54|• Duka

285 6 0
                                    

~Dan akhirnya hanya kenangan yang tersisa~



"Dan kemungkinan besar dia akan mengalami kelumpuhan karena tulangnya patah" dengan berat hati dokter itu mengatakan kabar seburuk ini pada Aven yang sudah meneteskan air mata.

"Lumpuh? Gak bisa jalan dok?"

"Iya tuan, saya selaku dokter hanya bisa berusaha yang lainya saya pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa" ucap dokter itu.

"Baik dok, terimakasih atas pertolongannya"  Aven keluar ruangan itu dengan tangisan yang membuat Oliv semakin khawatir.

"Aven ada apa? Alya kenapa ven?" Oliv menggoyangkan tubuh Aven yang terlihat membawa kabar buruk.

"Alya kritis Liv, dia kekurangan banyak darah yang membuatnya lemah, dan kemungkinan besar Alya mengalami lumpuh" mendengar ucapan Aven, Oliv terduduk lemas dan menangis sejadi jadinya. Air matanya mengalir tak habis-habis untuk menangis. Tenggorokannya kering hanya untuk menangis.

Tiba-tiba Oliv berdiri dan berjalan menuju ruang Pras dengan amarahnya. "Liv mau kemana?" Aven menahan tangan Oliv.

"GARA-GARA OM ITU ALYA JADI KAYAK GINI VEN! OM ITU HARUS TANGGUNG JAWAB!" Teriak Oliv terang-terangan didepan umum. Aven memeluk Oliv agar ia tak bisa lepas. Sementara Oliv terus memaksa diri untuk menemui Pras yang masih terbaring lemas disana.

"VEN LEPASIN VEN!" Oliv menangis didalam pelukan suaminya itu. Hatinya terasa sakit dan seakan ia tak akan pernah memaafkan takdir. Tangisnya terdengar begitu menyesakkan hati, Aven juga merasakan apa yang Oliv rasakan. Karena Alya juga sahabat dan satu satunya orang yang membuat ia bertahan sampai sekarang ini.

Oliv memasuki ruang dimana tubuh Alya dipenuhi alat medis, hening dan tenang hanya hanya ada suara alat disana. Oliv menyentuh beberapa luka Alya yang di balut kain putih.  'pasti sakit ya Al? Andai gue bisa gantiin posisi Lo, dan Lo bisa senyum lagi'

'cepat sadar ya Al, walaupun nanti aku harus mendorong kamu pakai kursi roda, aku rela kok Al asal kamu jangan pergi jauh'  Oliv mengambil tangan Alya yang terdapat benda panjang nan bening, Oliv menyalurkan tetesan beningnyabdisana. Menyalurkan energi untuk Alya agar ia bisa bertahan.

Oliv terus memantau alat pendeteksi jantung itu agar tidak berubah menjadi datar. " my heart hurts too Al " Oliv memberi kecupan di kening pucat Alya dan memeluk erat seakan tak ingin melepaskannya.

******

"Kamu jangan pernah masuk kesini sebelum papa sembuh ven!" Sinta mengusir Aven yang ingin masuk menjenguk Pras.

"Tapi ma Aven pengen tau keadaan papa"

"Keluar! Mama gak mau lihat wajah kamu!"

Aven keluar dengan rasa kecewa, ia sangat merasa bersalah karena ia telah mencelakai orang tuanya sendiri walaupun ia tak pernah mendapat kasih sayang darinya, tapi hatinya begitu sakit ketika melihat papanya dalam keadaan begini. Mungkin Sinta takut akan terjadi sesuatu pada Pras, Aven memang salah, tapi Pras lebih salah.

Jari tangan Pras bergerak dan matanya membuka perlahan. Sinta tersenyum melihat suaminya sadar, Pras mengeluarkan air mata ketika sadar bahwa perutnya baru saja di operasi. "Aven mana Ta" tanya Pras pada Sinta yang masih tersenyum.

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang