19. Walking With You

1.3K 186 7
                                    

Met Baca

*
*
*
*

Ckittt...

Mobil Daniel berhenti disebuah restoran seafood sederhana di pinggir pantai.

Jujur saja Lucy sempat merasa linglung dan bingung saat mobil mulai melaju kearah jalan pedesaan kemudian ke jalan mengecil yang hanya bisa dilewati oleh satu mobil saja.

Pikiran negatif selalu muncuat dari otaknya, memintanya untuk bertanya lebih lanjut pada Daniel. Tapi hati kecilnya selalu berusaha meyakinkan dan berfikir positif.

Hingga matanya membelalak saat dari kejauhan melihat sebuah pantai sepi yang sepertinya pantai private dengan sebuah restoran yang tampak mewah dan berkelas tapi sederhana diwaktu yang bersamaan.

Lucy menatap kaca jendela dengan terpukau melihat laut didepan sana yang sedang menampakan sunset yang menandakan hari akan berakhir sebentar lagi.

Mobil sudah terparkir di tempat yang seharusnya. Daniel pun bergegas melepas seatbeltnya dan hendak membuka pintu, tapi Daniel urung saat melihat Lucy yang berbinar binar menatap kearah laut.

Kebetulan sekali Daniel memarkirkan mobilnya di spot yang pas, membuat Lucy bisa lebih jelas melihat pemandangan golden hour.

Matahari yang tampak tenggelam dalam air laut membuat Lucy ingin memotretnya, tapi teringat jika ponselnya mati membuat Lucy hanya bisa mengelus pantulan cahaya pada kaca mobil.

"Ekhem!" Daniel berdehem guna mengalihkan atensi Lucy dari pemandangan diluar kepada dirinya. "Turun!" titahnya yang kemudian membuka pintu.

Lucy menepuk dahinya karena tak sadar jika mobil sudah berhenti karena terlalu asik melihat pemandangan diluar.

Lucy pun bergegas turun menyusul Daniel yang sudah berjalan duluan.

Daniel memilih  meja dalam ruangan dipojok dengan kaca besar sebagai penghalang dengan pemandangan laut langsung yang tersaji.

"Wahh, indah sekali," puji Lucy mengedarkan pandanganya melihat furniture yang ada didalam restoran ini.

"Permisi, tuan dan adiknya mau pesan apa?" ucap seorang pelayan laki-laki yang datang menghampiri meja mereka.

"Pfftt," Lucy menahan tawanya saat Daniel dipanggil tuan dan dirinya adik oleh si pelayan.

Hey! Usia Daniel hanya berbeda satau tahun darinya padahal.

Apa karena Daniel belum melepas blezer kebesaran yang menutupi seluruh tubuh sekaligus baju seragamnya membuat pelayan itu mengira Daniel adalah orang tua?

Melihat Lucy yang menahan tawanya membuat Daniel mendelik dan si pelayan laki-laki itu keheranan.

"Ekhem.. ekhem," Lucy berdehem sebentar kemudian menegakkan duduknya. "Saya ingin memes..."

"Bawakan saja makanan yang paling terkenal dan banyak diminati," ujar Daniel memotong ucapan Lucy. Si pelayan mengangguk paham dan segera menulisnya.

"Ya~~ jangan yang itu, aku ingin eomuk-bokkeum," tolak Lucy mengenai pesanan Daniel.

Si pelayan melirik Daniel yang sedang menatap keheranan pada Lucy.

Daniel tidak habis pikir dengan keinginan gadis itu. Ini restoran mahal loh, gadis itu malah meminta masakan sederhana yang bahkan bisa dibuat sendiri.

Daniel pun menatap sang pelayan kemudian mengangguk mengiyakan permintaan Lucy.

"Baik, mohon tunggu dalam beberapa menit kemudian," ucap pelayan yang kemudian pamit undur diri untuk menyiapkan pesanan mereka.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang