Katanya musuh terjahat itu adalah teman terdekat kita, jadi teman dekat belum pasti baik
*Alyara Syaqeila*"Al mau kemana kok cantik banget" tanya Oliv melihat Alya yang sudah rapi.
"Mau keluar bentar Liv boleh kan?"
"Emang mau kemana kok tumben gak ngajak gue, biasanya kemana mana sama gue" Oliv melahap tongseng pedas itu.
"Ee...itu mau keluar bentarrr aja"
"Iya gue tau, tapi mau kemana?"
"Keluar ada urusan bentar"
"Ih mau kemana?"
"Mau ke itu ketemu sama Aven, ada hal penting"
"Oh ketemu sama Aven, yaudah selamat berkencan Alya cantik" Oliv tersenyum menyembunyikan rasa cemburunya.
"Sorry ya Liv tapi tenang aja gue gk ngapa ngapain kok"
"Ih ngapain minta maaf ke gue? Orang dia pacar Lo"
"Liv jangan marah ya, gue pergi dulu"
"Bye hati hati ntar ada buaya lewat Lo"
"Iya!!" Teriak Alya yang sudah keluar rumah.
*****
"Hai Ven" sapa Alya yang baru saja datang ketempat yang sudah dikirim oleh Aven.
"Eh Alya udah dateng mau minum gak?" Tanya Aven.
"Iya nih haus hehe"
"Mbak" panggil Aven pada seorang pelayan.
"Iya mas mmau persen apa?"
"Mmm ice cofee nya satu"
"Aku Thai tea aja mbak"
"Oke silahkan ditunggu dulu ya"
"sorry ya ven nunggu lama soalnya tadi mandi dulu"
"Iya gak papa lagian gak lama kok Al"
"Ooh iya katanya ada yang mau Lo omongin, emang apaan ven?"
"Jadi ini tentang bokap gue"
"Om pras? Kenapa lagi? Dia udah tau gue ada disini?"
"Maaf mbak mengganggu ini minumannya" ucap pelayan itu membawa minuman yang mereka pesan tadi
"Makasih mbak"
"Sama sama mbak" pelayan itu pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Bokap gue adalah anak adopsi sedangkan nenek bukan nenek gue, nenek udah meninggal duluan sebelum kakek dibunuh, mereka sembunyikan ini semua dari gue"
"Tapi kenapa semua warisannya dikasih ke bokap Lo? Dan nenek Lo sebenarnya siapa?"
"Gue juga gak tau Al, gue bingung sama rahasia keluarga gue sendiri, tapi nenek adalah orang yang merawat papa gue sejak diadopsi kakek"
"Jadi nenek itu sebenarnya bisa dikatakan perawat gitu ya? Pasti dia tau semua kebenarannya tentang masalah ini, kita harus cari tau kebenarannya sama nenek"
"Lo bener juga Al kita akan tau siapa pembunuh kakek sebenarnya, tapi gak sekarang Al Lo tau kan papa gue licik? Bisa aja dia ngirim mata mata kesini buat ngikutin kita" Alya meminum Thai tea yang tadi ia pesan.
"Iya juga sih Ven, mungkin kita cari waktu yang tepat kali ya"
"Kita berdoa aja semoga semua masalah bisa cepat selesai"
"Aamiinn, oh iya Ven gue boleh tanya gak?"
"Tanya apa?"
"Tapi Lo jawab jujur ya" Alya berhenti sejenak mempersiapkan kata kata yang tepat.
"Gue tanya soal kejadian mengenaskan di rumah Oliv waktu itu"
"Kejadian apa Al? Kok gue gak tau?"
"Kejadian aneh yang membuat pembantu di rumah gue meninggal dengan keadaan mata yang hilang satu dan rumah gue berantakan banget, apa kejadian itu ada kaitannya sama Lo?" Tanya Alya dengan mata yang sudah hampir mengeluarkan air mata.
"Iya itu semua ulah gue Al, gue yang udah bunuh pembantu di rumah Lo, gue yang buat ruang Lo berantakan tanpa sebab, tapi it.." kata kata Aven terpotong.
"Ooh jadi Lo pelakunya? Kenapa Lo ngelakuin itu? Lo gak punya hati ya? Apa Lo gak mik..." Tiba tiba tangan Alya ditarik keluar ke tempat yang agak sepi oleh Aven karena ia tak mau semua mendengar perkataan Alya.
"Lepasin gue!" Alya menepis tangan Aven.
"Kenapa? Lo gak mau identitas Lo sebagai pembunuh terungkap? Lo sama aja ya sama papa Lo pembunuh!" Pipi Alya sudah dibasahi air matanya.
"Kenapa Lo Setega itu ven? Gue gak nyangka Lo lakuin semua ini, kalo Lo dendam sama gue kenapa gak langsung bunuh gue aja? Kenapa harus perlahan bunuh orang yang gue sayang hah? Ven please mereka tu gak ngerti apa apa tentang masalah gue sama Lo, jadi jangan ngikut campurin mereka, hiks hiks"
"Al dengerin gue dulu, ini semua demi Lo juga Al, tindakan itu cuman buat bukti ke bokap gue kalau gue itu belajar buat bunuh orang, kalau gue gk ngelakuin itu dia bakal kesini buat nyari lo langsung Al, gue takut Lo kenapa Napa"
"Gue bukan orang lemah Ven gue gak takut sama bokap Lo, dasar psikopat!!" Alya meninggalkan Aven dengan tangisan yang deras.
*******
"Hiks hiks" Alya pulang dengan tangis yang membuat oliv bingung.
"Al Lo kenapa? Lo diapain sama Aven? Di pukul? Mana sini Aven biar gue cekek, enak aja nyakitin Alya gue" Oliv rasanya ingin mencekek Aven.
"Udah Liv gue gak papa kok"
"Gak papa dimananya? Orang Lo nya kayak gini masih hilang gak papa, Lo tunggu disini biar gue yang bales dia" Oliv melangkah keluar untuk mencari Aven.
"Liv please gue gak papa kok, Lo disini aja, udah Lo jangan temui Aven" Alya menahan tangan Oliv.
"Gak Al gue harus bales dia, dia udah buat Lo kayak gini"
"Gue gak di apa apain kok sama dia, udah Lo tenang aja gue baik baik aja kok, gue janji sama Lo gue bakal lindungin Lo Liv" Alya memeluk Oliv yang masih tak mengerti apa yang Alya bicarakan.
"Gue juga Al makasih ya udah jaga gue selama ini, gue sayang sama Lo Al" Oliv ikut menangis dalam pelukan Alya.
"Makasih juga udah nolongin gue Liv, gue juga sayang sama Lo"
******
Gimana lanjut gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVENDRA [END]
Teen Fiction{MASIH PROSES REVISI} 👇 "Merelakan belum tentu mengikhlaskan" ______________________________________ Tentang cinta segitiga yang harus mengorbankan perasaan yang salah. Cinta yang seharusnya tak tumbuh antara Alya dan Aven. Tentang Alya yang lebi...