#flasback 2

92 36 8
                                    

Seandainya pisau tidak bisa melukai,akan ku pakai pisau itu untuk bermain bersama perasaan yang hancur karena kehilangan orang yang paling berharga di hidup ku
*Alyara Syaqeila*










Dor dor

Suara pistol itu terdengar keras di telinga Alya yang awalnya tertidur pulas,harus bangun karena suara itu. Alya segera melihat ada apa di lantai bawah.

"Kalian harus membayar semua yang sudah terjadi pada papa!"suara berat seorang pria yang membawa dua pistol itu membuat Alya takut.

"Papa! bunda! Alya takut"gadis kecil itu hanya melihat Andra dan Ava dari lantai atas karena ia sendiri takut dengan pistol itu.

"Kami nggak pernah bunuh papa kamu Pras, kamu salah paham sama kejadian itu, waktu itu papa kamu memang sudah tak bergerak sejak aku datang" ucap Ava

"Jangan banyak bicara kalian! Alasan apapun tak akan pernah bisa buat papa hidup lagi bodoh!"ucap Pras mengangkat kedua pistolnya.

"Begitupun jika kamu membunuh kami apakah papa kamu bisa hidup lagi?" Tanya Ava membalik perkataan Pras.

"Tapi tangisan kalian lah yang membuat aku puas sepuas puasnya!" Pras tersenyum licik.

Dor

Satu kali tembakan mengenai lengan Ava.

Dor

Tembakan kedua mengenai perut Ava.

Ava terduduk lemas dengan lengan tangan yang penuh darah segar membasahi baju Ava. Keadaan Ava sekarang membuat Pras tersenyum puas. Dasar psikopat.

Alya menangis melihat bundanya tak berdaya. Air mata Alya sudah mengalir deras.

"Ava!"Andra tak kuasa melihat istrinya yang sudah tak berdaya.

"Sekarang giliran kamu Andra!"

Dor

Tembakan kesatu mengenai dada Andra. Tepat pada jantung nya.

"Hahahaha" Suara itu menggelegar. Tawa puas itu keluar dari mulut Pras.

Andra dan Ava tergeletak dengan hiasan darah merah yang mengalir dari tubuh keduanya. Sungguh sadis nasib mereka berdua. Setelah tertawa puas,Pras pergi dari rumah itu untuk merayakan kemenangan ini.

"PAPA!! BUNDA!!" Alya berlari menuju lantai bawah untuk melihat kedua orang tuanya yang sudah tak bernyawa itu.

"Hiks hiks hiks" Alya menggoyangkan badan Ava dan Andra dengan keras.

"BUNDA! BANGUN!! ALYA NGGAK MAU SENDIRI,hiks hiks"

"PAPA! JANGAN TINGGALIN ALYA!"

"BANGUN BUN,PA ALYA DISINI SAMA SIAPA? AVEN UDAH PERGI , SEKARANG PAPA SAMA BUNDA" Alya masih berusaha membangunkan kedua orang tuanya.

Sekarang Alya tinggal sebatang kara semua orang yang ia sayangi sudah pergi meninggalkannya. Sedangkan Alya masih kecil dan tak tau apa apa.

"Hiks hiks hiks"

Alya mendekat ke wajah Ava yang sudah pucat dan dingin. Alya mencium kening Ava untuk terakhir kalinya. Lalu memeluk Andra.

"Alya sayang kalian"

********

Hati Alya bagai di tusuk beribu pisau tajam. Jantung Alya seakan ikut berhenti. Alya tak tau harus apa dan kemana.

Sendiri dan sepi, itulah suasana hati Alya. Alya hanya bisa melihat foto yang terpajang di dinding. Foto saat mereka bercanda dan tertawa,saat mereka menggendong Alya yang masih tak punya gigi dan masih banyak lagi. Kepergian mereka begitu mendadak bagi Alya.

Sekarang yang tersisa hanya kenangan yang tak dapat ia alami lagi. Kehilangan orang yang berharga di hidupnya adalah luka yang tak akan pernah bisa di obati. Alya seolah ingin memutar waktu agar ia bisa melindungi mereka, tapi semuanya terlambat,sekarang mereka sudah pergi selamanya.

Jaga dan sayangi  mereka selagi masih ada,karena rencana Tuhan tak ada yang bisa menebak,jika sudah terjadi kita tak bisa mencegahnya, hanya bisa pasrah dan menerima takdir itu, walau itu menyakitkan dibalik itu pasti ada kebahagiaan yang lain.

******

Akhirnya tau apa penyebab orang tua Alya meninggoy

Lanjut deh 👇

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang