Jika memang perasaanmu hanya untukku jangan kau pergi meninggalkan ku, tapi jika kau sudah berpaling hati maka pergilah dan jangan kembali padaku
*Thalita Anilea Ivana*"Thalita?" Firasat Vano sudah tak bisa tenang. Ia sangat khawatir dengan Thalita.
Tanpa berpikir panjang Vano berlari menghampiri kerumunan itu tanpa peduli kakinya yang masih sakit untuk berjalan, kaki Vano masih kaku dan lemas, tapi demi Thalita Vano rela melakukan apapun. Vano yang berwajah pucat itu nekat mencari kepastian siapa yang sedang terbaring disana. Dengan cepat Vano membelah kerumunan itu dan melihat seorang gadis malang yang sudah dilumuri darah segar dana banyak luka disana.
"Lit bangun Lit!" Vano menggoyangkan tubuh Thalita yang sudah tak berdaya.
Karena sudah sangat tak tega melihat keadaan Thalita, Vano langsung mengangkat tubuh mungil Thalita menuju kerumah sakit dengan ala bridal style. Vano berusaha menjaga keseimbangan agar Thalita tidak jatuh. Saat berjalan menuju rumah sakit mereka menjadi pusat perhatian semua orang, pria gagah seperti Vano dan gadis cantik yang ada di gendongannya membuat semua terkagum. Vano sempat melihat wajah cantik Thalita yang di hiasi sedikit darah, rasanya Vano ingin bertukar posisi dengannya.
"Dokter, suster!" Teriak Vano agar Thalita segera mendapat pertolongan. Tak peduli banyak yang melihatnya asalkan Thalita terselamatkan.
Dokter dan perawat datang langsung membawa Thalita ke ruang ICU untuk segera ditangani.
Vano terduduk lemas di kursi tunggu. Ia juga sedikit kesakitan karena luka yang ada di kakinya tergores lagi.
"Van Van Thalita dimana sekarang?" Tanya Alya panik.
"Di dalem" ucap Vano dengan suara sedikit serak.
Tak sengaja Alya melihat darah di kaki Vano."Van kaki Lo sakit? Kenapa Lo nekat?"
"Bukan gue yang sakit tapi Lita yang sakit Al! Kaki gue cuma luka dikit doang sedangkan Lita? Lebih dari ini" Vano sudah frustasi.
"Lo tenang Van, Lo obatin luka Lo dulu, biar Lita gak makin sedih liat Lo terluka gara gara Lo nolongin dia"
"Al gue gak bisa jaga Lita baik baik, gue cuma bisa buat dia terluka, gue gak becus jadi cowok"
"Van udah udah jangan salahin diri sendiri, ini udah takdir Lita, Lo berdoa aja supaya Lita bisa selamat"
Alya pun langsung memeluk Vano agar dia bisa tenang.
*****
Dokter yang tadi menangani Thalita sekarang sudah keluar dari ruang ICU.
"Dok gimana keadaan Lita?" Tanya Vano dengan wajah penuh khawatir.
"Keadaan pasien sekarang sudah membaik tapi, usahakan pasien tetap tenang dan perlu banyak istirahat, saya permisi" kata dokter itu.
"Iya dok terimakasih" ucap Alya.
Vano dan Alya langsung masuk keruang ICU untuk menemui Thalita.
Vano duduk di samping Thalita lalu memegang tangan nya yang masih lemah, wajahnya begitu pucat dan sendu.
"Lit maafin gue ya, gue gak bisa jaga Lo dengan baik, cepet sadar ya biar gue bisa liat senyum Lo lagi, maafin gue udah bohongin Lo, cepet sadar ya cantik" Vano mencium tangan Thalita dengan penuh rasa bersalah.
Tak lama Gendra dan Mayda Thalita datang dengan rasa khawatir pada Thalita.
"Sayang mama khawatir sama kamu, kamu cepet bangun ya, maafin mama gak bisa jaga kamu" Mayda mengelus rambut dengan lembut.
"Gimana ceritanya Lita bisa gini Van?" Mayda bertanya pada Vano yang sekarang terlihat sudah sehat.
"Tadi Thalita mau beliin bunga diseberang jalan buat Vano, aku tau Lita takut sama jalan raya akhirnya terjadi kecelakaan Tante, maafin Vano ya gak bisa jaga Lita dengan baik Tante" Vano hampir berlutut pada Mayda tapi di cegah olehnya.
"Vano? Kamu bukannya hilang ingatan?" Mayda heran.
"Sebenarnya Vano cuma pura pura Tante, maaf udah bohong sama Tante sama om" ucap Vano.
"Iya gak papa, makasih ya Van udah mau bertahan sama Lita" Gendra menepuk pundak kokoh Vano.
"Iya om sama sama"
"Assalamu'alaikum" ucap Oliv dan Ayu bersamaan memasuki ruang ICU.
"Wa'alaikumsalam" Alya, Vano, Mayda dan Gendra bersamaan.
"Eh Tante om" Oliv dan berjabatan tangan dengan mereka.
"Lit Lo cepet sembuh dong, nanti kita main bareng lagi, besok lusa udah perayaan kelulusan loh masa Lo kayak gini sih?" Ucap Oliv mengelus tangan Thalita.
"Iya Lit Lo harus dateng ke acara itu dengan keadaan sehat ya Lit" Ayu juga ikut mengelus tangan Thalita.
"Makasih ya kalian udah mau datang ke sini" ucap Mayra tersenyum.
"Iya Tante sama sama lagian dia ini sahabat kita dari SMP jadi kalo ada yang sakit kita juga ngerasain" Ujar Oliv.
"Thalita pasti bangga punya teman kayak kalian"
Teman yang baik adalah orang yang akan menemani dikala susah dan senang, orang yang merasakan apa yang kita rasakan
- soft girls 🌺******
Langit yang tadi cerah sekarang berganti dengan kegelapan malam, dan sampai sekarang Thalita masih belum siuman. Vano yang dari tadi setia di samping Thalita yang masih berusaha untuk sadar. Sekarang hanya Vano dan Thalita yang ada di ruangan itu orang tua Thalita pulang karena banyak urusan.
"Lit maafin gue ya, cepet bangun dong cantik gue sendirian disini, sebenarnya gue gak pernah beralih hati dari Lo, gue cuma mau ngetes Lo kalo gue hindar dari Lo apa Lo masih mau berjuang buat gue?" Vano meneteskan air matanya mengenai tangan Thalita.
"Gue gak akan pernah bisa beralih hati secepat itu Lit, yang gue sayang cuma Lo, Lo satu satu nya orang yang bisa buat gue bahagia, jangan pernah tinggalin gue lagi ya!" Vano mencium kening Thalita.
"Iya Van gue bangun, gue percaya Lo itu orangnya setia jadi gue yakin Lo gak akan beralih hati" ucap Thalita tiba tiba hingga membuat Vano diam seribu bahasa.
"Lo denger omongan gue Lit?" Tanya Vano dengan wajah bahagia sedikit malu.
"Iya gue denger semuanya Van, sebenarnya tadi gue udah sadar tapi denger Lo ngomong kayak gitu jadi pengen denger, nanti kalo gue sadar pasti Lo berhenti ngomong deh, makasih udah mau pertahanin hubungan ini" Thalita berusaha duduk lalu memeluk Vano erat, ia sudah lama tak memeluk Vano seperti ini. Thalita rindu kehangatan Vano.
"I love you so much Van" ucap Thalita dengan tangis haru.
"Me too lit"
******
Baper gak? Baper gak? Baper gak? Baper lah masak engga
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVENDRA [END]
Teen Fiction{MASIH PROSES REVISI} 👇 "Merelakan belum tentu mengikhlaskan" ______________________________________ Tentang cinta segitiga yang harus mengorbankan perasaan yang salah. Cinta yang seharusnya tak tumbuh antara Alya dan Aven. Tentang Alya yang lebi...