38. Whatever People Say

911 145 27
                                    

Met Baca

*
*
*
*

Dua hari...

Sudah dua hari sejak kejadian tidak mengamalkan yang melukai Lucy entah dari fisik atau pun psikisnya.

Sudah dua hari juga Lucy memutuskan untuk meliburkan diri guna menenangkan diri yang terkadang masih merasa takut untuk bertemu orang asing dan mengontrol emosi.

Tidak, sebenarnya Lucy hanya berniat untuk meliburkan diri hanya satu hari. Akan tetapi Daniel meminta Lucy untuk menambah hari libur, katanya sih agar lukanya kering terlebih dahulu dan mengelupas. Masalah bekas nanti kalau mau berangkat katanya hanya perlu di beri concealer.

Lucy sih menurut saja, karena dia pikir mungkin dia bisa beristirahat sejenak dari banyaknya materi yang harus dia kejar sekaligus bisa puas menghabiskan waktu bersama Daniel.

Tapi namanya juga realita, terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi yang kita harapkan. Nyatanya selama dua hari ini Lucy hanya bolak balik dari rumah ke rumah kerja, berguling di sofa setelah bosan membaca novel dan memang Lucy menghabiskan waktu bersama Daniel, iya bersama menemani Daniel yang fokus dengan banyaknya berkas dan tak jarang ditinggal untuk mengurus urusan yang tidak boleh Lucy ketahui.

Huft... Sama saja, menyebalkan.

Dan hari ini, Lucy terbangun pagi pagi buta dan sejak saat itu Lucy terus merengek pada Daniel untuk pergi ke sekolah.

"Niellll~ aku ingin pergi ke sekolah, boleh yaa?" rengek Lucy seraya mengguncang lengan kiri Daniel yang sedang membuat segelas kopi. Daniel hanya melirik sebentar Lucy yang terus memasang wajah imutnya.

Bukanya gimana, hanya saja ini hari terakhir sekolah! Hari Jum'at! Atau sering disebut hari kejepit untuk mereka berangkat, karena besok libur. Bukanya malas untuk berangkat, tapi bukankah lebih baik sekalian saja tidak usah berangkat dari pada mengotori seragam hanya untuk satu hari?

Daniel mengabaikan Lucy dan memilih untuk mendudukkan diri dikursi meja makan setelah selesai membuat kopi. Diatas meja sudah terdapat beberapa map berkas-berkas penting dan sebuah laptop yang menampilkan kolom-kolom Exel yang tidak bisa Lucy pahami.

Lucy tidak menyerah untuk membujuk Daniel, dia pun mendudukan diri disebelah Daniel dan merapatkan kursinya kemudian kembali merengek.

"Ayolah~~ dua hari aku tidak berangkat pasti sudah banyak materi yang tertinggal, kau tau kan beberapa satu Minggu kedepan akan ada penilaian," bujuk Lucy dengan alasan klasik jika dilarang sekolah.

Berhasil! Lucy berhasil menarik perhatian Daniel untuk kali ini. Daniel menolehkan wajahnya dan menatap mata Lucy yang dibuat seperti mata anak anjing yang menggemaskan, the power of Puppy eyes.

"Kau tau hari ini hari apa? Percuma jika kau berangkat hari ini, lebih baik lanjutkan saja berlibur dan berangkat saat hari Senin tiba nanti," ujar Daniel mengeluarkan pendapat logisnya.

Lucy memanyunkan bibirnya. "Tapi aku ingin sekolah~~" Lucy kembali menyangkal.

Daniel menarik nafas pelan kemudian melirik melihat jam disudut laptop yang menunjukan pukul 6.25, masih sempat untuk kesekolah.

"Oke! You want it, you got it. Lekas bersiap dan jangan lupa untuk menutup luka mu itu" putus Daniel pada akhirnya.

Tidak bisa, Daniel sudah tidak bisa lagi mendengar rengekan Lucy sedari pagi buta saat Daniel baru saja hendak mengarungi mimpinya setelah bergadang. Lebih baik menurutinya saja.

"YEY!!"

Chup...

"Terima kasih~~" seru Lucy gembira sampai tak sadar langsung mengecup pipi Daniel sebelum berlari menaiki tangga menuju kamarnya untuk bersiap.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang