Stay healthy semua selamat membaca ✨
•
•
•
•Sampai kapan gue sembunyi?
*Avendra Reynand Orlando*
"Oliv!!"
Akhirnya Arnold pun mengeluarkan suaranya. Lalu ia berjalan menghampiri Oliv yang sedang terpaku tak percaya Arnold akan memanggilnya. Hati Oliv seolah berhenti berdetak.
"Thanks" dengan tiba tiba Arnold mengambil kotak makan yang dipegang Oliv dan langsung kembali duduk seperti semula. Ia hanya menyimpan kotak berisi nasgor tersebut dan tidak dimakan.
Oliv yang memperhatikan sikapnya hanya mengangguk ria karena ini seperti mimpi
"apakah pangeran sudah membuka hatinya untuk putri? Apakah aku bermimpi?" batin Oliv syok berat.
Lalu Oliv mengambil tangan Alya dan menamparkan ke pipinya sendiri.
Plak
"Liv Lo gila?"Alya terkejut melihat Oliv menampar pipinya sendiri."Gue gak mimpi kan Al?" Oliv masih tak percaya ini nyata.
"Lo masih dalam mimpi Oliv , BANGUN!!" Alya sudah kesal dibuatnya.
"Al gue gak mimpi"ucapnya memeluk Alya dengan erat.
"Liv Lo kenapa sih? Cuma gara gara dia manggil Lo aja seneng banget"Alya melepas pelukan Oliv.
"Ya senang lah Al, bayangin kalau nama Lo di sebut sama dia ! Lo pasti ngerasain kayak gini" Oliv mencubit pipinya sendiri.
"Tuh kan gue gak mimpi"
"Suka hati Lo deh Liv" Alya melanjutkan membaca novelnya.
"WOY PATUNG BESOK BALIKIN KOTAK MAKAN GUE!" Alya memberi peringatan pada Arnold .
Sedangkan Arnold hanya menatap nya dengan wajah datar dan kembali melakukan kegiatannya.
"Emang ada ya patung sekolah? Harusnya tu dipajang di depan sekolah aja ngapain masuk kelas? Bikin orang emosi aja"Alya memutar bola matanya malas.
"Al Lo benci banget ya sama Arnold?"tanya oliv heran .
"Gimana nggak benci orang sikapnya aja kayak patung hidup" Alya masih memegang novel nya.
"Jagan terlalu benci Al lama lama jadi cinta lo" Alya membelakan matanya pada Oliv.
"Oliv!!" Oliv langsung diam melihat Alya sudah marah besar.
"Oke gue bercanda kok, lagian pangeran cuma buat Oliv seorang" Oliv pura pura membaca buku pelajaran nya.
"Yakin nggak kebalik bukunya?" Alya melihat Oliv membaca buku dengan keadaan terbalik tanpa ia sadari.
"Eh iya Al hehe , bukunya sih ngeselin"
"Makasih ya Al "Oliv memegang tangan Alya.
"Buat?.."
"Makasih udah belain gue tadi"
"Iya liv sama sama"
Melihat kemesraan mereka Arnold begitu iri dan rindu dengan pelukan hangat Alya.
"Sampai kapan Lo sadar gue ada disini Al?"
******
Kring kring
Bel istirahat berbunyi semua berhamburan keluar kelas. Ada yang menuju kantin dan ada yang ke perpus untuk meminjam buku. Semua sibuk degan kegiatannya masing masing.
Arnold sedang duduk di kursi depan kelas membaca buku novel yang berjudul ' Your Are Mine' sambil mendengarkan musik kesukaannya.
"Hai Ar, gimana sama nasi goreng yang gue kasih tadi?" Tiba tiba Oliv muncul di tengah kesibukan Arnold.
Arnold memang tak suka diganggu apalagi saat ia santai.
" Ngapain Lo disini?" Tanya Arnold tak menoleh sedikitpun pada Oliv.
"Gue cuma...." Oliv sedikit berpikir
'iya ya ngapain gue disini?' batin Oliv bingung sendiri.
"Gue tadi pas mau ke kantin lihat Lo jadi gue mampir dulu deh " Oliv menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Arnold melihat Oliv sekilas lalu menunjuk tempat sampah yang ada di pojok taman.
'Kenapa sama tempat sampah?'
"Ikuti arah tangan gue Liv" Arnold bermaksud untuk memberi tau Oliv sesuatu.
"I...iya Ar gue kesana" Oliv melangkah menuju tempat sampah itu.
Ia melihat banyak sampah busuk dan juga.... Kotak makan Oliv juga ada disana?. Oliv kaget melihat kotak makannya ternyata dibuang oleh Arnold. Oliv mengambilnya dan berlari ke arah Arnold.
"Kotak makan gue kenapa ada di sana Ar?" Oliv hampir meneteskan air matanya.
" Gue buang" singkat Arnold dengan datar.
"Kenapa? Gak enak ya?" Oliv sudah mengeluarkan butiran bening dari matanya.
" Maaf kalau nasi gorengnya nggak enak" Oliv tersenyum tipis kepada Arnold , walau senyumannya itu tak akan dilihat oleh Arnold.
'maafin gue Liv hati gue bukan buat Lo tapi buat Al'
"ALYA!" Oliv memanggil Alya yang sedang ngobrol santai dengan ayu dan teman teman.
"Liv Lo?..." Alya bingung apa yang membuat oliv menangis?.
"Al "Oliv memberikan kotak makan nya a kepada Alya.
"Lo kenapa Oliv?"Alya menghapus air mata Oliv.
"Iya liv Lo kenapa? Perasaan tadi seneng banget deh"tanya Ayu.
" Dibuang sama Arnold" ucap Oliv tak jelas.
"Nasgor nya?"Alya memperhatikan kotak makan berbau sampah.
"Iya liv" Oliv semakin menangis.
"Udah lah Liv cuma nasgor doang kok bukan hati yang di buang" ucap Ayu menenangkan Oliv.
"Tapi Oliv sakit hati Ay"
"Udah Lo tenang aja Liv , gue bakal labrak dia sekarang" Alya melangkah menemui Arnold yang baru saja menyakiti hati Oliv.
Dengan penuh amarah Alya menemui Arnold yang sedang santai .
" Heh manusia patung!!"panggil Alya
Arnold hanya menatap Alya dengan datar tak menjawab panggilan Alya.
"Dasar cowok sialan!!" Alya merebut novel yang ia pegang dan membuangnya ke tempat sampah di pojok taman.
"Ini balasan buat Lo karena udah buang nasi goreng Oliv" ucap Alya dengan amarahnya.
"Emang gue peduli?"Arnold tersenyum miring.
" Lo udah nyakitin hati Oliv sahabat gue, dan orang yang udah berani nyakitin dia maka orang itu harus berurusan sama gue" Alya menaikan lengannya yang ingin menonjok langsung wajah Arnold . Tapi saat mata mereka bertemu Alya jadi sedikit gugup dibuatnya.
"kenapa gue gugup sih?"
"Kalau berani lawan gue ! Gue bukan cewek lemah" Alya menepuk lengannya yang sedikit berotot.
"Kalau nggak mau mati , Lo pergi dari sini"Arnold tak tega melawan sahabatnya sendiri.
" Ck, Lo nggak berani sama gue ha?" Tangan Alya yang ingin mendarat ke tubuh Arnold ditahan cepat oleh tangan besar Arnold.
"Udah gur bilang , pergi dari sini!" Arnold masih menahan tangan Alya.
"Pengecut Lo"Alya menarik tangannya dari tangan Arnold yang kuat lalu pergi dengan wajah yang memerah.
"Bukannya gue pengecut Al tapi gue nggak mau nyakitin Lo untuk kedua kalinya, suatu hari nanti Lo pasti akan tau siapa gue sebenernya Al"
******
Lanjut yuk jangan lupa komen juga ya biar gak sepi hihi 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVENDRA [END]
Teen Fiction{MASIH PROSES REVISI} 👇 "Merelakan belum tentu mengikhlaskan" ______________________________________ Tentang cinta segitiga yang harus mengorbankan perasaan yang salah. Cinta yang seharusnya tak tumbuh antara Alya dan Aven. Tentang Alya yang lebi...