51. Your Home, Our Home

792 137 4
                                    

Met Baca

Hope you like ya~

Jangan terlalu banyak berekspetasi ya yorobun~

*
*
*
*

Hari-hari terus berlalu.

Sudah 4 hari sejak kejadian malam itu dan hari ini adalah hari terakhir Lucy rawat inap di rumah sakit yang begitu jauh dari kota tempatnya berada sebelumnya.

Setelah perjuangan mendebat sana sini akhirnya Lucy menang melawan mereka yang memaksanya untuk tetap rawat inap sampai lukanya benar benar pulih kembali, namun dengan jurus mata berkaca-kaca yang seperti kucing kecil kelaparan hendak menangis Lucye berhasil membuat mereka harus rela memperbolehkan nya pulang.

Pada awalnya semuanya terasa begitu menyenangkan saat banyak orang yang menjaga dan mengelilinginya. Tapi kemudian Lucy merasa kesepian saat seseorang yang dia harapkan untuk datang malah sama sekali tak datang untuk sekedar menjenguknya.

Terkadang Lucy hanya ditinggal sendirian dengan penjagaan ketat diluar ruangan saat semua orang sibuk dengan kegiatannya.

1 jam di ruang kotak putih sendirian rasanya seperti satu tahun. Lucy tidak bisa bergerak sesukanya karena nyeri kadang menyerang dari pusat lukanya dan itu membuat Lucy muak sendiri.

Ingin Lucy memanggil teman-temannya, tapi dia tidak bisa.

Tidak! Mungkin mereka tidak akan menolak dan akan langsung gas datang saat Lucy meminta. Tapi Lucy tidak mau. Mereka harus fokus untuk ujian yang akan dilaksanakan minggu depan, Lucy tidak mau mengganggu.

Karena Lucy tau, teman-temannya itu memang Loyal. Tapi untuk kasus ini, mereka hanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mengambil libur. Mereka begitu menyukai yang namanya liburan dan suka sekali mencuri kesempatan untuk berlibur, tapi ntah kenapa nilai mereka selama yang Lucy pantau masih di atas rata-rata.

Lucy bukanya iri, hanya saja dia sedikit khawatir akan posisinya. Karena dia anak Beasiswa yang keberlangsungan sekolah di sekolahnya bergantung pada nilai dan Lucy harus mempertahankan nilainya.

Ada alasan Lucy memaksa untuk pulang, selain karena dia mudah bosan dan mulai muak dengan bau obat-obatan. Lucy juga tidak mau lebih tertinggal pelajaran, apalagi minggu depan ada Penilaian Tengah Semester.

Jadi, ya begitulah~

"Lucy~ sudah siap nak?" tanya nyonya Min yang baru saja selesai mengeluarkan koper yang berisi beberapa perlengkapan Lucy.

"Eum! Sudah Ma! Apa dia sudah datang?" jawab dan tanya Lucy dengan antusias.

Nyonya Min tersenyum seraya mengusap surai panjang Lucy. "Ya, sudah di mobil,"

Jawaban itu membuat Lucy cemberut. "Cih! Dasar tidak peka!" gumam Lucy lirih.

"Ayo!" ajak nyonya Min seraya menggandeng Lucy keluar ruangan.

Oh, ya! Selain merengak minta pulang pada orang tuanya, Lucy juga menelfon Tuan Kim untuk memintanya mengatakan pada sang Tuan Muda agar mau menjemput dan mengantarkannya pulang.

Tuan Kim tentu menurut pada permintaan Lucy tanpa perlu Lucy membuat drama seperti kepada orang tuanya. Karena permintaan Lucy sudah seperti perintah baginya, sama halnya seperti sang Tuan Muda.

~~

"Mama dan Papa pulang ya sayang, kalian hati-hati di jalan," pamit nyonya Min saat sampai di sebelah sebuah mobil berwarna hitam metalik.

Lucy mengangguk. "Ya, Mam! Kalian juga hati-hati," ucap Lucy yang membalikan pesan dari sang Mama.

Saat nyonya Min sudah memasuki mobil, Lucy pun melakukan hal yang sama.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang