08|• Andai

166 62 9
                                    

Bismillah selamat membaca jangan lupa senyum😉




Andai Lo tau gue siapa pasti Lo gak benci sama gue Al
*Arnold Aiven Orlando*


Arnold mengeluarkan sebuah foto dari sakunya menampakkan foto gadis kecil yang sedang memakan es krim dengan ceria. Ia membalik foto tersebut dan tampak nama 'Alyara Syaqeila' disana. "Aku sudah menemukanmu Al, hanya saja aku belum siap ngaku ke elo, maaf Al ini demi keselamatan Lo" Arnold memeluk foto itu.


S

iapa Arnold sebenarnya?. Apakah dia Aven yang berganti namanya saja? . Entah lah jika kau ingin tau teruskan membaca aja.

"Liv tu orang ngapain sih aneh banget?" Alya menatap sinis Arnold yang sedang menatap sebuah foto.

"Mana gue tau Al, tanya aja sendiri, andai gue bisa gapai dia" Oliv menatap Arnold dengan senyum memikat.

"Orang sombong kayak gitu aja dipelihara"

"Dia gak sombong tapi ganteng Al, liat deh dia punya lesung juga aduh mleyoot" hati Oliv meleleh melihat senyuman Arnold.

"Terserah Lo deh Liv".

Entah mengapa Alya sangat tak suka dengan Arnold. Karena sifatnya yang sombong membuat Alya sedikit marah padanya, tapi saat meta mereka bertemu entah mengapa jantung Alya berdebar cepat bagai dikejar setan.

"Ih Al nggak boleh gitu , orang ganteng kayak dia kalau sombong mah buat gue mah gak apa" Oliv masih setia membela Arnold.

"Huft Liv tapi gw lebih setuju Lo sama...."ucap Alya yang sengaja digantung.

"Siapa Al?"

"Lo lebih cocok sama doi nya Ayu"lanjut Alya.

"Eh gw mana punya doi Al?"Ayu tiba tiba muncul di tengah pembicaraan Oliv dan Alya.

"Eh Ayu siapa bilang nggak punya , tu"Alya menunjuk Tono dengan dagunya. Mereka terkekeh melihat Tono sedang asyik bergoyang pargoy bersama neon.

"Alya nyebelin masa harus dia sih, mana orangnya agak miring lagi, cariin yang lain lah" Ayu mengerucutkan bibirnya.

"Ayu kalian cocok menurut gue" Oliv menatap bergantian antara Ayu dan Tono yang sedang asyik sendiri.

"Ih kalian berdua nyebelin, lagian tu orang yang cocok sama dia tu Mimi peri" Ayu tertawa keras membuat satu kelas menatap Ayu.

"UPS sorry guys" ayu menutup mulutnya sendiri.

"Ay jangan gitu dong , inget ya benci itu bisa menjadi cinta loh" Oliv menyikut lengan Ayu.

"Nggak bakal!!!" Ayu pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang tertawa melihat tingkah Ayu.

"BABY AYU KENAPA?"tanya Tono yang melihat ayu melipat wajahnya.

"Babi babi lu babi, gara gara lu!!!"Ayu keluar dari kelas dengan kesal ditambah dengan kemunculan Tono.

"BY KOK JADI ABANG YANG SALAH?"Tono yang tak tau apa apa disalahkan oleh Ayu.

"Ehkm cinta ku bertepuk sebelah tangan" Neon menyindir Tono yang cinta nya di tolak berkali-kali oleh Ayu.

"Anjir Lo" Tono melempar sepatunya kearah temannya.

"LHO KOK JADI GW YANG SALAH" tanpa menggubris temannya, Tono duduk di bangkunya dengan sok cool.

Tono memang selalu menjadi biang kerok yang menjadikan kelas gaduh. Sampai satu kelas pernah dihukum pak Andre gara gara ketahuan gaduh. Mereka asyik dengan kegiatannya masing masing kecuali Arnold yang hanya diam melihat tingkah teman sekelasnya itu.

'Al gw rindu senyuman lo'


******

'aven gimana kabar kamu?' tanya seseorang yang ada didalam telepon.

"Baik pa"jawab Aven.

'gimana udah ketemu belum sama anak pembunuh itu?' orang yang ada didalam telepon adalah Pras .

"Belum pa masih dalam pencarian" Aven mengapalkan tangannya seolah mau menonjok orang yang ada di telepon.

'baiklah ingat tujuan kamu adalah mencari dia, awas kalau sampai kamu nggak bisa' Pras langsung menutup telepon nya.Sifat Pras masih sama dengan dulu, orang yang suka mengancam dan keras.

Setelah ia Pras menutup telepon nya Aven dengan penuh amarah membanting hp nya seolah itu adalah papanya.

"Ahrrrkkk" Aven mengacak ngacak rambutnya dan terduduk di pojok kamarnya. Aven frustasi tak tau apa yang harus ia lakukan agar papa nya tak mengetahui keberadaan sahabatnya itu.

Aven masih sangat sayang kepadanya ia juga sangat menyesal memarahi Alya pada waktu itu . Ia ingin Alya mengetahui bahwa itu hanya kesalah pahaman , dan semoga Alya membaca surat yang ia tulis sebelum pergi ke Amsterdam.

"Al maafin gw "Aven menangis dengan rasa bersalah. Ketakutan mimpi buruk itu masih menghantui Aven.

"Dasar sialan!!"amarahnya semakin membara saat melihat foto papanya tersenyum. Aven langsung mengambil foto itu lalu dibanting sekeras mungkin hingga foto itu tak berbentuk lagi.

Ia menyadari sejak kecil papanya tak pernah memberikan kasih sayang yang tulus. Bahkan Pras selalu menekan Aven sampai ia tak pernah tersenyum dihadapan orang tuanya. Hanya menangis ....menangis ...dan menangis. Setiap hari hanya tangisan yang ia dapat walau orang tuanya bilang , mereka sangat menyayangi Aven tapi mereka tak pernah menunjukan kasih sayang mereka.

"Nek apa mereka dulu tak pernah ingin aku lahir?" Tanya Aven pada bi Asih. Masih ingat kan dengan bi asih?

"Aven bagaimanapun juga mereka adalah orang tua mu, pasti mereka sayang kok sama Aven , nenek yakin Aven bisa merubah mereka nanti"bi asih memeluk Aven dengan buliran air mata yang sedikit deras.

Dimata bi Asih Aven masih dianggap anak kecil, karena sikap Aven berbeda jika di dekat nya.

'nek makasih udah jadi penenang setiap aku ada masalah'

"Hiks hiks makasih nek" ucap Aven lirih dengan suara seraknya. Dibalik sikapnya yang dingin dan cueknya Aven begitu rapuh. Ia tak tahan dengan kehidupannya sekarang.

******


Lanjut dong geser kebawah 👇

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang