CHAPTER 4 - HUKUMAN

49K 2.7K 19
                                    

Di kelas XI IPS 1, proses belajar mengajar pun berlangsung seperti biasa. Saat ini adalah Zoe dan teman sekelasnya sedang diajar oleh guru terkiller se SMA Rajawali.

"Baik, ada pertanyaan?" Tanya guru tersebut.

"Tidak pak." Jawab semuanya.

"Ok anak anak, sakarang kita akan mengadakan ujian Sejarah. Semua buku disimpan dalam laci, hanya ada pensil dan kertas kosong di meja. Seperti biasa, tidak boleh suara, bertanya jawaban ataupun memberi jawaban. Jika sudah selesai boleh langsung kumpul." Ucap guru Sejarah yang terkenal paling killer.

Tanpa basa basi, seluruh murid pun melakukan apa yang disuruh. Ingin mengeluh namun takut dimarahi. Tentu saja mereka tidak mau menjadi korban amukan guru tersebut. Udah killer, gak tanggung tanggung lagi kalau kasih hukuman.

"Psst psst, Zoe, nomor dua apa?" Tanya Kalista berbisik saat ia menemukan soal yang ia tidak bisa.

"Tiga." Jawab Zoe pelan tanpa menoleh. Takut jika gurunya itu menyadari jika ia sedang memberi jawaban.

"Makasi." Bisik Kalista.

"Ehem, ada apa ini?" Tiba tiba, guru Sejarah merema sudah berada di belakang Zoe dan Kalista.

"Eh bapak." Cengir Zoe.

"Erm itu anu ini, lagi minta penghapus tadi pak sama Zoe. Ha iya itu hehe." Kalista menjawab dengan gelagapan.

"Gak ada alasan, Zoe, Kalista, keluar kalian. Hormat bendera sampai pelajaran saya selesai!" Ucap guru Sejarah.

"Sekarang pak?" Tanya Zoe sok polos.

"Enggak, minggu depan!" Muka guru tersebut mulai berubah.

"Oh yauda pak, minggu depan baru keluar aja." Ok, kali ini Zoe beneran cari masalah.

"SEKARANG ZOE!!! CEPAT!!!." Amuk guru Sejarah.

"Tapi tadi katanya minggu depan pak. Gimana sih?" Tanya Kalista.

"ZOE ARTEMIS ADIPUTRA, KALISTA LANA BENEDITH, CEPAT KELUAR." Teriak guru sejarah tersebut membahana. Mungkin, kelas kelas lain pun dapat mendengar suara teriakan guru tersebut.

Mendengar amukan guru Sejarahnya yang sudah siap untuk meledak, Zoe dan Kalista pun langsung berlari keluar kelas dan menjalankan hukumannya.

"Gila lo Kal, cari masalah banget, uda tau tuh guru botak killer banget." Ucap Zoe sambil ngos ngosan.

"Ya kan gue bosen, lagian dia ngasi hukuman gak tanggung tanggung. Ini tuh masi pagi, mataharinya terik banget, gak tau apa panas banget." Kalista berkata sambil mengipas wajahnya menggunakan tangan yang sebenarnya tidak memberikan efek apapun.

"Untung hukumannya gak ditambah ya." Ucap Kalista lagi.

"Lo sih pake acara ngejawab dia lagi." Ucap Zoe.

"Bosen tau Zoe, bosen. Lagian kan lo yang mulai." Bela Kalista.

"Hmm, gue lupa siapa yang tadi nanya jawaban." Ucap Zoe menyindir.

"Piss, jangan marah Zoe hehe, lo kan tau gue paling gak suka Sejarah." Jawab Kalista.

"Saya suruh kalian hormat bendera, bukan bercerita!" Tiba tiba, dari arah belakang terdengar suara menggelegar. Apa lagi jika bukan suara guru Sejarah tersayang mereka.

"Anjir, gue jantungan deh lama lama." Umpat Kalista.

"Bisa budeg gue denger suara teriakan dia terus." Zoe berkata dengan pelan.

"Tuh guru bisa ya dari lantai atas sengaja turun buat lihat kita." Ucap Kalista.

"Fans kali." Balas Zoe acuh.

"Fans pala lo." Ucap Kalista sambil mengeplak kepala Zoe pelan.

Akhirnya, bel istirahat berbunyi. Itu artinya, pelajaran guru killer itu pun sudah berakhir dan Zoe serta Kalista sudah terbebas dari hukuman.

"Gila tuh guru sumpah, panas banget ini, untung gue gak pingsan." Ucap Kalista dramatis begitu sampai di kelas.

"Lebay lo!" Ucap Bella, Zoe dan Xandra serempak.

"Au ah gelap, gue mau ke kantin, laper bye!" Kata Kalista ngambek lalu berjalan kearah kantin.

"Perasaan ini masi terang deh." Ucap Bella polos.

"Kok kalista bilang gelap ya?" Tanya Bella.

Xandra dan Zoe hanya melihat kearah satu sama lain, lalu menghela nafas.

"Yatuhan, gue punya teman kok gini amat." Gumam Zoe.

"Kok bisa gue betah temenan sama mereka ya." Heran Xandra.

Keduanya pun meninggalkan Bella yang masih bingung mencari dimana letak gelapnya. Ketika tersadar telah ditinggalkan, ia pun berteriak "Woi kok gue ditinggal huaaa mommy." Lalu berlari menyusul sahabatnya.

Nah kan, emang gak betul nih anak. Mungkin waktu ia masih di dalam perut mommynya, terjadi semacam kesalahan atau apa gitu. Atau mungkin waktu besar pernah ketabrak atau kebentur gitu otaknya, jadinya agak miring sebelah.

"Kalian jahat tinggalin aku. Bella ngambek!" Ucap Bella sesampainya di kantin.

Belum sempat sahabatnya jawab, entah kebetulan atau apa, Darius melewati meja mereka dan mendengar ucapan Bella.

"Eh anak ayam, gak usah ngambek gitu. Udah tau jelek, jadi makin jelek." Ucap Darius.

"Woi badak, lu diam deh, lagian yah gue cantik gini lo bilang jelek? Heh, mata lo rabun? Mau gue beliin kacamata?" Bella menjawab dengan berapi api.

"Aku gak mau kacamata dari kamu, tapi kalau orangnya boleh deh." Gombal Darius sambil tersenyum.

Blush, siapa yang tidak baper jika digombali oleh seorang Darius yang super ganteng, apalagi ditambah eye smile nya saat tersenyum.

"Tapi boong. Wlekk." Ucap Darius melanjutkan ucapannya lalu berlari menghindari amukan singa.

"Sialan lo Dar, lo buat gue malu. Huaaaa!" Bella benar benar malu, mau taruh dimana muka cantik dia. Terlebih banyak anak anak yang sedari tadi menonton mereka, yang artinya mereka juga mendengar ucapan Darius dan muka blushing Bella.

"Salah sendiri. Siapa suruh baper." Balas Darius.

Ya! Bella menyukai Darius sejak lama. Begitu pun dengan Darius. Namun, ego keduanya terlalu tinggi untuk saling mengakui. Alhasil seperti inilah mereka, setiap bertemu selalui bagaikan Tom and Jerry. Tidak pernah bisa akur.

"Kalian kalau ketemu harus banget ya berantem dulu?" Heran Kalista.

"Kalau enggak berantem dulu, bukan mereka lagi namanya Kal." Balas Alex sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Jangan berantem mulu Bel, Dar. Jadian pulak kalian nanti." Ucap Xandra.

"Betul tuh, kalau kata orang, benci bisa jadi cinta loh." Tambah Zoe.

"Apa apaan sih." Balas Bella yang mukanya semakin memerah.

Lalu Zoe dkk pun tertawa karena berhasil menggoda Bella.








Hi guyss, hayoo ada gak yang seperti Bella dan Darius. Saling suka tapi gak ada yang mau bilang. Hihihi.

28 April 2020
Revised 05 August 2020

VasiliosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang