Alken langsung berbalik dan memanggil dokter. Sedangkan Alana langsung berlari mendekati Zoe. Dalam sekejap, dokter yang dipanggil oleh Alken sudah berjalan masuk, diikuti oleh dua suster wanita.
"Semuanya normal pak, buk."
Setelah melakukan berbagai pengecekan yang diperlukan, ketiganya pun pamit dan meninggalkan ruangan tersebut.
"Zoe." Panggil Alana lirih. Setitik air mata mengalir.
"Mo-m." Balas Zoe kesusahan.
Alken yang berdiri dibelakang Alana yang sedang duduk pun tersenyum.
"Syukurlah kamu udah sadar." Ucap Alana tersenyum.
Zoe pun ikut tersenyum. Ia merasa, sudah lama sekali sejak terakhir kali ia melihat sosok mommy dan daddynya.
"Zoe kok bisa di sini?" Tanya Zoe dengan nada yang sangat rendah.
"I-itu, kamu kecelakaan." Jawab Alana singkat.
Sebelum dokter yang mengecek Zoe keluar, ia sempat memberitahu Alana dan Alken untuk tidak menjelaskan apa yang terjadi kepada Zoe. Takutnya, itu akan berefek pada Zoe. Dirinya mungkin saja masih trauma atau sejenisnya.
Mendengar jawaban Alana, Zoe pun tidak bertanya lebih jauh lagi. Logika saja, kalau kecelakaan, sudah pasti masuk rumah sakit.
"Kevin mana? Jahat banget gak ada di samping Zoe waktu Zoe bangun." Tanya Zoe sambil cemberut.
"Astaga, daddy lupa mengabari mereka." Terkejut Alken lalu mengeluarkan ponselnya.
Orang pertama yang ia telfon adalah Kevin.
Tutt tutt tutt. Maaf, nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi. Sorry, the number-
Setelah mencoba tiga kali, barulah Alken teringat jika Kevin sedang berada di acara keluarga Amanda.
Karena tidak ingin mengganggu, Alken pun tidak menelefon lagi. Dirinya hanya mengirimi pesan singkat yang mengatakan jika Zoe telah sadar.
Alken memutuskan untuk tidak menghubungi sahabat sahabat Zoe. Takutnya, mereka malahan kabur dari acara prom night sekolah.
Mengingat jika sahabat sahabat Zoe ini cukup bar bar dan nekat."Kevin lagi ada acara Zoe. Mungkin agak malaman baru kesini." Ucap Alken.
"Oh gitu, emang sekarang jam berapa dad?" Tanya Zoe.
"Udah jam delapan lewat. Loh, kok cepat ya?" Terkejut Alken saat melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Perasaan waktu kita sampai sini sekitaran jam tujuh deh." Ucap Alana, bingung juga.
"Mom sama dad udah makan?" Tanya Zoe saat melihat kantongan plastik yang terletak di meja. Jika dirinya tidak salah lihat, di dalamnya terdapat dua kotak nasi.
"Eh iya kan, lupa." Jawab Alana sambil menepuk dahinya pelan.
Saat Alken kembali ke kamar bersama seorang dokter dan dua perawat, Alken sempat mengambil kantongan yang tadi ia buang lantai lantai karena terkejut dan menaruhnya secara asal di meja.
"Yauda makan dulu sana. Nanti sakit loh." Ucap Zoe.
"Dih, yang sekarang lagi terbaring siapa?" Balas Alana.
"Emang mom nih ya. Kan biar kita kayak family goals gitu loh." Ucap Zoe lagi.
"Geli. Kepala kamu kepentok kayaknya." Ucap Alana sambil memasang ekspresi geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vasilios
Teen FictionAlaska Zeroun Braditya, ketua geng motor Vasilios berhati beku dipertemukan dengan seorang Zoe Artemis Adiputra, murid pindahan yang terlihat seperti gadis pada umumnya namun menyimpan sejuta rahasia dan misteri dalam hidupnya. Namun, ini tidak han...