CHAPTER 11 - MIMPI BURUK

37.9K 2.2K 45
                                    

Sudah hampir sebulan Zoe bersekolah di SMA Rajawali. Kegiatan sehari harinya pun begitu saja. Tidak ada yang spesial ataupun berbeda.

Satu hari terlewat lagi seperti biasa. Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Zoe pun berpamitan dengan sahabatnya dan langsung pulang kerumahnya.

"Zoe pulang." Teriak Zoe entah kepada siapa.

Seperti biasa, orang tuanya tidak ada di rumah karena mereka sedang melakukan perjalanan bisnis ke New York selama 3 bulan.

"Huft, tiap hari selalu gini."

Ia pun melangkahkan kakinya ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Merasa tubuhnya yang sangat lengket, ia pun berendam di bath tub selama 1 jam.

Ciri ciri orang gila. Jangan ditiru guys.

Selesai dengan ritual mandi, ia pun turun kebawah untuk mencari makan.

"Mbok, Zoe malam gak makan lagi. Ini masakannya buat mbok aja sama yang lain." Ucap Zoe.

"Baik non." Jawab mbok Na yang sudah kembali bekerja setelah anaknya sembuh.

Zoe pun membuka kulkas dan mengambil satu cup yogurt blueberry kesukaannya. Ia kembali ke kamarnya dan memakan yogurt sambil menonton. Tidak terasa, sekarang sudah pukul 11.

Memulai ritualnya, ia menutup seluruh pencahayaan di kamarnya dan hanya menyisakan cahaya lampu tidur.

Ia membuka laci mejanya lalu mengambil satu foto yang bergambar tiga anak kecil. Dua laki laki dan satu perempuan. Perempuan tersebut adalah Zoe. Sedangkan disamping kirinya ada Rangga. Jika kalian lupa, ia adalah pemilik sirkuit. Di samping kanannya, ada Kenzo.

"I miss you so bad Zo." Ucap Zoe sambil menangis.

Beginilah keseharian Zoe di malam hari. Tidak setiap hari, tetapi bisa dikatakan sering. Membiarkan kamarnya gelap gulita dan hanya diterangi oleh cahaya lampu tidur, lalu mengambil gambar yang tersimpan di laci mejanya yang terbingkai dengan frame berwarna coklat tua dan menangis sekeras kerasnya.

Mungkin di luar sana, Zoe terlihat sangat bahagia dengan hidup yang bergelimang harta dan sangat sempurna. Keluarga yang kaya raya, terpandang dan disegani, diberi kecantikan yang luar biasa bagai titisan dewi yunani, body goals, kepintaran dan berbagai bakat. 

Namun, ia menyimpan sejuta luka dan masalah yang tidak orang lain ketahui. Zoe sering merasa kesepian. Tidak ada yang bisa ia ajak bicara di rumah atau sekedar menjadi tempat ia mencurahkan isi  hatinya. Orang tuanya yang selalu sibuk bekerja dan sering berpergian ke luar negeri, ditambah dirinya yang merupakan anak tunggal yang artinya tidak ada yang menemaninya di rumah kecuali para pembantu. Bagi Zoe, hidupnya hanya sekedar belajar, balapan dan pergi ke dua tempat yang paling ia sukai.

Malam itu, Zoe pun tertidur setelah lelah menangis seperti malam malam sebelumnya.

"TITT TITT."

"TIIITT."

"TIIITT TITTT TITTT."

"BRUAKK."

"KENZO!!!"

Zoe terbangun di tengah tengah malam.

"Mimpi itu lagi."

Tangannya beralih ke laci bagian bawah meja lalu mengambil sebotol obat. Menuangkan isinya yang merupakan pil putih, lalu memakannya.

Itu adalah obat tidur. Obat tidur? Ya, anda tidak salah membaca. Zoe sering mengalami hal seperti tadi. Atau bisa dibilang, setiap hari. Jadi, ia membutuhkan obat tidur untuk membantunya kembali tidur. Pernah beberapa kali Zoe mencoba untuk tidak mengkonsumsinya dan berakhir tidak tidur semalaman.

VasiliosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang