Tidak terasa, waktu satu tahun sudah berlalu. Hari ini, adalah hari yang ditunggu tunggu oleh semua siswa siswi yang duduk di bangku kelas dua belas. Ya! Hari ini adalah hari kelulusan mereka. Setelah hari ini, maka mereka tidak akan berstatus seorang murid lagi. Mereka akan memulai hidup yang baru. Selangkah lebih dekat dengan cita cita dan impian mereka.
Acara kelulusan murid kelas dua belas dan acara kenaikan kelas murid kelas sepuluh dan sebelas dilakukan secara bersamaan, di aula sekolah.
Jangan heran, aula sekolah mereka ini sangat luas, sehingga muat muat saja bagi para orang tua murid untuk berada di sana.
Setelah acara yang berlangsung dari pukul tujuh pagi itu berakhir, Aska dkk langsung menuju rumah sakit. Tentunya saja mereka mengganti baju mereka menjadi baju santai terlebih dahulu. Kan gak lucu kalau ke rumah sakit, pakai kebaya dan kemeja formal gitu.
Hari ini, adalah hari terakhir yang menentukan Zoe akan dibawa ke Australia atau tidak. Jika Zoe tidak sadar juga hari ini, maka kedua orang tua Zoe akan membawanya ke Australia. Untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Begitu sampai di dalam, semuanya langsung menyapa kedua orang tua Zoe. Kevin pun ikut serta, karena dirinya tadi menjemput Amanda.
"Om, tante."
"Eh, udah selesai acaranya?" Tanya Alana.
"Udah tante." Jawab Xandra mewakili.
"Yaudah, duduk duduk. Pasti capek kan." Ucap Alana kemudian.
"Hehehe, iya tante. Makasih." Balas Kalista.
Mereka pun mengambil posisi duduk di sofa yang selalu mereka gunakan saat mengunjungi Zoe.
Baru saja Aska ingin menghampiri Zoe, dirinya sudah dipanggil oleh Alken.
"Aska, mari keluar." Panggil Alken.
Mau tak mau, Aska pun menuruti dan mengurungkan niatnya untuk menemui Zoe.
"Baik om." Balas Aska sopan.
Keduanya pun keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan yang lainnya di dalam ruangan yang bingung dengan apa yang sedang terjadi.
"Kok Aska dipanggil Vin?" Bisik Amanda kepada Kevin.
"Entah." Balas Kevin sambil menaikkan kedua bahunya tanda tidak tahu.
Di luar ruangan, Aska dan Alken pun duduk di kursi yang tersedia di samping koridor rumah sakit.
"Tau kenapa om panggil Ska?" Mulai Alken.
"Karena janji Aska dengan om?" Tebak Aska tepat sasaran.
"Betul. Kamu udah siap?" Tanya Alken.
"Belum om." Jawab Aska jujur. Aska menghela nafas dengan kasar.
"Bukan maksud om buat misahin kalian berdua. Tapi om mau yang terbaik buat anak om juga." Ucap Alken.
Aska tidak bersuara.
"Om dan tante juga gak bisa sering sering di Jakarta terus. Perusahaan di Australia lagi bermasalah. Kamu ngerti kan?" Lanjut Alken.
"Ngerti om." Balas Aska singkat.
"Besok om akan mengurus semuanya. Mungkin, dua hari lagi kami akan berangkat. Persiapkan diri kamu Ska." Ucap Alken.
"Iya om." Balas Aska.
"Ingat, om gak pernah nyuruh kamu ninggalin Zoe. Malahan, om bersyukur banget Zoe bisa ketemu sama kamu. Sejak Zoe bertemu dengan kamu, ia tidak lagi terus terusan terperangkap dalam masa lalunya." Ucap Alken.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vasilios
Teen FictionAlaska Zeroun Braditya, ketua geng motor Vasilios berhati beku dipertemukan dengan seorang Zoe Artemis Adiputra, murid pindahan yang terlihat seperti gadis pada umumnya namun menyimpan sejuta rahasia dan misteri dalam hidupnya. Namun, ini tidak han...