57. All I Need

973 113 30
                                    

Met Baca

Sorry dont be expet tooo much

*
*
*
*


Waktu bergulir, hari-hari berlalu hingga tanpa sadar hari-hari berat terlewati sampai ke ujung minggu lagi.

"Tuan Muda, sesuai perintah planB sudah tersampaikan namun kami belum mendapatkan balasan," Paman Kim membuka percakapan setelah diberi izin masuk dan menyampaikan tujuan kedatanganya di ruang kerja Daniel.

Daniel mengalihkan atensinya dari berkas yang sedang dibacanya. Senyum Asimetris terukir tipis pada sudut bibirnya. "Kita tunggu saja ikan memakan umpan itu," ucap Daniel dengan suara berat nan serak yang membuat Paman Kim mengernyit keheranan.

"Baik Tuan Muda, tapi maaf apa anda baik-baik saja?" Paman Kim mengangguk patuh dan bertanya dengan sopan.

Daniel hanya mengulas senyum tipis dan memasang tampang biasa saja. "Apa maksud mu paman?" tanya Daniel seolah tidak mengerti dengan maksud Paman Kim.

Paman Kim tampak mematikan iPad nya sesaat sebelum menatap lurus kearah Daniel. "Tuan Muda, jadwal anda untuk sisa hari ini kosong. Apakah anda tidak ingin pulang lebih cepat?" ucap Paman Kim yang sontak menghasilkan kerutan tipis didahi Daniel.

"Tidak paman, masih ada beberapa berkas yang harus ku periksa," putus Daniel yang kemudian melanjutkan kegiatanya membaca berkas penawaran kerja sama dengan teliti.

Paman Kim menghembuskan nafas beratnya sejenak. Anak muda ini memang terlalu ambisius sampai mengabaikan kondisinya sendiri.

"Tuan Muda, maaf jika saya lancang. Saya pikir lebih baik anda pulang saja, wajah anda terlihat pucat Tuan Muda," ucap Paman Kim dengan suara tegas yang jarang ia keluarkan.

Daniel tak bergeming. "Masih bany--"

"Maaf menyela Tuan Muda, saya bisa menggantikan anda untuk sementara waktu. Tuan Muda, lebih baik anda pula karena kesehatan anda itu nomor satu," sela Paman Kim, Tuan Mudanya ini memang sulit diberitahu.

Keras kepala dan keras pada diri sendiri, jika sakitnya baru gejala maka dia akan terus memaksakan diri. Tidak perduli akan kesehatan tubuhnya dan berakhir tumbang, walau dalam semalam kemudian besoknya kembali memaksakan diri.

Paman Kim tau, selama puluhan tahun mendampingi Ayah dari sang Tuan Muda sampai saat ini masih diizinkan untuk mendampingi Tuan Mudanya, kepribadian ayah dan anak itu sama. Sama-sama keras kepala dan ambisius, pekerjaan adalah preoritas sampai untuk raganya saja terabaikan.

Paman Kim juga tau alasan sifat itu hadir, ya karena didikan keras secara turun temurun dari keluarga seperti mereka lah yang membentuk kepribadian itu. Terlebih untuk seorang anak tunggal atau anak pertama.

Daniel tampak terpaku, tak lama kekehan kecil tersuara seiring dengan Daniel yang mendongak menatap paman Kim dengan kilatan meremeh. "Kau memerintah ku, Paman?"

Paman Kim yang tadi berwajah tegas seperti halnya seorang ayah memarahi anaknya yang membangkan kini terperangah, merasa tertohok.

"T-tuan Muda, ini tidak seper--"

"Ya, aku pulang setelah selesai menandatangani persetujuan kontrak ini," potong Daniel yang kemudian kembali fokus kepada berkas yang tersisa beberapa lembar lagi.

Paman Kim merasa sedikit melega. "Baiklah,"

Tak butuh waktu lama, belum ada lima menit Daniel sudah menyelesaikan kegiatanya.

"Aku tidak bisa bekerja sama dengan mereka paman. Lagi pun disini tertulis begitu banyak persyaratan yang hanya menguntungkan untuk pihak sana, mereka tidak tahu malu," ucap Daniel setelah menutup berkasnya dengan kasar.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang