Impian gue cuma satu yaitu bahagia bersama orang yang gue sayang, tapi semua itu mustahil
*Avendra Reynand Orlando*"Bry Lo punya cara buat naklukin cewe gak?" Tanya Aven pada Bryan.
"Lah kenapa emang? Lo marahan sama Alya ya?" Bryan mengantikan makannya.
"Enggak, udah Lo tinggal jawab aja susah banget" protes Aven.
"Emang ada apa sih? Lo ada masalah sama Alya atau gimana?" Kepo Bryan.
"Udah jawab aja!" Bentak Aven.
"Ya Lo harus berjuang dan buktiin ke cewe kalo Lo itu bener bener cinta sama dia, terus Lo itu jangan cuek cuek ajak dia keluar biar dia baper balik sama Lo, gitu sih menurut gue" ucap Bryan menjawab pertanyaan Aven tadi.
"Thanks bry" Aven meminum minuman kaleng yang tadi ia ambil di lemari es.
"Btw gue kepo banget emang Lo mau naklukin siapa? Kan udah ada yang jelas jelas cinta sama Lo" ucap Bryan.
"Bukan urusan Lo" jawab Aven singkat.
"Ya gue kan cuma pengen tau aja siapa tau gue bisa bantu Lo" Bryan tetap membujuk Aven agar ia memberi tau masalahnya kepada Bryan.
Aven geram dengan ocehan Bryan yang membuatnya memberitahu Bryan. "Lo tau Oliv sahabat Alya kan?" Bryan menjawab dengan anggukan.
"Dia itu cinta sama gue, dan Alya gak mau persahabatan nya itu hancur gara gara satu cowok, akhirnya dia nyuruh gue buat berusaha cinta sama Oliv tapi dia gak mau nerima gue karena dia tau gue cuma cinta sama Alya" curhat Aven pada Bryan.
"Tapi bener juga sih, dia pilih mempertahankan sahabatnya dari pada satu cowok yang bisa bikin hubungan mereka hancur" ucap Bryan.
"Tapi bry cinta kan gak bisa dipaksa?"
"Iya juga sih, tapi kali ini Lo harus bener bener mikir sih Ven soalnya cinta dan sahabat itu penting semua tapi Alya merelakan salah satu yaitu Lo, dia rela jauh dari Lo demi sahabat, kalo menurut gue Lo harus yakin sama keputusan diri Lo sendiri, karena semua bakal ada resikonya"
"Bener sih kata Lo Bry gue harus buat keputusan yang terbaik" ucap Aven setuju dengan saran Bryan.
Drttt drttt
Ponsel Aven berbunyi dan memperlihatkan nama papanya disana.
Aven sebenarnya tak mau mengangkat telfon itu tapi ia tak mau memperpanjang masalah dengan papanya itu.
"Halo Aven gimana kabar kamu?" Ucapnya dengan suara jahat.
Aven hanya diam berwajah kesal, dia sangat benci suara papa nya.
"Kenapa diam saja? Oh papa tau kamu gak mau ketahuan bohong kan sama papa? Sejak kapan kamu berani sama papa?" Ucap Pras tersenyum licik.
"Apa maksud Lo?" Tanya Aven seperti sudah tak menganggap Pras sebagai ayahnya.
"Bukannya Alya sudah kamu temukan sejak lama? Kamu gak guna kembali ke Indonesia, papa tau kamu akan memanfaatkan ini untuk bertemu Alya, papa juga sudah yakin kalo kamu pasti akan bohong sama papa dan gak mau ngasih tau papa kalo kamu udah ketemu sama Alya" jelas Pras.
"Dari mana Lo tau?"
"Kamu kira papa bodoh bisa kamu bohongin? Karena kamu gak bisa dipercaya papa nyuruh orang buat nyari Alya juga, kamu jangan salahin papa kalo kamu bakal papa balikin ke Amsterdam buat lanjutin belajar kamu, dan inget dalam beberapa waktu papa akan datang ke Indonesia untuk menemui Alya hahahaha" Pras tertawa lepas setelah ia merasa bahwa perasaan Aven tidak tenang sekarang.
Aven meremas kaleng minuman yang ada depannya lalu membuangnya kesembarang arah. Ia sudah dibuat emosi oleh Pras. Ia khawatir kalo Aven kembali ke Amsterdam Alya terancam, yang dipikirkan Aven hanya itu.
'gue gak akan biarin Lo ngrebut kebahagiaan gue Pras'
*******
Alya baru saja mandi dan sekarang ia sedang merapikan kamarnya agar selalu rapi dan nyaman. Setelah merapikan kamar Alya ingin memasak bersama Oliv untuk sarapan. Tapi kegiatannya harus terhenti ketika ponsel nya berbunyi.
Drttt drttt drttt
"Halo ini siapa ya?" Tanya Alya tak mengenal orang yang menelponnya."Apa kabar cantik?" Ucap Pras
'oh shit orang itu lagi?' ucap Alya dalam hati.
"Kenapa? Kaget atau takut mendengar suara saya?"
"Saya gak takut sama anda, apakah anda tuhan yang berhak ditakuti?" Ucap Alya dengan nada kesal.
"Oh tentu saja saya bukan Tuhan tapi saya bisa menebak kamu sedang ketakutan mendengar suara saya, karena saya akan membuat kamu hilang dari dunia selamanya, dan ingat kamu harus hati hati jaga saudara kamu karena saya akan kembali dalam sebentar lagi hahahaha"
"Oh ya? Kamu pikir say takut dengan omongan kamu? Enggak saya tidak selemah itu"
"Kalau begitu bersiaplah melawan aku sendiri karena tidak ada yang bisa membantumu" Pras mematikan telfonnya.
"Sialan! Dia pikir gue gak bisa lawan dia sendirian? Alya bukan orang lemah" Alya sebenarnya was was terhadap kata kata Pras yang mau mengancam saudaranya juga, siapa lagi kalau bukan Oliv.
Alya pun menelfon Aven untuk memberi tahu bahwa Pras akan kembali.
"Ven apa Lo udah kasih tau ke papa Lo?" Tanya Alya
"Papa nyuruh orang buat nyari lo, dan gue diancam bakal dibalikin ke Amsterdam Al , tapi gue yakin gue bisa ngelawan dia"
"Dia juga ngancem Oliv ven gue cuma khawatir Oliv bakal di jadiin pancingan, gue gak mau itu terjadi, kalo emang Lo beneran di balikin ke Amsterdam gue bisa kok sendiri" ucap Alya pasrah.
"Gak Al gue bakal berusaha biar gue tetep disini, kita akan berjuang sama sama selesaikan masalah ini, kita akan cari tau lebih dalam kebenarannya" ucap Aven meyakinkan Alya.
"Oke kita berjuang sama sama, gue yakin kita pasti berhasil ven" ucap Alya semangat.
"Oke besok kita selidiki di rumah nenek, pasti ada banyak bukti disana"
"Iya ven makasih udah mau bantu gue"
"Ini udah kewajiban gue Al, gue juga mau bahagia kayak semua orang"
"Yakin aja kita bisa"
"Al terus waspada ya"
"Iya ven bye" Alya mematikan telfonnya.
"Gue gak akan biarin Pras menyentuh Oliv, dia gak salah apa apa dan cuma dia yang gue miliki didunia ini, apapun caranya gue bakal menang melawan Pras" Alya membuang ponselnya lalu turun kebawah untuk memasak bersama Oliv.
*******
Wih gak nyangka ceritanya bisa berkelanjutan sampai part ini, kirain gak bakal sampek banyak ternyata banyak juga haha makasih semua
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVENDRA [END]
Teen Fiction{MASIH PROSES REVISI} 👇 "Merelakan belum tentu mengikhlaskan" ______________________________________ Tentang cinta segitiga yang harus mengorbankan perasaan yang salah. Cinta yang seharusnya tak tumbuh antara Alya dan Aven. Tentang Alya yang lebi...