37|• Demi Alya

69 12 0
                                    

Rasa yang sudah tertancap mungkin bisa hilang tapi masih bisa membekas
*Bryan Leonard Ghanendra*

Alya berjalan menuju ke Mall untuk belanja bahan bahan membuat kue karena ia dan teman temannya akan membuat kejutan untuk Thalita karena ia sudah boleh pulang nanti malam.

Tak sengaja ia menabrak seseorang yang juga sedang berjalan.

"Eh maaf maaf gak sengaja mas" ucap Alya masih merapikan bajunya.

"Alya?" Ucap pria itu.

"Bry? Udah lama gak ketemu kemana aja Lo?" Tanya Alya sambil melanjutkan berjalan

"lagi sibuk latihan basket Al, kemarin baru selesai tanding" jawab Bryan mengikuti Alya berjalan.

"Terus gimana hasilnya?"  Tanya Alya.

"Juara dua sih, masih kalah sama SMA sebelah"

"Lagian itu juga udah bagus kok, oh iya Lo mau kemana emang?"

"Mau ke mall"

"Wah sama dong gue mau belanja bahan kue"

"Oh, btw gimana hubungan Lo sama Aven?"

"Hubungan apa maksud Lo?" Tanya Alya tak mengerti.

"Bukannya Lo pacaran ya sama Aven?"

"Kan udah gue bilang gue sama Aven kan cuma temenan gak lebih"

"Temenan tapi saling mencintai?"

"Ya... mencintai sebagai teman" Alya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Tak terasa mereka sudah ada di depan mall besar. Lalu masuk sambil melanjutkan perbincangan mereka.

"Ooh sebagai teman Brati hati Lo belum ada yang ngisi dong?" Tanya Bryan memberi kode.

"Kalau belum emang kenapa?"

"Kalo belum Brati...boleh gue isi dong?" Tawar Bryan.

"Eh itu toko bahan kue nya, gue kesana dulu ya" Alya pura pura tak mendengar perkataan Bryan.

"I...iya Al semoga Lo cepet peka" Bryan pergi ke toko baju.

*****

"Segala tepung udah, vanilla udah, coklat udah, telur udah, margarin udah, susu bubuk udah, kurang apa ya?" Ucap Alya sambil mengecek barang yang mau ia beli.

"Kalo hiasan mah gampang itu" Alya mendorong troli ke kasir untuk segera membayarnya.

"Totalnya 239.999 mbak" ucap mbak kasir.

Alya langsung mengeluarkan 3 lembar uang warna merah dan menyerahkan pada mbak kasir.
"Ini mbak"

"Kembaliannya 60.000 ribu ya mbak makasih silahakan datang kembali" ramah mbak kasir.

"Eh mbak bukannya kembaliannya kurang ya? Seharusnya kan 60.001 ya gak?" Protes Alya.

"Apa tidak di ikhlaskan saja mbak?"

"Mmmm boleh diganti sama permen itu gak mbak? Dari pada saya gak ikhlas kan mbak yang dosa" Alya tersenyum gemas sambil menarik turunkan alisnya.

"Eh iya juga ya, ini mbak" mbak kasir itu memberikan satu permen rasa kopi agar Alya itu segera pergi karena di belakang masih banyak yang antri.

"Makasih mbak mbak cantik" Alya langsung melahap permen itu.

Dengan girang Alya keluar dari toko itu lalu ia berkeliling untuk mencari buah buahan untuk stok di rumah.

"Wah buahnya bagus bagus banget lucu lagi jadi sayang kalo dimakan"

"Sayang sama siapa?" Tanya seorang pria yang tiba tiba muncul di samping Alya.

"Aven? Ngapain Lo ada disini?" Alya terkejut melihat Aven sudah ada disana.

"Gue kesini mau minta maaf sama Lo" ucap Aven.

"Iya gue maafin tapi ada satu syarat"

"Apa?"

"Lo harus bisa cinta sama Oliv dan Lo harus bisa dapetin dia kembali" ucap Alya dengan tatapan serius pada Aven.

"Oke gue bakal lakuin itu"

"Makasih ya, tapi gue harap Lo bisa tulis cinta sama dia bukan karena gue suruh"

"Tapi gak akan bisa Al" batin Aven.

"Woy udah berduaan aja kalian" ujar Bryan yang baru saja belanja baju. Alya dan Aven terkejut dengan kedatangan Bryan.

'Bryan denger gak ya?' batin Alya.

"Eh sorry ganggu ya?" Bryan merasa ia telah mengganggu mereka berdua.

"Enggak kok lagian ini tadi cuma kebetulan ketemu aja" ucap Alya.

"Kebetulan atau sengaja? Lagian kalian kan pacaran?"

"Lo gak usah Ngada Ngada deh bry" ketus Aven menatap Bryan tajam.

"Emang bener kan gue?"

"Gue sama Alya cuma sebatas teman dan gak ada hubungan apa apa selain itu" jelas Aven.

"Oh kalo Lo cuma temen sama Alya, boleh dong gue jadi lebih dari temennya Alya?" Ucapan Bryan membuat Alya dan Aven melotot.

Aven menatap tajam Bryan seolah dia memberi tau kalau ia tidak mengizinkan.

"Ih serius amat sih kalian, kan gue cuma bercanda" Bryan tertawa melihat ekspresi wajah keduanya.

"Gak lucu!" Ketus Alya.

"Muka Lo lucu kalo lagi marah kayak gitu Al" ucap Bryan menggoda Alya.

"Apaan sih? Udah deh gue mau pulang dulu temen gue nungguin di rumah, duluan ya Ven, Bry" Alya pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ven enak banget ya jadi Lo sahabatan sama Alya, jujur aja lah Ven Lo suka kan sama Alya?" ucap Bryan degan penuh selidik.

"Kan udah gue bilang gue sama dia cuma temenan, tapi kalo sampai ada orang yang mau deketin dia harus lewatin gue dulu"

"Oke tantangannya apa?" Tanya Bryan.

Tanpa menjawab Aven langsung pergi meninggalkan Bryan yang masih dipenuhi dengan rasa penasaran.

'gue yakin Alya bakal jadi milik gue ven, apapun rintangan dari Lo bakal gue lakuin demi mendapatkan Alya, entah kapan rasa itu datang sampai sekarang rasa itu masih ada, wait for me in your heart Al' ucap Vano dalam hati.

******

Hai semuanya di part kali ini aku agak bingung nyusun kata katanya maaf kalo kata" nya kurang tepat 🙏🙏

Lanjut?

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang