30|• Hilang ingatan

95 16 5
                                    

Ketika hilang ingatan kita lupa akan segalanya, bahkan harus memulai dari awal lagi untuk bisa bersama
*Thalita Anilea Ivana*

Acara makan malam itu berakhir tragis karena kecelakaan menimpa Vano. Acara yang seharusnya berakhir bahagia berubah menjadi tangis. Semua orang tak pernah tau kejadian yang tidak mereka ingin kan akan terjadi karena itu adalah takdir yang tidak bisa di tebak.

Sekarang semua yang hadir dia acara maka malam berpindah ke rumah sakit disertai rasa khawatir dan tangis. Terlebih Thalita yang sangat merasa bersalah atas kejadian ini.

"Lit udah Lo tenang dulu" ayu berusaha menenangkan Thalita.

"Gimana bisa tenang kalo Vano belum sadar? Ini semua salah gue! Gue yang bikin dia kayak gini ay" Thalita masih menyalahkan diri sendiri.

"Ini bukan salah Lo Lit ini semua udah takdir" ucap Oliv.

"Kalau Vano kenapa Napa gimana? Gue takut Liv, hiks hiks, gue takut dia benci sama gue setelah kejadian ini"

"Lit udah lah Lo berdoa aja supaya Vano cepet sadar, Lo harus percaya dia bakal sembuh"

"Hiks hiks" Thalita memeluk kedua temannya, bentar deh Alya dimana?.

Alya sedang memojok sambil menangis. Ia juga sangat merasa bersalah karena ia adalah orang yang membuat Thalita kecewa kepada Vano.

Kenapa harus gue yang di cintai sama Vano? Kenapa? Kalau aja gue gak datang ke acara itu, pasti semua ini gak akan terjadi, ya Allah sembuhkan lah Vano ya Allah beri dia kekuatan agar dia bisa bertahan hidup

Alya hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Dia hanya bisa berdoa dan berharap Vano cepat sadar.

"Dok bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Azra kepada dokter.

"Keadaan Vano masih kritis dan ia mengalami luka sedikit parah di bagian kepalanya, jadi kemungkinan besar ia mengalami amnesia" ucap dokter.

'apa? Amnesia? Gimana nanti kalo dia lupa sama gue? Apa gue harus mulai dari awal lagi? Ya Allah sembuhkan lah vano' ucap Thalita dalam hati.

"Amnesia?" Rani terkejut mendengarnya.

"Kalian berdoa saja agar Vani bisa cepat sembuh, saya permisi dulu ya Pak, Bu" dokter itu meninggalkan mereka karena harus mengurusi pasien lainnya.

"Pa gimana nanti kalo Vano lupa sama kita?" Rani menangis di pelukan Azra.

"Kita berdoa saja ma" Azra menenangkan Rani.

******

Semua menunggu Vano sadar di ruang ICU. Thalita tidur di kursi sebelah kasur Vano dan kepalanya ada di tangan Vano yang lemah.

"Van cepet sadar Van" ucap Thalita sambil menangis sampai sampai tangan Vano basah karena air matanya.

Tangan Vano tiba tiba bergerak pertanda bahwa ia sudah siuman. Thalita langsung mengangkat kepalanya.

"Van?" Thalita coba memanggilnya.

Vano membuka matanya pelan.

"Alya" panggil Vano tiba tiba.

"Vano? Ini gue Thalita Van!" Thalita tersenyum melihat Vano sudah siuman.

"Alya" panggil Vano lagi.

"Nak syukurlah kamu sudah sadar" Rani mengelus rambut Vano.

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang