lelah Liv, dia tenggelam untuk beristirahat sejenak untuk kembali dengan sinarnya lagi" jelas Aven tersenyum mengusap rambut Oliv.

Tak sengaja di sebrang danau ada sepasang kekasih yang sedang bermesraan juga. Mereka sangat romantis dengan buket bunga yang besar dan indah. "Bagus ya buket nya Liv" ucap Aven.

"Kamu mau ven? Kalo mau aku bisa kok buat, nanti aku buatin ya" seru Oliv dengan semangat.

"Boleh buat yang besar ya"

"Oke Arnold, tapi aku berharap peristiwa indah ini gak akan berakhir Ar" oliv menyandarkan kepalanya ke bahu Arnold.

Flashback off

"Tapi sayang Liv semua ini udah berakhir, Lo pergi gue juga pergi" ucap Aven tiba-tiba.

"Ven jangan dia butuh Lo, dan gue juga tapi gue bingung harus gimana? Memilih antara sahabat sama cinta itu gak mudah"

"Tapi gue cinta sama lo Al, udah lama kita menunggu momen ini kenapa masih ragu untuk melanjutkan kisah kita yang sempat terhenti hanya karena orang jahat seperti Pras." Aven menatap Alya.

"Bukannya gue meragukan lo Ven tapi ini soal persahabatan yang harus di pertahankan, kita sekarang hanya sahabat belum lebih, pikirkan itu dua kali." Alya pergi tanpa mempedulikan Aven yang bingung harus bagaimana menyelesaikan masalah ini.

"Tapi lo lebih penting Al, gue sayang sama lo,"

****

Ayu menghampiri Alya yang diam menatap sebuah kertas yang sudah lama ia simpan selagi menunggu Aven. Dulu.

"Al, sendirian aja Oliv mana?" Tanya Ayu.

"Oliv sakit Ay doain cepet sembuh ya." Ucap Alya dengan wajah yang terlihat bersedih dan banyak masalah.

"Oliv kenapa kok kemarin kelihatan gak mood gitu? Cerita dong Al." Ayu membujuk Alya untuk menceritakan masalah yang sedang ia hadapi sekarang. Tapi Alya tak mau ada satupun sahabatnya yang tau tentang ini, ia tak mau masalah ini menjadi salah paham dan fitnah.

"Gak tau Ay, mungkin gara-gara dia sakit sih kayaknya. " Mata Alya beralih pada Aven yang baru saja masuk ke kelas karena pelajaran akan di mulai.

"Rasanya aneh natap Aven, gugup banget gue."

"Ay gue boleh tanya gak?"

"Iya mau tanya apa Al?"

"Kalau lo di kasih pilihan mau pilih pertahanin sahabat atau cinta ya? "

"Ya kalau di pikir sih sahabat kali ya, kalau cinta itu sekali nya sakit gak bisa ilang Al, sahabat lebih penting dari pada cinta ." Ucap Ayu membuat Alya mengerti dan tau harus bagaimana.

"Anjir bijak banget gue" ucap ayu dalam hati.

"Kok lo tiba-tiba nanya gitu kenapa? Ada masalah nih?" Ayu merasa aneh dengan pertanyaan Alya.

"Gak kok cuma nanya aja sih, ya udah makasih ya."

Alya melirik Aven yang sedang mendengar percakapannya dengan Ayu. Hanya sebentar Alya melirik lalu kembali pada kertas itu lagi.

"Gue tau apa yang akan lo lakukan Al, tapi Al gue masih sayang."

******

Sad ending or happy ending nih kisah cinta mereka? Terus scroll aja yaww makasih

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang