#flasback 3

39 8 0
                                    

Gue gak butuh uang, tapi gue cuma butuh kasih sayang kalian
*Avendra Reynand Orlando*

Di dalam kamar yang besar seorang pria bermata hazel sedang bermain ponsel untuk menghilangkan kebosanan disana. Dan sekarang waktunya makan siang keluarga Orlando, tapi Aven sangat malas turun ke bawah.

"Tuan Aven nyonya dan bos besar menyuruh kamu ke bawah untuk makan siang tuan" ucap pembantu di rumah Orlando.

"Gue gak laper" ucap Aven sambil meneruskan bermain ponsel.

"Tapi tuan kata nyonya harus turun sekarang"

"Gue bilang gak mau ya gak, udah pergi aja sana" usir Aven.

Ternyata suara Aven terdengar dari karena terekam microphone yang sudah di pasang di kamar Aven agar Pras dan Sinta bisa mendengar suara Aven.

"Aven turun sekarang gak penolakan" ucap Sinta memaksa.

Dengan terpaksa Aven harus turun untuk makan siang bersama keluarganya.

"Aven besok kamu ujian kan?" Tanya Pras yang hanya di jawab dengan anggukan.

"Hari ini kamu gak boleh kemana mana, kamu harus belajar dirumah kalo sampai keluar kamu gak boleh masuk kerumah ini lagi" ucap Pras.

"Oke mendingan Aven keluar sekarang, dari pada di sini" Aven yang ingin beranjak dari tempat duduknya langsung ditahan lalu ditampar oleh Sinta.

"Kamu ini ya diomongin susah banget sih?" Ucap Sinta.

Aven kesakitan memegang pipinya yang merah karena tamparan itu. "Siapa kalian ngatur ngatur hidup Aven? Kalian aja gak pernah sedikitpun merawat Aven" ucap Aven membela diri karena ia merasa hidupnya hanya ditekan selama ini.

"Dasar anak gak tau untung kamu ven" ucap Pras menampar pipi Aven.

"Kenapa? Emang kalian ngasih apa ke Aven?" Ucap Aven ikut emosi.

"Kamu masih tanya kita ngasih apa ke kamu? Kamu udah papa kasih rumah, papa sekolahkan di sini biar masa depan kamu sukses, kamu udah papa kasih apapun yang kamu mau, apa itu kurang?" Jelas Pras.

"Ck, buat apa semua itu? Aven gak butuh uang kalian yang Aven mau cuma kasih sayang kalian pa ma, Aven cuma mau itu aja lagian kasih sayang itu gak pakek beli kok, gak usah ngeluarin uang, apa sesusah itu kalian kasih ke Aven? Aven memilih gak punya apa apa dari pada gak punya kasih sayang orang tua" Wajah Aven sudah memerah.

"Apa itu sulit? Gak kan? Aven pengen hidup bahagia kayak mereka pa apa Aven salah?"

Pras mengeluarkan pistolnya lalu mengarahkan pistol itu ke arah Aven.

"Bunuh aja sekarang, bunuh Aven!! Aven mending mati dari pada disini sama kalian yang gak punya hati!" Ucap Aven

Dor

Pras menembak benda untuk pelampiasan karena ia tak tega membunuh anak satu satunya.

"Kalo kamu bukan anak saya pasti kamu sudah saya bunuh sekarang" ucap Pras lalu pergi meninggalkan ruang makan.

"Mama gak nyangka kamu bakal seberani ini sama orang tua ven" Sinta ikut pergi meninggalkan ruang makan.

Aven hanya diam, dan tak lama ia membanting semua piring yang ada di depannya entah itu masih ada makanya atau tidak sebagai pelampiasan amarahnya.

'kapan gue bisa bahagia?'

*******

Satu Minggu kemudian

"Aven keluar kamu" Pras mengetuk pintu kamar Aven dengan keras.

"Apa?" Dengan wajah datar Aven menemui papanya.

"Besok kamu akan papa kirim ke Indonesia" ucap Pras.

'Emang Aven paket dikirim?'

Aven sedikit tersenyum karena ia pikirkan ia langsung tertuju pada Alya.
"Beneran pa?"

"Iya tapi kamu kesana untuk mencari keberadaan Alya, dan papa juga sudah daftarkan kamu ke sekolah Alya kalau kamu sudah ketemu kamu harus bilang ke papa, kalo kamu sampai bohong sama papa, kamu akan papa kembalikan ke sini dan gak akan pernah kembali ke Indonesia, dan kamu akan menyamar sebagai orang lain nama kamu adalah Arnold bukan Aven okey" jelas Pras.

Aven mengangguk, hari ini perasaanya campur aduk, di satu sisi ia takut papanya akan mencelakai Alya ketika Aven sudah bertemu dengannya. Di satu sisi ia senang bisa bertemu dengan Alya . Bagaimana tidak ia sudah sangat rindu dengan sahabat cantiknya itu sudah hampir sepuluh tahun ia tidak bertemu Alya.

' gue gak boleh ceroboh, gue harus bisa sembunyiin Alya dari papa'

******

Halo aku ngetik ini disempet sempetin pas ujian haha tapi gak papa demi kalian aku rela kok

Makasih yang baca

ALVENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang